The Pursuit Of Happyness

Pursuit of Happyness, adalah salah satu film terbaik yang pernah saya lihat selama ini. Suatu kisah nyata kehidupan dari Chris Gardner yang benar-benar menyentuh perasaan. Diperankan oleh salah satu aktor terkenal, Will Smith, dan juga dibintangi juga oleh anaknya sendiri Jaden Smith yang berperan sangat bagus dan menarik difilm ini.

Chris gardner (Will Smith) adalah seorang salesman untuk alat kedokteran, yang hidup bersama istri (Thandie Newton) dan seorang anak (Jaden Smith). Kehidupan yang dilalui Chris sangatlah berat, dia harus dapat menjual alat semacam X-Ray portable untuk tulang itu dua buah dalam satu bulan, ia berusaha mati-matian untuk mendapatkan dokter yang ingin membeli alatnya tersebut, dan ia juga berjuang agar istrinya tetap percaya bahwa dia dapat menghidupi keluarganya dengan keadaan yang cukup kelak. Istrinya sendiri bekerja sebagai buruh di suatu perusahaan. Hampir setiap hari Chris dan istrinya bertengkar karena masalah keuangan.

Hari demi hari terus berlalu, sampai akhirnya sang istri tidak dapat lagi bertahan dengan pekerjaan Chris yang sangat-sangat tidak mencukupi kebutuhan keluarga itu. Dia dan istrinya akhirnya berpisah, istrinya mencoba hidup di New York. Semenjak itu, Chris-lah yang merawat anaknya. Dan disinilah kisah menarik itu bermula, bagaimana seorang ayah sangat begitu menyayangi dan berjuang demi anaknya. Chris mencoba mengikuti program latihan untuk menjadi makelar saham (stockbroker), karena ia melihat orang-orang yang bekerja disana selalu menampakkan muka ceria dan bahagia yang dimana ia tidak pernah menampilkan wajah seperti itu dalam kehidupannya.

Chris akhirnya menjalani program latihan tersebut dengan amat tekun dan bersungguh-sungguh. Chris berhasil mengambil hati atasannya, karena Chris seorang yang berkomitmen, cerdas, dan ikhlas. Disamping menjalani latihan tersebut, ia masih harus menjual alat X-ray-nya itu, karena latihan itu tidak memberikan uang pesangon sepersen pun. Disaat Chris mulai kehabisan uang, ia terpaksa keluar dari rumah kontrakannya dan berlomba-lomba untuk dapat masuk di rumah penampungan di kota San Francisco tersebut. Akhirnya Chris berhasil menjual alat X-raynya itu, dan ia membawa anaknya tidur di hotel untuk satu malam, demi membahagiakan anaknya yang kelelahan harus mengantri untuk mendapatkan tempat penampungan.

Tibalah saat ujian akhir dari program latihan yang dijalani. Chris menjadi orang nomor dua tercepat dalam mengumpulkan kertasan ujian, karena orang yang pertama lupa mengisi bagian esai di pertanyaan belakang sekali. Lalu beberapa hari kemudian, dengan perasaan yang berdebar-debar. Chris memasuki ruang rapat untuk mendapatkan hasil latihannya. Dan Chris dinyatakan lulus, dia menangis, demikian juga dengan saya. Untuk pertama kali dalam hidupnya Chris menampakkan muka yang bahagia. Bagaimana akhirnya? Tonton aja .. heheh..

Pelajaran yang bisa diambil:

Jangan mudah menyerah. Saya waktu nonton film ini sempat berpikir, andai aja itu aku, aku juga belum tentu sekuat dan setabah Chris Gardner, banyak masalah yang dihadapi, keuangan yang sangat kurang, istrinya meninggalkannya, tetapi dia masih tetap kuat dan tidak menyerah.. Huf .. salut...

Rekomendasi banget film ini, bagi yang belon nonton, liat aja deh, meski review nya udah telat :)

Previous
Next Post »