Nats : Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan (Lukas 22:46)
Bacaan : Keluaran 17:8-16
Dengan garang, si banteng menyerudukkain merah di tangan matador. Setelah berulang kali ia pun kelelahan, sebab tiap kali mendekati kain merah, si matador mengibaskannya. Ia tak sadar kain merah itu bukan lawan yang sebenarnya.
Peperangan Israel melawan Amalek bukan sekadar perang fisik antara dua kekuatan militer. Amalek hanya alat-semacam "kain merah" yang dikibaskan oleh kekuatan yang ingin menghambat rencana Allah bagi masa depan Israel. Itu sebabnya Musa sebagai pemimpin Israel perlu memimpin bangsanya menghadapi perang tersebut secara tepat. Caranya? Dengan "mengangkat tangan", yakni terus berdoa, seperti lazimnya umat Israel berdoa dengan menadahkan tangan (Ezra 9:5; 1 Timotius 2:8) sampai kemenangan mereka raih. Doa yang tak henti, karena tidak dilakukan sendiri, tetapi bersama-sama-sebagaimana Musa berdoa bersama Harun dan Hur-besar sekali kuasanya. Sebab Tuhan-lah yang berperang melawan "si musuh sejati".
Hidup kita serupa pertempuran. Banyak musuh menyerbu; desakan nafsu, situasi pelik, orang sulit di pekerjaan, pengusik ketenangan rumah tangga, penjegal karier, pesaing yang curang, pengacau, dan pemfitnah di gereja. Menghadapi hal-hal ini dengan kekuatan fisik hanya akan membuat kita lelah dan kalah. Apalagi jika kita pun terkecoh untuk membalas dengan cara serupa. Kita mesti sadar bahwa mereka hanya "kain merah", bukan "si matador" yang mengibarkannya. Jadi, hadapilah dengan doa. Angkatlah tangan, tetaplah berdoa! Jika Anda menjadi lelah, mintalah saudara seiman untuk turut menopang dan berdoa bersama kita. Andalkan kekuatan Allah dalam melawan "sang matador", si penguasa kegelapan -PAD
PEPERANGAN ROHANI HARUS DIHADAPI
DENGAN SENJATA ROHANI PULA
SABDA.org
EmoticonEmoticon