Lompatan Iman

Bacaan: Matius 9:18-26

Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.- Matius 9:22

Kaum Gurka adalah pejuang Nepal yang sangat berani dan tak pernah mengenal rasa takut. Hanya kali ini mereka tampak ragu-ragu ketika menerima perintah untuk melompat dari pesawat tempur dalam sebuah peperangan. Biasanya pejuang ini selalu berkata ya untuk setiap perintah, namun kali ini mereka mengajukan beberapa persyaratan untuk berani melompat dari pesawat tempur. Ada tiga syarat yang mereka ajukan, yang pertama : tanahnya penuh semak, tak berbatu-batu dan lunak, yang kedua : pesawat yang mengangkut mereka harus terbang selambat mungkin dan yang ketiga : pesawat itu tak terbang lebih dari 30 meter. Kontan saja, si ahli strategi perang berkata, “Syarat yang pertama dan kedua bisa dipenuhi, tapi syarat yang ketiga jelas tak mungkin, karena parasutnya tak akan sempat terbuka dari ketinggian 30 meter.” Para Gurka berkata, “O, kalau begitu tidak apa-apa deh. Kami bersedia lompat dari mana saja. Anda tidak menyebutkan soal parasut itu sebelumnya.”

Ketika saya membaca kisah nyata tersebut, saya tersenyum geli melihat keluguan sekaligus keberanian pejuang Gurka untuk melakukan apa saja demi kemerdekaan. Bahkan melompat dari ketinggian 30 meter tanpa parasut pun mereka berani melakukannya. Berbicara tentang kehidupan iman kita, harusnya kita lebih dari pejuang Gurka tersebut. Mengapa? Karena kita memiliki Panglima perang yang bijak yaitu Tuhan kita sendiri. Ia tidak pernah menyuruh kita melakukan lompatan iman, tanpa janji penyertaan-Nya.

Hanya sayang kita selalu takut untuk melakukan lompatan iman, meski Tuhan sudah memperlengkapi kita dengan “parasut surgawi” , malaikat Tuhan yang menjaga kita, bahkan janji-Nya sendiri bahwa Ia akan selalu menyertai dan menolong kita. Kita selalu meragukan Tuhan dan mengijinkan kebimbangan bermain-main di area pikiran kita. Bagaimana kalau nanti Tuhan tidak menolong? Bagaimana kalau gagal? Bagaimana kalau yang terjadi justru sebaliknya?

Dan apa jadinya dengan orang yang dikuasai kebimbangan seperti itu? Ia justru tidak akan mendapat apa-apa! Sebab itu jika Tuhan menghendaki kita melakukan lompatan iman, milikilah keyakinan bahwa janji dan penyertaan-Nya itu sempurna. Seperti halnya Musa yang membelah laut kolsom. Demikian juga mujijat akan kita alami kalau kita berani melakukan lompatan iman.

(Kwik)

Renungan Harian Spirit

Previous
Next Post »