Nats : Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau (Ayub 42:5)
Bacaan : Ayub 1:1; 42:1-6
Banyak dari kita mungkin sering mendengar ungkapan ini: "Mengapa ia bisa mengalami hal itu? Padahal ia orang baik. Kasihan, ya?" Orang cenderung berpikir bahwa tidak adil bila ada orang baik yang hidup menderita. Ibarat orang tak bersalah yang harus menerima hukuman. Orang berpikir bahwa hidup orang baik itu selalu diberkati Tuhan. Atau, bila ia harus mengalami kesulitan, Allah akan segera menolong.
Alkitab mencatat bahwa Ayub adalah orang saleh, yang bahkan dipuji oleh Allah sendiri (1:1). Namun, Ayub harus mengalami penderitaan yang datang bertubi-tubi. Dari yang awalnya kaya raya sekarang jatuh miskin; dari yang semula sehat sekarang jatuh sakit. Seluruh anaknya tewas dalam sebuah kejadian. Istri serta teman-temannya meninggalkan Ayub. Apa salah Ayub? Tidak, Ayub tidak bersalah. Lalu mengapa ia mengalami penderitaan yang begitu berat? Karena Allah ingin mengajar Ayub tentang siapa diri-Nya. Melalui penderitaan, Allah ingin Ayub mengenal Dia lebih dalam. Dan inilah yang diakui Ayub pada akhir cerita tentangnya. Pengenalan Ayub akan Allah menjadi lengkap saat ia berkata: "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau" (42:5).
Penderitaan bukan berasal dari Allah, tetapi kerap kali Allah mengizinkan hal itu terjadi supaya kita dapat memetik hikmah dari penderitaan tersebut; baik itu hikmah mengenai kekudusan, pertobatan, ataupun mengenai Allah sendiri. Jadi, daripada menangis dan mengeluh, mari temukan apa yang hendak Tuhan ajarkan lewat penderitaan kita -RY
ALLAH KERAP KALI MENGIZINKAN HUJAN LEBAT TERJADI
SUPAYA KITA DAPAT MELIHAT PELANGI
SABDA.org
EmoticonEmoticon