Nats : Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu ... apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? (Mazmur 8:4,5)
Bacaan : Mazmur 104
Suatu sore, saya asyik bercengkerama dengan anak saya yang baru berusia dua setengah tahun. Langit sore yang lembayung tampak begitu indah, sehingga sayang untuk kami lewatkan sambil bersantai di kursi panjang. Dengan asyik anak saya menelusuri langit dengan jari mungilnya yang tertuding ke atas, sembari menyanyi "Pelangi, pelangi, alangkah indahmu ...."
Tiba-tiba senandungnya yang patah-patah itu terhenti dan ia bertanya, "Ma, Tuhan ada di mana?" Saya agak terkejut mendengarnya, tetapi dengan segera saya menjawab, "Tuhan ada di hatimu, Nak. Di hati Mama juga."
Sebagai orang dewasa, benak kita cenderung penuh dengan berbagai urusan. Maka, tak heran bila sedang memandang ciptaan Tuhan dan keindahan alam, kita jarang mengingat Pribadi yang telah menciptakan semua itu (Mazmur 104:24). Padahal, sesungguhnya hal itu merupakan saat-saat indah di mana Tuhan menyapa kita dengan kesejukan kasih-Nya, khususnya di tengah-tengah berbagai urusan kita di dunia ini. Bahkan manakala kita berada di tengah gelapnya kehidupan, alam akan mengingatkan kita bahwa Allah yang menciptakan semesta yang agung, sesungguhnya juga memerhatikan kita pribadi demi pribadi, termasuk segala keberatan di hidup kita (Mazmur 8:4,5).
Marilah kita menikmati karunia Allah yang dari waktu ke waktu mewakili senyum kasih-Nya. Langit yang biru, mentari senja yang memerah, pelangi yang membusur dengan cantiknya, pegunungan yang gagah, lautan yang menggelora, dan banyak lagi yang lain, akan selalu menunjuk kepada kebesaran penciptanya -AW
TANGAN ALLAH MENCIPTA ALAM YANG BEGITU LUAS
TETAPI DIA JUGA BISA MENDEKAP SAYA YANG BEGITU KECIL
Yayasan Gloria
EmoticonEmoticon