Ibuku, Permataku

Ibuku, permataku, alangkah indah jiwanya. Nilai ibu melebihi permata Merah Delima atau emas. Ia diciptakan oleh Tuhan dan di kirim dari sorga.

Dan permata-permata yang diberikan kepadaku adalah permata KASIH. Kasih yang sama sekali tak bersyarat dan yang ada untuk selamanya. Kasihnya terhadap aku tak pernah meninggalkan aku seorang diri. Kasih yang luar biasa!

Permata kedua yang diberikannya kepadaku adalah BIMBINGAN untuk setiap hari. Ketika ia mengikuti Tuhan, iapun menunjukkan aku akan jalannya yang benar. Tuhan memberikan kepadanya kebijakan melalui kelahiranNya yang suci untuk diteruskan kepadaku agar aku dapat bertahan hidup di bumi ini. Namun, tujuan utama pada akhir perjalanannya adalah ketika ia mendengar Tuhannya mengatakan, “Bagus sekali, anakKu!”

Kemudian permata ketiga yang tak ternilai dan yang Tuhan berikan adalah Permata PENGORBANAN. Seorang Ibu yang setia kepada kebenaran Firman Tuhan akan mengorbankan jiwanya dan tak pernah kedengaran mengeluh sedikitpun. Ia akan memberikan apapun yang ia miliki dan tak pernah bertanya mengapa. Ini semua ia lakukan demi keselamatan mereka yang oleh Tuhan dititipkan kepadanya.

Selanjutnya permata ke empat adalah PEMBERIAN DORONGAN dan HARAPAN. Ia bersedia untuk berjalan melalui panas api untuk dapat memberikannya kepada yang dikasihinya. Apapun yang menjadi tugas dan pilihanku, ia dipuji dan diberi pahala untuk imannya di akhir hidupnya.

Kemudian ada permata ke lima, yaitu KEBERANIAN dan bukan ketakutan. Ia mengajarku untuk mendengar agar aku dapat mengerti. Aku senantiasa berperang dengan Iblis setiap menit dalam kehidupanku sehari-hari. Namun, Tuhan merupakan jawabannya bila aku hanya mengikuti jalanNya. Ibuku selalu berada di sana, siang atau malam untuk membangunkan keberanianku dan mengajarku apa yang benar. Banyak sekali perempuan yang telah melakukan hal-hal yang mulia, namun Ibuku melampaui mereka semua, ketika sebagai seorang Ibu, mendengar dan menjawab akan panggilan Tuhan.

Yang terakhir namun yang terutama adalah permata dari DOA. Ibu menghabiskan berjam-jam dari waktunya di atas kedua lututnya agar aku tetap selamat di dalam kasih karunia-Nya. Ia mengajarku setiap hari bahwa pencobaan-pencobaan dalam hidup ini dapat berlangsung lama, namun apabila aku memiliki iman dalam Tuhan, maka Tuhan akan menolongku menjadi kuat. Ibuku bisa lemah dan lembut, namun juga bisa menjadi keras pada waktu yang lain. Ia memberikan kasih-sayangnya tanpa bersyarat.

Ia adalah Ibuku, Permataku, demikian tak ternilainya dan demikian langkahnya. Dan aku berterima kasih kepada Tuhan bahwa aku telah diletakkan dengan selamat di dalam pemeliharaannya.

Loretta Coley

Previous
Next Post »