Senang rasanya melihat anak saya dapat mengendalikan motor-motoran barunya. Sebelum memulai mengendarai motor-motorannya, saya terlebih dahulu memberikan pengarahan singkat mengenai apa saja yang harus diperhatikannya, mulai dari cara menjalankan motornya, menghindari lobang, tembok dan got.
Saat menjalankan motornya, saya mengiringinya, dan setiap kali dia hampir menabrak tembok atau mengarah ke got, saya cepat-cepat mengulurkan tangan saya untuk menghentikannya. Adakalanya saya membiarkan dia menabrak objek yang tidak membahayakan agar saya dapat mudah menjelaskan akibat kalau menabrak sesuatu. Disamping itu saya bisa mengajarkan apa yang harus dilakukannya untuk menghindari kejadian tsb (mengerem), atau harus mundur ketika objek tsb merintangi jalannya agar dia dapat memulai jalan kembali.
Semakin lama dia semakin pandai mengendalikan motornya, dan sekarang dia sudah bisa mengendalikan motornya dengan lincah. Anak saya terlihat sangat gembira luar biasa, bahkan setiap bangun tidur (pagi atau siang) selalu ingin mengendarai motor-motorannya dengan semangat. Akhirnya saya mulai membiarkannya mengendarai motor-motorannya sendiri, dan saya cuma memandanginya dari jauh, kalau-kalau dia membutuhkan pertolongan saya.
Saya merenungkan pengalaman ini, setiap hari TUHAN memberikan kita motor untuk kita kendarai. Motor itu adalah kehidupan kita, keluarga kita, pekerjaan kita, waktu kita termasuk semua berkat-berkat yang kita miliki. TUHAN ingin setiap kali kita bangun pagi, kita bisa mengendalikannya. Tetapi, pernahkah kita sebelum memulai aktivitas (mengendarai motor tsb) kita meluangkan waktu untuk briefing (berdoa) minta tuntunan pada TUHAN, supaya kita mampu mengendalikannya? Atau kita cuek saja, langsung bangun dan menganggap bahwa dengan kekuatan yg kita punya, kita akan mampu mengendalikannya? Pernahkah kita meminta supaya disamping karunia berkat, kita juga meminta agar TUHAN juga memberikan karunia kuasa menikmati berkat-berkat tsb?
"Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah" - Pengkhotbah 5:19
Banyak orang memiliki harta melimpah, tapi tidak bisa menikmatinya karena sakit gula, sakit rematik, sakit mag, alergi, sakit parah lainnya. Banyak orang memiliki karir bagus, anak sehat tapi jarang bisa memiliki kesempatan bersama keluarga. Banyak orang semakin dikaruniai anak, rumah, tapi malah merasakan hidupnya semakin terhimpit dan terkekang. Dalam kehidupan kita, terkadang TUHAN mengijinkan kita menubruk sesuatu (masalah), semata-mata supaya kita kembali kepada-Nya, hidup mengandalkan TUHAN. Dia akan mengajarkan kita bagaimana cara menangani masalah.
"Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya" - 1 Korintus 10:13b
Tentu ini tergantung dari kepekaan kita mendengar suara-Nya. Semakin mampu mendengar suara-Nya maka kita akan semakin cakap mengatasi masalah kita. Firman Allah berkata, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" - Filipi 4:13.
Semakin kita mampu dan cakap mengendalikan masalah kita, bukankah kehidupan itu indah karena ada masalah, dan tiap bangun pagi kita hadapi dengan penuh semangat. Meskipun TUHAN sepertinya jauh, tapi mata-Nya selalu tertuju pada orang-orang yang dikasihi-Nya.
Oleh : Timotius Tunggul Manurung
EmoticonEmoticon