Thanksgiving Day

Hari Thanksgiving sudah dekat. Ibu guru kelas 1 SD memberikan sebuah tugas yang mengasyikkan yaitu untuk menggambar sesuatu yang sangat mereka syukuri. Kebanyakan anak-anak di kelas itu bukanlah dari kalangan berada, tetapi mereka semua merayakan hari libur itu dengan kalkun panggang dan benda-benda tradisi hari Thanksgiving. Benda-benda inilah yang menurut pikiran ibu guru itu, akan menjadi subyek gambar murid-muridnya. Dan ternyata benar, kebanyakan dari mereka menggambar benda-benda itu.

Tetapi Douglas membuat gambar yang berbeda. Douglas adalah anak yang baik. Dia adalah anak kesayangan ibu gutu itu. Saat anak-anak lainnya bermain di jam istirahat, Douglas lebih suka berada di dekat ibu guru. Orang hanya bisa menduga kalau Douglas punya kesedihan yang mendalam.

Ya, gambarnya berbeda. Ketika diminta untuk menggambar sesuatu yang membuatnya bersyukur, Douglas menggamar sebuah yangan. Tidak ada yang lain. Hanya sebuah yang kosong.

Gambarnya yang abstrak itu menjadi perhatian teman-temannya. Tangan siapa itu? Seorang anak menebak, itu adalah tangan seorang petani, karena petani yang berternak kalkun. Yang lain menebaknya tangan seorang polisi, karena polisi melindungi dan peduli kepada masyarakat. Ada juga yang menebaknya tangan Tuhan, karena Tuhan yang menciptakan hari Thanksgiving. Perdebatan itu berlanjut sampai ibu guru hampir melupakan pelukis yang menggambarnya.

Ketika anak-anak lain telah pergi, ibu guru itu berhenti di meja Douglas, membungkuk dan bertanya kepadanya, "Tanga siapa itu?". Anak kecil itu mendongak ke wajah ibu guru dan menjawab, "Itu adalah tanganmu, ibu guru.". Ibu guru teringat saat-saat dimana ia memegang tangan Douglas dan berjalan bersamanya. Seberapa sering ia berkata, "Pegang tanganku Douglas, kita berjalan keluar." Atau, "Perhatikan ibu guru ya." Atau, "Mari kita lakukan bersama." Douglas sangat bersyukur karena tangan ibu guru. Sambil mengusap air matanya, ibu guru memeluk Douglas, "Terima kasih".

Bersyukurlah karena ada orang-orang disekitarmu, yang memegang tanganmu ketika kamu tertinggal. Mereka yang berkata, "Mari kita lakukan bersama-sama". Yang selalu bilang, "Jangan ungkit masa lalu lagi, kamu sudah dimaafkan." Bersyukur karena di antara orang-orang yang meninggalkanmu, masih ada mereka yang selalu mendukungmu.

Previous
Next Post »