Apa bedanya menjadi anggota gereja dengan menjadi anggota organisasi macam klub olah raga atau hipermarket tertentu?
Perbedaannya terletak pada pemahaman tentang gereja. Gereja bukan sekedar organisasi, melainkan sebuah "organisme". Sesuatu yang hidup. Itu sebabnya dalam Alkitab metafora gereja bukan benda mati, melainkan benda hidup, tubuh. Setiap anggota, akan "hidup" dalam arti berfungsi dan memenuhi "tujuannya" kalau melekat pada tubuh. Sebaliknya, anggota yang terlepas dari tubuh, tidak akan berfungsi.
Berbeda dengan organisasi macam klub olahraga atau hipermarket. Dengan masuk menjadi anggotanya, betul, kita bisa mendapat "keuntungan" tertentu. Namun kalaupun tidak, kita tidak menjadi "tidak hidup" atau tidak "berfungsi".
Rick Warren dalam bukunya, The Purpose Driven Life (Diterbitkan oleh Gandum Mas, 2005) , mengatkan, "Jika sebuah organ dipisahkan dari tubuhnya, ia akan melemah dan mati. Organ itu tidak bisa hidup dari dirinya sendiri, demikian juga Anda. Terpisah dan terpotong dari "sumber" hidup berupa gereja lokal, kehidupan rohani Anda akan melemah dan akhirnya mati. Karena itu, gejala pertama dari kemunduran rohani biasanya adalah tidak teratur menghadiri kebaktian ibadah dan pertemuan umat percaya lainnya.
Hal serupa dikatakan Joshua Harris di bukunya, Stop Dating the Church! (Diterbitan oleh Gloria Graffa, 2007), "Setiap orang kristiani dipanggil untuk terikat secara mendalam dengan sebuah gereja. Mengapa? Karena gereja merupakan kunci utama dari kesehatan dan pertumbuhan rohani orang kristiani."
Dengan begitu, kita tidak hanya dipanggil untuk menjadi percaya, tetapi juga untuk menjadi anggota tubuh Kristus (1 Korintus 12:27).
Menjadi anggota sebuah komunitas sebetulnya juga sudah menjadi "kodrat" manusia (Kejadian 2:18). Johann G. Herder, filsuf penyair dari Eropa, mengatakan bahwa manusia memiliki the idea of longing. Kebutuhan untuk masuk dalam sebuah kelompok.
Dasar Biblis
Sebetulnya tidak ada ayat Alkitab yang secara langsung dan tegas mengayakan bahwa kita harus jadi anggota gereja lokal. Keanggotaan gereja pada zaman Perjanjian Baru bisa dibilang lebih merupakan keanggotaan "teologis" daripada "organisatoris". Kalau Anda sudah percaya kepada Kristus, kita satu keluarga, tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, budak atau orang merdeka, pria dan wanita.
Bisa dimengerti, karena orang kristiani ketika itu belum banyak. Pula gereja belum seaneka ragam sekarang. Di satu kota jemaat hanya satu; Jemaat Korintus, Jemaat Filipi, dan sebagainya. Memang terjadi juga perpecahan di kalangan jemaat, seperti di Jemaat Korintus, tetapi tidak lantas membuat orang memisahkan diri dan membangun gereja baru di lain tempat seperti kerap terjadi di zaman sekarang : kecewa dengan gereja yang ada, lalu bikin gereja baru.
Namun, secara tidak langsung hal penting dari keanggotaan gereja lokal bisa di lihat, misalnya dengan penyebutan jemaat Filip, Korintus, Efesus, dan sebagainya. Bahkan setiap kali kata ekklesia atau kuriake (artinya : gereja) disebut dalam Alkitab, selalu menunjuk pada jemaat lokal tertentu.
Di samping itu, gereja adalah gagasan Tuhan bukan sekedar rancangan atau program yang di bikin oleh manusia (Matius 16:18). Kalau gereja itu prakarsa Tuhan, kita tidak boleh menganggap sepele hal keanggotaan gereja ini.
Dasar Praktis
Secara praktis pentingnya keanggotaan gereja lokal berkenaan dengan identitas, tanggung jawab, dan komitmen kita :
Kesimpulan :
Sumber :
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon