Tuhan Yang Sederhana

"Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar" - Lukas 1:53

Bacaan : Lukas 1:46-55

Ketika Ratu Elizabeth II mengunjungi Amerika Serikat, ia membawa lebih dari seribu delapan ratus kilogram barang. Itu sudah termasuk dua pakaian untuk setiap acara, pakaian berkabung andaikata ada yang meninggal, dua puluh dua liter plasma, dan tempat duduk toilet putih terbuat dari kulit anak kambing. Ia juga membawa penata rambut pribadi, dua pelayan pria, dan sejumlah pegawai lain. Kunjungan singkat seorang ratu ke negara asing itu menghabiskan dana dua puluh juta dolar.

Memang pantas bila pembesar bepergian, banyak persiapan dilakukan. Namun, perhatikanlah bagaimana Yesus "berkunjung" ke bumi. Dia tidak lahir di istana. Sebaliknya, Dia terdampar di sebuah kandang. Dia hadir sebagai bayi yang bergantung sepenuhnya pada perawatan suami-istri muda yang masih canggung; dan golongan yang pertama menyambut-Nya hanyalah para gembala.

Tentang kesederhanaan Kristus ini, Philip Yancey dalam bukunya Bukan Yesus yang Saya Kenal menulis, "Saat saya membaca kisah kelahiran Yesus, saya tidak bisa tidak menyimpulkan bahwa walaupun dunia mungkin lebih mementingkan mereka yang kaya dan berkuasa, Allah lebih mementingkan mereka yang hidup sangat sederhana". Kelahiran dan kehidupan-Nya menggambarkan perhatian Allah pada mereka yang tertindas.

Di tengah perayaan Natal yang cenderung meriah dan mewah, kita ditantang untuk menangkap semangat kesederhanaan Kristus. Terlebih saat-saat ini, ketika kondisi perekonomian nasional sedang sulit dan banyak orang kurang beruntung. Natal membuka kesempatan bagi kita untuk berbagi dan mengulurkan tangan -ARS

DENGAN KESEDERHANAAN-NYA, YESUS KRISTUS MENAWARKAN PEMBEBASAN BAGI MEREKA YANG TIDAK BERDAYA

Yayasan Gloria

Previous
Next Post »