Dimanakah Tuhan?

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." - Yeremua 29:11

Kala hidup kita menjadi kelabu, sepertinya kita sedang berjalan di dalam lembah kekelaman. Berbagai macam bahaya dan tekanan datang menerpa secara bersamaan, membuat kita menjadi takut. Kecemasan dan keputusasaan menjadi sarapan setiap pagi, ditutup malam harinya dengan insomnia dan kekalutan.

Dalam keadaan berat ini, kita hanya bisa berseru kepada Tuhan, tetapi sepertinya jawaban tidak kunjung datang. Malahan keadaan menjadi semakin berat, sampai pada satu titik, kita akan bertanya, "Dimanakan Tuhan?".

Sepertinya doa-doa kita menjadi kosong dan hanya sebatas langit-langit kamar. Bantal menjadi penampung air mata, bukannya kirbat Tuhan. Gereja hanya menjadi rutinitas dan Alkitab hanya menjadi penghias meja.

Biasanya, akan ada teman-teman kita yang datang silih berganti. Beruntung jika memiliki teman yang datang dengan kata-kata penghiburan. Berbagai harapan dan ayat Firman Tuhan akan menghiasi sedikit menit-menit bersama mereka. Namun ketika jawaban tidak kunjung datang, kata-kata pengharapan mereka menjadi tidak lebih dari sekedar puisi yang biasa terdapat di pembatas Alkitab. Setiap nasehat dan maksud baik mereka pun malah bisa menyakit hati kita.

Ketika saat itu datang kepada Ayub, perkataan teman-temannya bukanlah menjadi jawaban. Ketika Ayub mencari Tuhan, namun sepertinya Tuhan menghilang. Tetapi ia terus mencari Tuhan dan mengetuk surga. Pengharapannya kepada yang tidak kelihatan lebih besar daripada masalahnya yang kelihatan. Ketika saat itu datang dalam kehidupan kita, bersikaplah seolah-olah hanya Tuhan yang mengerti bahasa dan doa hanya bisa di temui melalui jalan yang bertuliskan kesetiaan.

Ketika seorang cowboy mendaftar untuk asuransi, agen tersebut bertanya, "Apakah kamu pernah mendapat kecelakaan?"

"Tidak", jawab cowboy itu.

"Tapi seekor kuda pernah menendang dua tulang rusuk saya musim panas lalu dan beberapa tahun yang lalu seekor ular menggigit tumit saya."

"Bukankah itu yang disebut kecelakaan?", tanya agen itu dengan heran.

"Ah, bukan dong," kata cowboy itu, "Mereka melakukannya tanpa sengaja!"

Hari ini, berhenti mengasihi diri sendiri. Kamu bukah sebuah kecelakaan dan hidupmu bukan ajang tabrak lari. Tuhan memperhatikanmu seperti biji matanya sendiri dan tak pernah membiarkanmu sendiri.

Sumber : Renungan Devoted

Previous
Next Post »