"Mereka masuk ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas" - Matius 2:11
Bacaan : Matius 2:1-12
Seorang ibu tengah menyusun daftar hadiah Natal buat para kerabat dan sahabat keluarga. Anaknya yang berumur tujuh tahun duduk di sampingnya dan asyik memerhatikan. "Nak, Ibu sudah menyusun daftar nama penerima hadiah Natal kita. Coba kamu lihat, apakah ada nama yang lupa Ibu tulis?" tanyanya. Si anak menyimak daftar nama yang ditulis ibunya dengan teliti. "Ibu lupa mencatumkan nama Yesus," sahutnya kemudian.
Sebetulnya sangat ironis ketika Natal tidak lagi berfokus pada Kristus. Bukankah Natal adalah peringatan akan hari kedatangan-Nya? Sayangnya, yang kerap terjadi sekarang adalah orang-orang malah sibuk dengan kepentingan dan kesenangannya sendiri, sehingga pertanyaan yang muncul bukan, "Apa yang bisa aku berikan buat Sang Bayi Kudus?", melainkan, "Hadiah apa yang akan aku dapat? Mau shopping ke mana? Bisnis apa lagi yang bisa aku garap?". Fokusnya adalah "aku", bukan Kristus.
Di gereja pun demikian. Orang begitu sibuk dengan berbagai persiapan acara, hingga tidak jarang orang saling berkelahi. Kita lupa untuk duduk tenang dan bertanya, "Apakah memang ini yang Kristus inginkan sebagai peringatan atas kelahiran-Nya?" Tidak heran kalau kemudian Natal berlalu tanpa makna. Hanya sebuah rutinitas. Tidak mengubah atau memperbarui apa-apa.
Hari ini kita kembali membaca kisah para Majus. Mereka datang ke Betlehem dari negeri yang jauh; melewati berbagai rintangan dan bahaya; membawa hadiah-hadiah bermakna untuk Kristus. Fokus mereka adalah: menyembah Kristus, bukan menuruti keinginan atau kepentingan sendiri -AYA
NATAL HARUS BERFOKUS PADA KRISTUS
SEBAB NATAL ADALAH PESTA-NYA, BUKAN PESTA KITA
Yayasan Gloria
EmoticonEmoticon