Rudolph

Suatu malam di bulan Desember di Chicago, seorang gadis kecil berusia 4 tahun naik ke tempat tidur ayahnya dan berkata, "Papa, kenapa mama tidak seperti mama yang lainnya?"

Bob melihat sekilas ke arah sofa dimana terbaring lemah Evelyn, istrinya yang masih muda, akibat kanker selama 2 tahun. Hampir semua penghasilan dan tabungan ia gunakan untuk pengobatan Evelyn.

Ketika jarinya membelai rambut Barbara, ia berdoa supaya bisa menjawab pertanyaan putrinya. Di apartemennya yang lusuh, ia merangkul putrinya dan membacakan sebuah cerita, "Alkisah ada seekor rusa bernama Rudolph, satu-satunya rusa di dunia yang memiliki hidung besar berwarna merah. Rudolph sangat malu dengan hidungnya yang unik. Rusa yang lain sering menertawakannya, keluarganya pun malu. Di malam natal, Santa Claus bersama tim rusanya bersiap untuk perjalanan setahun sekali keliling dunia. Seluruh komunitas rusa berkumpul untuk menyemangati pahlawan besar mereka sebelum berangkat.

Tapi malam itu kabut tebal menyelimuti bumi dan Santa tahu bahwa ia tidak mungkin bisa melihat cerobong asap karena kabut yang tebal itu. Tiba-tiba Rudolph muncul, hidungnya yang merah bersinar lebih terang dari sebelumnya. Santa pikir Rudolph bisa menolongnya. Ia mengikatkan tali pelana pada Rudolph di barisan rusa paling depan. Mereka berangkat! Rudolph memimpin Santa ke setiap cerobong dengan selamat malam itu. Hujan, salju, kabut tidak ada yang menghalanginya karena hidungnya yang bersinar itu. Dan akhirnya Rudolph menjadi rusa yang paling terkenal dan yang paling disayangi. Hidungnya yang pada awalnya membuat dirinya malu sekarang menjadi hal yang paling diingini di antara semua rusa. Santa Claus memberitahu semua orang bahwa Rudolphnya yang menjadi penolong pada malam itu, dan sejak Natal itu, Rudolph hidup dengan tenang dan gembira."

Setelah hari itu, Bob membuat cerita itu menjadi sebuah puisi "Malam sebelum Natal" dan membuatnya dalam bentuk buku dengan gambar sebagai ilustrasi sebagai hadiah khusus untuk Barbara. Bob berusaha keras membuat buku itu sebaik mungkin. Ia ingin putrinya mendapatkan hadiah yang layak, karena ia sudah tidak mampu lagi membeli kado yang lain.

Sebuah tragedi terjadi ketika Evelyn May meninggal dunia. Harapan Bob hancur, satu-satunya kekuatannya hanya Barbara. Dalam dukanya ia tetap meneruskan cerita "Rudolph" dengan tangisan air matanya.

Singkat cerita, tak lama setelah Barbara menangis kegirangan karena hadiah yang dapat dibuat oleh Bob dengan tangannya sendiri pada Natal pagi, Bob diminta untuk datang ke pesta liburan karyawan di Monfgomery Wards. Sebenarnya Bob tidak mau datang, tetapi akhirnya ia datang juga sambil membawa puisinya dan membacanya di tengah-tengah keramaian. Awalnya yang terdengar hanyalah suara canda tawa tetapi kemudian suasana menjadi hening, pada akhirnya ruangan dipenuhi dengan tepuk tangan. Itu terjadi pada tahun 1938.

Natal 1947, sebanyak 6 juta kopi buku itu telah terjual, membuat Rudolph menjadi salah satu buku terlaris di dunia. Permintaan akan produk sponsor meningkat drastis dan banyak para pengajar dan sejarahwan memperkirakan Rudolph akan mendapatkan tempat permanen di tradisi Natal.

Previous
Next Post »