Menikmati Hadirat Allah

Mazmur 15

Pertanyaan pemazmur adalah ungkapan hasrat terdalam orang beriman. Di dalam hidup para pahlawan iman sepanjang sejarah gereja, kita menjumpai pergumulan yang sama: bagaimana mengalami hadirat Allah, yakni hubungan yang teramat intim dengan Allah di dalam keseharian.

Pemazmur menyebut sembilan kondisi positif dan negatif agar orang beriman dapat menikmati hadirat Allah. Ia hidup benar dan dapat dipercaya. Ia berlaku adil (ayat 2). Uang tidak menempati kedudukan yang terutama di dalam hidupnya sehingga ia tidak akan menjual keadilan dengan menerima suap (ayat 5). Ia pun bisa mengendalikan perkataannya dengan hanya mengatakan kebenaran (ayat 2), tidak menyebarkan fitnah (ayat 3), dan menepati janji walau untuk itu ia harus bayar harga (ayat 4c, band. Pkh. 5:1-7). Ia tidak memandang remeh orang lain, melainkan memperlakukan mereka dengan hormat (ayat 3-4). Ia tidak segan mengulurkan tangan pada orang yang membutuhkan pertolongan, serta tidak memanfaatkan hal itu untuk menarik keuntungan (ayat 5). Ia menjauhi orang fasik dan berkawan dengan orang yang takut akan Tuhan (ayat 4a-b). Memang orang yang rindu untuk hidup akrab dengan Allah harus memiliki ungkapan sikap dan tindakan kebaikan maupun ungkapan sikap dan tindakan yang menghindari kejahatan.

Meski dari zaman ke zaman manusia seolah makin mandiri dan merasa tak perlu Tuhan, tetapi Tuhan menciptakan manusia dengan hati yang dipenuhi kebutuhan untuk bersekutu akrab dengan Tuhan. Oleh karena itu orang yang telah diperdamaikan dengan Allah oleh Yesus Kristus tidak boleh tidak memiliki hubungan intim secara nyata dan berkesinambungan dengan Allah. Persekutuan akrab dan pengalaman menikmati hadirat Allah secara nyata membuat kita hidup dengan kedalaman, juga membuat kita mampu membawa dampak rohani bagi dunia yang jauh dari Tuhan.

Maka milikilah disiplin saat teduh dan doa secara teratur juga kerinduan agar melalui berbagai alat anugerah-Nya, kita sungguh hidup di dalam kemah-Nya.
Previous
Next Post »