Namun pertama-tama, saya ingin menceritakan tentang salah satu konser terindah yang pernah saya tonton.
Air mata saya bercucuran hari itu. Saya menonton salah satu konser terindah di dunia. Konser ulang tahun seorang sahabat karib saya dan pewarta Kerygma-Alvin Barcelona. Alvin mengerti tentang konser. Ia terlahir untuk menyanyi. Bersama Legendaris Freddie Aguilar, pendengarnya tersebar di seluruh penjuru Eropa dan Asia. Tapi saat ulang tahunnya beberapa hari lalu, ia mempertunjukkan konser yang sangat berbeda.
Di luar kebiasaannya mengenakan pakaian "penyanyi rakyat" - kemeja yang kedodoran, celana yang kasar - Alvin berpakaian tahun 90-an, lengkap dengan setelan berwarna gelap dan dasi. (Petunjuk: Ia percaya ia sedang pentas bagi para pembesar.) Bahkan pemain band-nya pun mengenakan dasi!
Dan di luar kebiasaannya menyanyikan rock dan nyanyian rakyat, ia melantunkan lagu-lagu cinta tradisional Filipin. Lagu-lagu seperti Dahil sa Iyo dan Ikaw lamang ang aking iibigin. Di hari ulang tahunnya, Alvin menyanyi bagi yang sangat tua, yang sakit, yang buta, yang lumpuh, yang cacat mental, yang termiskin dari yang paling miskin - orang-orang yang tidak akan pernah mampu untuk membayar tiket konser. Kecuali dengan senyuman dan air mata mereka.
Ya, pada hari ulang tahunnya, Alvin Barcelona memberi sebuah konser yang sangat eksklusif di Anawim, pelayanan kami bagi orang-orang yang telantar. Saya selalu suka menyaksikan penampilan Alvin. Tapi hari itu sangat berbeda. Meskipun yang termiskin dari yang paling miskin yang menjadi hadirinnya, ia pentas seakan ia sedang bernyanyi bagi kaum bangsawan. Ia memberi semua yang ia miliki karena ia percaya pendengarnya pantas mendapat yang terbaik.
Saya menangis terus hari itu. Saya menangis sebab saya melihat sahabat-sahabat tua saya menangis karena gembira.
Saya menangis sebab saya melihat Oma Rosario menyanyikan lirik setiap lagu dengan ingatan yang sempurna - sekalipun ia mengalami gangguan otak. Saya menangis sebab saya melihat Gilbert, seorang pria di atas kursi roda, yang tidak dapat berbicara jelas karena sebuah kecelakaan mobil, menyanyi seperti Tom Jones. Saya menangis sebab saya melihat Judith, seorang wanita berusia 50 tahun yang bermental seperti anak 6 tahun, menari dengan suatu kebebasan yang sudah dilupakan oleh kebanyakan dari kita.
Percayalah, kami semua menangis dan tertawa di saat yang bersamaan.
Hari itu, sepertinya Surga turun dan mencium mereka. Dan ciuman itu bernama Alvin Barcelona. Tidak terlalu sulit untuk menjadi ciuman Tuhan di dunia ini. Alvin mempunyai suatu karunia dari Tuhan. Karunia untuk menyanyi dan mempertunjukkannya dalam konser yang bagus sekali. Jadi apa yang ia lakukan? Ia menggunakan karunianya, mengasahnya, mengembangkannya, dan membagikannya pada dunia. Dan ia memberinya pada mereka yang tidak akan pernah dapat membayarnya.
Dan Tuhan memakainya untuk menjadi ciumanNya di hari yang spesial itu. Di manapun Anda berada saat ini, ada orang-orang di sekeliling Anda yang sangat membutuhkan ciuman Tuhan. Mereka yang kesepian, yang telantar, yang miskin, yang sakit.
Apa karuniamu, teman?
Cari. Gunakan. Dan Anda juga akan menjadi ciumanNya di dunia ini.
Semoga impian Anda menjadi kenyataan.
Bo Sanchez
Renungan :
Suatu tindakan sederhana seringkali bisa berarti banyak bagi orang lain. Kita cenderung berpikir dan berencana untuk melakukan hal-hal besar, sehingga banyak hal kecil yang sebenarnya bisa kita lakukan tanpa perlu usaha extra terabaikan dan terlupakan. Artikel Bo ini meneguhkan kita untuk melakukan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan sesuai kemampuan kita masing2. Bagi keluarga kita...bagi orang-orang terdekat kita., bagi para sahabat kita, dan bagi banyak orang yang Tuhan taruh dalam hidup kita...
PS:
Jika Anda merasa terberkati oleh artikel ini, jangan berhenti ketika Anda selesai membacanya. Satu tindakan kecil Anda dengan meneruskan artikel ini mungkin saja akan mendatangkan suatu perubahan dalam hidup dan diri orang lain.
Air mata saya bercucuran hari itu. Saya menonton salah satu konser terindah di dunia. Konser ulang tahun seorang sahabat karib saya dan pewarta Kerygma-Alvin Barcelona. Alvin mengerti tentang konser. Ia terlahir untuk menyanyi. Bersama Legendaris Freddie Aguilar, pendengarnya tersebar di seluruh penjuru Eropa dan Asia. Tapi saat ulang tahunnya beberapa hari lalu, ia mempertunjukkan konser yang sangat berbeda.
Di luar kebiasaannya mengenakan pakaian "penyanyi rakyat" - kemeja yang kedodoran, celana yang kasar - Alvin berpakaian tahun 90-an, lengkap dengan setelan berwarna gelap dan dasi. (Petunjuk: Ia percaya ia sedang pentas bagi para pembesar.) Bahkan pemain band-nya pun mengenakan dasi!
Dan di luar kebiasaannya menyanyikan rock dan nyanyian rakyat, ia melantunkan lagu-lagu cinta tradisional Filipin. Lagu-lagu seperti Dahil sa Iyo dan Ikaw lamang ang aking iibigin. Di hari ulang tahunnya, Alvin menyanyi bagi yang sangat tua, yang sakit, yang buta, yang lumpuh, yang cacat mental, yang termiskin dari yang paling miskin - orang-orang yang tidak akan pernah mampu untuk membayar tiket konser. Kecuali dengan senyuman dan air mata mereka.
Ya, pada hari ulang tahunnya, Alvin Barcelona memberi sebuah konser yang sangat eksklusif di Anawim, pelayanan kami bagi orang-orang yang telantar. Saya selalu suka menyaksikan penampilan Alvin. Tapi hari itu sangat berbeda. Meskipun yang termiskin dari yang paling miskin yang menjadi hadirinnya, ia pentas seakan ia sedang bernyanyi bagi kaum bangsawan. Ia memberi semua yang ia miliki karena ia percaya pendengarnya pantas mendapat yang terbaik.
Saya menangis terus hari itu. Saya menangis sebab saya melihat sahabat-sahabat tua saya menangis karena gembira.
Saya menangis sebab saya melihat Oma Rosario menyanyikan lirik setiap lagu dengan ingatan yang sempurna - sekalipun ia mengalami gangguan otak. Saya menangis sebab saya melihat Gilbert, seorang pria di atas kursi roda, yang tidak dapat berbicara jelas karena sebuah kecelakaan mobil, menyanyi seperti Tom Jones. Saya menangis sebab saya melihat Judith, seorang wanita berusia 50 tahun yang bermental seperti anak 6 tahun, menari dengan suatu kebebasan yang sudah dilupakan oleh kebanyakan dari kita.
Percayalah, kami semua menangis dan tertawa di saat yang bersamaan.
Hari itu, sepertinya Surga turun dan mencium mereka. Dan ciuman itu bernama Alvin Barcelona. Tidak terlalu sulit untuk menjadi ciuman Tuhan di dunia ini. Alvin mempunyai suatu karunia dari Tuhan. Karunia untuk menyanyi dan mempertunjukkannya dalam konser yang bagus sekali. Jadi apa yang ia lakukan? Ia menggunakan karunianya, mengasahnya, mengembangkannya, dan membagikannya pada dunia. Dan ia memberinya pada mereka yang tidak akan pernah dapat membayarnya.
Dan Tuhan memakainya untuk menjadi ciumanNya di hari yang spesial itu. Di manapun Anda berada saat ini, ada orang-orang di sekeliling Anda yang sangat membutuhkan ciuman Tuhan. Mereka yang kesepian, yang telantar, yang miskin, yang sakit.
Apa karuniamu, teman?
Cari. Gunakan. Dan Anda juga akan menjadi ciumanNya di dunia ini.
Semoga impian Anda menjadi kenyataan.
Bo Sanchez
Renungan :
Suatu tindakan sederhana seringkali bisa berarti banyak bagi orang lain. Kita cenderung berpikir dan berencana untuk melakukan hal-hal besar, sehingga banyak hal kecil yang sebenarnya bisa kita lakukan tanpa perlu usaha extra terabaikan dan terlupakan. Artikel Bo ini meneguhkan kita untuk melakukan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan sesuai kemampuan kita masing2. Bagi keluarga kita...bagi orang-orang terdekat kita., bagi para sahabat kita, dan bagi banyak orang yang Tuhan taruh dalam hidup kita...
PS:
Jika Anda merasa terberkati oleh artikel ini, jangan berhenti ketika Anda selesai membacanya. Satu tindakan kecil Anda dengan meneruskan artikel ini mungkin saja akan mendatangkan suatu perubahan dalam hidup dan diri orang lain.
EmoticonEmoticon