Sebentar lagi seluruh orang Kristen didunia akan merayakan PASKAH. Perayaan Paskah biasanya dimulai dari perenungan atas penderitaan Yesus diperadilan Mahkamah Agama, Pilatus, Herodes, dilanjutkan dengan berbagai siksaan menuju bukit Tengkorak (Golgota) dan saat-saat menjelang kematiannya serta kematianNYA di kayu salib.
Dilanjutkan dengan berita sukacita dan kemenanganNYA dengan kebangkitanNYA dari antara orang mati, yang biasanya diawali dengan kisah Maria yang hendak menjiarahi makam Tuhan Yesus.
Ada sebagian orang percaya menambahkan perenungan makna Paskah dimulai dari kedatangan Yesus ke Jerusalem yang dielu-elukan, perjamuan makan malam
terakhir serta pergumulan Yesus yang luar biasa ditaman Getsemani. Sebagian lagi menambahkan ingatannya dengan peristiwa penampakan Yesus kepada murid-muridnya sampai pada kenaikanNYA ke Sorga dengan sisipan pesan Amanat Agung Tuhan Yesus.
Menjelang Paskah ini, saya mengajak kita merenungkan apa yang mendasari semua peristiwa dan pengorbanan Yesus itu semua. Satu kata yang saya ingin kita renungkan adalah KASIH. Kasih seperti apa yang mendasari peristiwa kelahiran Yesus sampai dengan KebangkitanNYA.
Dalam Yohanes 3: 16 kita menemukan suatu statement yang agung tentang kasih ALLAH Bapa kepada kita dalam kalimat “Karena begitu besarnya Kasih ALLAH pada kita, sehingga dikaruniakanNYA AnakNya yang tunggal, supaya barang siapa percaya tidak binasa, melainkan dapat hidup kekal”.
Apa uniknya peristiwa ini? Saat ini banyak sekali Orangtua yang bersedia menjual anaknya demi sedikit uang? Ada yang tega membunuh anaknya demi menutupi aibnya? Tidak jarang orangtua meninggalkan anaknya ditempat-tempat penampungan, bahkan sengaja membuangnya?
Bila kita bertanya kepada Bill Gate, maukah engkau menjual anakmu kepadaku? Aku bersedia membelinya dengan harga yang termahal yang mampu aku bayar. Maukah Bill Gate menjual anaknya? Saya percaya Bill Gate tidak akan bersedia menyerahkan anaknya.
Bila kita bertanya pada George W. Bush, maukah engkau menyerahkan anakmu kepadaku? Sebagai gantinya, engkau bisa meminta apa saja yang dapat kuberikan? Saya percaya juga, siapapun yang memintanya tidak akan diberikannya.
Tidak heran bila di Alkitab ada seorang Bapa yang luar biasa, mau menyerahkan anaknya kepada ALLAH yang memberikannya kepadanya sebagai korban, mendapat predikat Bapanya orang beriman. Abraham adalah sosok dan symbol seorang Bapak yang sangat mengasihi anaknya namun percaya sepenuhnya kepada kehendak dan KASIH ALLAH penciptanya.
Oleh karena keteladanan dan kerelaannya, Abraham dipilih sebagai bapak moyang dari keturunan yang akan melahirkan AnakNYA, yang benar-benar dikorbankan sebagai penebus dosa manusia.
Keunikan dari peristiwa ini ada 2, yaitu siapa sang BAPA dan ANAKNYA ini.
Yang pertama sang BAPA. ALLAH adalah BAPA yang MAHA KUASA, MAHA KAYA. Jauh melebihi Bill Gate dan George W. Bush saat ini. Jika BG, GWB bahkan Berman R. Sitorus pun tidak bersedia menyerahkan atau menjual anaknya demi kepentingan orang lain, tentulah sangat berat bagi ALLAH BAPA menyerahkan AnakNya sebagai penebus dan pengganti manusia yang seharusnya dihukumNYA.
Jika ada yang bisa menggantikan ANAK, maka saya percaya BAPA akan menciptkan, memberikan, menggantikannya. Bukankah DIA MAHA KUASA? Tidak mampukah DIA menciptakan sesuatu yang bisa Menggantikan YESUS? Bukankah DIA MAHA KAYA, tidak sanggupkah DIA membeli sesuatu yang bisa menggantikan
YESUS?
Selanjutnya mari kita melihat sosok anak yang dikorbankan. Anak seperti apa yang diserahkan ini? Banyak orangtua bersedia menyerahkan anaknya dipakai Tuhan menjadi pelayanNya, tapi kalau bisa jangan anak yang no. 1, jangan yang pintar dan berkwalitas unggul. Yang bandel atau yang kwalitas 2 atau 3 saja. Sayang sekali bila yang kwalitas 1 menjadi pelayan atau hamba Tuhan.
Syukurlah kita mengenal tokoh Hana, ibunda Samuel yang luar biasa. Bersedia menyerahkan Samuel anak yang dinginkannya, yang didambakannya. Namun karena dia sadar betul, bahwa Samuel anak kesayangannya, anak yang pertama lahir dari rahimnya adalah milik Tuhan. Dengan sukacita dipersembahkannya kepada TUHAN.
Puji Tuhan pemberian Hana, ibunda Samuel menjadi suatu persembahan yang harum dihadapan ALLAH, yang olehnya manusia banyak diberkati dan ALLAH berkarya secara luar biasa. Samuel adalah IMAM yang terakhir, yang menghantarkan bangsa Israel pada masa transisi kesistim pemerintahan yang baru, yang mengurapi Daud menjadi Raja Israel, yang dengan berani menggantikan Saul yang sedang berkuasa namun ditolak oleh Tuhan.
Yang kedua YESUS sang Anak. Siapakah Anak ini? Anak yang diserahkan oleh BapaNYA, luar biasakah dia? Dalam Yohanes 14:6, Anak ini mendeskripsikan dirinya dengan sangat jelas dan tegas. “AKUlah JALAN, KEBENARAN dan HIDUP, tidak ada seorangpun yang sampai kepada Bapa jikalau tidak melalui AKU”.
Anak ini, yaitu YESUS adalah JALAN. Jalan menuju Harta karun terindah dan yang tak ternilai, jalan menuju Sorga, rumah BapaNYA. Alangkah hebatnya dan tak ternilainya nilai dari Anak yang dipersembahlan Bapanya bagi kita.
Anak ini adalah Kebenaran, suatu Kebenaran yang hakiki dan tidak berubah dari dahulu sampai sekarang. Kebenaran yang tidak ada bandingannya didunia, sesuatu yang sangat mulia dan berharga, yang tidak akan pernah berubah oleh apapun.
Anak ini, yaitu YESUS adalah HIDUP. HIDUP yang kekal yang tidak akan pernah BINASA. HIDUP itu, yaitu Anak itu yang diberikan kepada kita yang tadinya Mati dan menuju kekebinasaan yang kekal. Oleh pemberian Anak ini, dihidupkan kembali bersama-sama dengan DIA kedalam Hidup yang kekal.
Oh alangkah indahnya Kasih Allah Bapa dalam Yesus Kristus anakNya yang dianugerahkan kepada kita. Janganlah kita sia-siakan dan kita nistakan dengan segala kehinaan kita, dengan hidup sembarangan.
Ibarat sebuah Mutiara atau Berlian yang sangat indah, murni dan berharga, masakan kita pasangkan diatas cincin imitasi yang murahan, tidakkah kita bersedia mencari dan membeli emas yang murni? Agar nilai Berlian dan Mutiara itu tidak menjadi hampa dan tidak bernilai, atau malah dipandang rendah dan palsu dihadapan mereka yang melihatnya?
Bila digabungkan dengan proses dan harga yang dibayar oleh sang ANAK, Yesus Kristus menebus kita yang digambarkan dari peristiwa pergumulan ditaman Getsemani, Peradilan dan siksaan serta puncaknya di kematian diatas Kayu Salib yang hina, serta turun kedalam alam maut, kematian akibat dosa-dosa kita.
Kasih seperti apakah yang diberikan oleh BAPA dan AnakNYA, Yesus Kristus kepada kita? Kasih seperti apakah yang sudah kita terima?
Mari kita renungkan dan kita persembahkan kepadaNYA yang terlebih dahulu mengasihi kita, kasih seperti apa yang sepantasnya kita berikan?
Menyambut Jumat Agung dan perayaan Paskah, kiranya renungan tentang “Kasih seperti Apa?” ini dapat membantu kita melihat sudah seperti apa kasih kita kepadaNYA.
Kasih seperti apa pula yang sudah kita berikan kepada mereka-mereka yang kita kasihi? Suami/Istri, Ayah dan Bunda, Anak, abang/kakak/ adik, ponakan, jemaat dan sesame kita.
Salam kasih,
Berman R. SItorus
Dilanjutkan dengan berita sukacita dan kemenanganNYA dengan kebangkitanNYA dari antara orang mati, yang biasanya diawali dengan kisah Maria yang hendak menjiarahi makam Tuhan Yesus.
Ada sebagian orang percaya menambahkan perenungan makna Paskah dimulai dari kedatangan Yesus ke Jerusalem yang dielu-elukan, perjamuan makan malam
terakhir serta pergumulan Yesus yang luar biasa ditaman Getsemani. Sebagian lagi menambahkan ingatannya dengan peristiwa penampakan Yesus kepada murid-muridnya sampai pada kenaikanNYA ke Sorga dengan sisipan pesan Amanat Agung Tuhan Yesus.
Menjelang Paskah ini, saya mengajak kita merenungkan apa yang mendasari semua peristiwa dan pengorbanan Yesus itu semua. Satu kata yang saya ingin kita renungkan adalah KASIH. Kasih seperti apa yang mendasari peristiwa kelahiran Yesus sampai dengan KebangkitanNYA.
Dalam Yohanes 3: 16 kita menemukan suatu statement yang agung tentang kasih ALLAH Bapa kepada kita dalam kalimat “Karena begitu besarnya Kasih ALLAH pada kita, sehingga dikaruniakanNYA AnakNya yang tunggal, supaya barang siapa percaya tidak binasa, melainkan dapat hidup kekal”.
Apa uniknya peristiwa ini? Saat ini banyak sekali Orangtua yang bersedia menjual anaknya demi sedikit uang? Ada yang tega membunuh anaknya demi menutupi aibnya? Tidak jarang orangtua meninggalkan anaknya ditempat-tempat penampungan, bahkan sengaja membuangnya?
Bila kita bertanya kepada Bill Gate, maukah engkau menjual anakmu kepadaku? Aku bersedia membelinya dengan harga yang termahal yang mampu aku bayar. Maukah Bill Gate menjual anaknya? Saya percaya Bill Gate tidak akan bersedia menyerahkan anaknya.
Bila kita bertanya pada George W. Bush, maukah engkau menyerahkan anakmu kepadaku? Sebagai gantinya, engkau bisa meminta apa saja yang dapat kuberikan? Saya percaya juga, siapapun yang memintanya tidak akan diberikannya.
Tidak heran bila di Alkitab ada seorang Bapa yang luar biasa, mau menyerahkan anaknya kepada ALLAH yang memberikannya kepadanya sebagai korban, mendapat predikat Bapanya orang beriman. Abraham adalah sosok dan symbol seorang Bapak yang sangat mengasihi anaknya namun percaya sepenuhnya kepada kehendak dan KASIH ALLAH penciptanya.
Oleh karena keteladanan dan kerelaannya, Abraham dipilih sebagai bapak moyang dari keturunan yang akan melahirkan AnakNYA, yang benar-benar dikorbankan sebagai penebus dosa manusia.
Keunikan dari peristiwa ini ada 2, yaitu siapa sang BAPA dan ANAKNYA ini.
Yang pertama sang BAPA. ALLAH adalah BAPA yang MAHA KUASA, MAHA KAYA. Jauh melebihi Bill Gate dan George W. Bush saat ini. Jika BG, GWB bahkan Berman R. Sitorus pun tidak bersedia menyerahkan atau menjual anaknya demi kepentingan orang lain, tentulah sangat berat bagi ALLAH BAPA menyerahkan AnakNya sebagai penebus dan pengganti manusia yang seharusnya dihukumNYA.
Jika ada yang bisa menggantikan ANAK, maka saya percaya BAPA akan menciptkan, memberikan, menggantikannya. Bukankah DIA MAHA KUASA? Tidak mampukah DIA menciptakan sesuatu yang bisa Menggantikan YESUS? Bukankah DIA MAHA KAYA, tidak sanggupkah DIA membeli sesuatu yang bisa menggantikan
YESUS?
Selanjutnya mari kita melihat sosok anak yang dikorbankan. Anak seperti apa yang diserahkan ini? Banyak orangtua bersedia menyerahkan anaknya dipakai Tuhan menjadi pelayanNya, tapi kalau bisa jangan anak yang no. 1, jangan yang pintar dan berkwalitas unggul. Yang bandel atau yang kwalitas 2 atau 3 saja. Sayang sekali bila yang kwalitas 1 menjadi pelayan atau hamba Tuhan.
Syukurlah kita mengenal tokoh Hana, ibunda Samuel yang luar biasa. Bersedia menyerahkan Samuel anak yang dinginkannya, yang didambakannya. Namun karena dia sadar betul, bahwa Samuel anak kesayangannya, anak yang pertama lahir dari rahimnya adalah milik Tuhan. Dengan sukacita dipersembahkannya kepada TUHAN.
Puji Tuhan pemberian Hana, ibunda Samuel menjadi suatu persembahan yang harum dihadapan ALLAH, yang olehnya manusia banyak diberkati dan ALLAH berkarya secara luar biasa. Samuel adalah IMAM yang terakhir, yang menghantarkan bangsa Israel pada masa transisi kesistim pemerintahan yang baru, yang mengurapi Daud menjadi Raja Israel, yang dengan berani menggantikan Saul yang sedang berkuasa namun ditolak oleh Tuhan.
Yang kedua YESUS sang Anak. Siapakah Anak ini? Anak yang diserahkan oleh BapaNYA, luar biasakah dia? Dalam Yohanes 14:6, Anak ini mendeskripsikan dirinya dengan sangat jelas dan tegas. “AKUlah JALAN, KEBENARAN dan HIDUP, tidak ada seorangpun yang sampai kepada Bapa jikalau tidak melalui AKU”.
Anak ini, yaitu YESUS adalah JALAN. Jalan menuju Harta karun terindah dan yang tak ternilai, jalan menuju Sorga, rumah BapaNYA. Alangkah hebatnya dan tak ternilainya nilai dari Anak yang dipersembahlan Bapanya bagi kita.
Anak ini adalah Kebenaran, suatu Kebenaran yang hakiki dan tidak berubah dari dahulu sampai sekarang. Kebenaran yang tidak ada bandingannya didunia, sesuatu yang sangat mulia dan berharga, yang tidak akan pernah berubah oleh apapun.
Anak ini, yaitu YESUS adalah HIDUP. HIDUP yang kekal yang tidak akan pernah BINASA. HIDUP itu, yaitu Anak itu yang diberikan kepada kita yang tadinya Mati dan menuju kekebinasaan yang kekal. Oleh pemberian Anak ini, dihidupkan kembali bersama-sama dengan DIA kedalam Hidup yang kekal.
Oh alangkah indahnya Kasih Allah Bapa dalam Yesus Kristus anakNya yang dianugerahkan kepada kita. Janganlah kita sia-siakan dan kita nistakan dengan segala kehinaan kita, dengan hidup sembarangan.
Ibarat sebuah Mutiara atau Berlian yang sangat indah, murni dan berharga, masakan kita pasangkan diatas cincin imitasi yang murahan, tidakkah kita bersedia mencari dan membeli emas yang murni? Agar nilai Berlian dan Mutiara itu tidak menjadi hampa dan tidak bernilai, atau malah dipandang rendah dan palsu dihadapan mereka yang melihatnya?
Bila digabungkan dengan proses dan harga yang dibayar oleh sang ANAK, Yesus Kristus menebus kita yang digambarkan dari peristiwa pergumulan ditaman Getsemani, Peradilan dan siksaan serta puncaknya di kematian diatas Kayu Salib yang hina, serta turun kedalam alam maut, kematian akibat dosa-dosa kita.
Kasih seperti apakah yang diberikan oleh BAPA dan AnakNYA, Yesus Kristus kepada kita? Kasih seperti apakah yang sudah kita terima?
Mari kita renungkan dan kita persembahkan kepadaNYA yang terlebih dahulu mengasihi kita, kasih seperti apa yang sepantasnya kita berikan?
Menyambut Jumat Agung dan perayaan Paskah, kiranya renungan tentang “Kasih seperti Apa?” ini dapat membantu kita melihat sudah seperti apa kasih kita kepadaNYA.
Kasih seperti apa pula yang sudah kita berikan kepada mereka-mereka yang kita kasihi? Suami/Istri, Ayah dan Bunda, Anak, abang/kakak/ adik, ponakan, jemaat dan sesame kita.
Salam kasih,
Berman R. SItorus
EmoticonEmoticon