Nats : Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mene-mukan apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja (Matius 21:19)
Bacaan : Matius 21:18-22
Seorang teman bercerita bahwa selama ini ia rajin menyikat gigi. Sejak kecil ibunya telah membiasakan dirinya untuk menyikat gigi paling sedikit dua kali sehari. Namun suatu hari, tiba-tiba giginya terasa ngilu dan berdarah. Ia pun pergi ke dokter dan dari pemeriksaan ia baru tahu bahwa selama ini caranya menyikat gigi salah. Sekilas dari luar giginya memang sehat, tetapi di dalam ternyata ada beberapa bagian yang keropos. Itu berarti, rajin saja tidak cukup, tetapi perlu diiringi dengan cara-cara yang benar.
Begitu juga dalam kehidupan rohani kita. Selama ini kita mungkin rajin beribadah di gereja, rajin berdoa, rajin berpuasa, dan sebagainya. Namun, kita tetap merasa "kosong", tidak merasakan sukacita dan damai sejahtera di dalam hati. Orang-orang lain yang melihat hidup kita dari luar mungkin mengenal kita sebagai "orang baik". Sayangnya, kita sendiri malah merasakan yang sebaliknya. Jika ini yang terjadi, berarti ada sesuatu yang salah dalam cara kita menjalani kehidupan rohani. Mungkin motivasi kita selama ini sudah keliru, atau pemahaman dan cara-cara kita melaksanakannya yang salah.
Itulah yang terjadi pada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka rajin melaksanakan kewajiban keagamaan, bahkan aturan demi aturan mereka jalankan dengan sangat ketat, sehingga dari luar mereka tampak sebagai orang-orang saleh. Namun, di mata Tuhan Yesus ternyata kondisi mereka sebenarnya tidak demikian. Mereka tidak lebih seperti pohon ara yang berdaun lebat, tetapi tidak berbuah. Kerajinan mereka tidak ada artinya. Bagaimana dengan kita? -AYA
KERAJINAN DALAM BERIBADAH TANPA DIIRINGI KETULUSAN
DAN KERENDAHAN HATI ADALAH NOL BESAR
Yayasan Gloria
EmoticonEmoticon