Semangat Natal

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" - Filipi 2:5

Bacaan : Filipi 2:1-11

Bagaimana Anda mendifinisikan "semangat Natal"? Apakah itu berarti senyuman ramah kepada orang asing, suara pujian yang akrab di telinga Anda, pohon yang berkelap-kelip di tengah lautan hadiah dengan bungkus berkilauan, atau hanya sekadar perasaan senang atas apa yang telah Anda raih tahun ini?

Tak satupun dari banyak hal di atas yang mampu menggambarkan makna sejati dari ungkapan itu. Semuanya hanya menunjukkan perasaan yang mungkin muncul sebagai respons terhadap komersialisme yang menyelewengkan semangat Natal yang sejati.

J.I. Packer membahas inti masalah ini dalam bukunya Knowing God. Ia menulis, "Kita berbicara dengan meyakinkan tentang semangat Natal, tetapi maknanya kerap tak lebih dari sekadar kesenangan sentimental. Seharusnya semangat Natal berarti perwujudan kembali dalam kehidupan manusia (sifat) Pribadi yang rela menjadi miskin untuk kita, semangat orang-orang yang, seperi Sang Guru, menjalani seluruh hidup mereka berdasarkan prinsip menjadi miskin, memanfaatkan hidup mereka dan mengizinkan hidup mereka dimanfaatkan untuk memperkaya sesama, memberikan waktu, pikiran, perhatian, dan kepedulian demi kebaikan orang lain dengan cara apa pun yang diperlukan".

Dalam Filipi 2, Rasul Paulus menggambarkan Allah Sang Penguasa surga dan bumi mengesampingkan kemuliaan Ilahi-Nya dan menjadi pelayan bagi kita dengan wafat di kayu salib demi menebus dosa-dosa kita. Saat ini Dia mendorong kita untuk juga melayani orang lain dengan rendah hati. Itulah semangat Natal yang sejati.

SEMANGAT HADIAH NATAL SEHARUSNYA TERLIHAT DALAM KEHIDUPAN KITA SELURUHNYA

Renungan Harian

Previous
Next Post »