Berapa sering dalam hari-hari ini, kita menjadi sangat sibuk dengan kerjaan, dengan mainan baru dan kawan baru. Ke toko buku melihat buku-buku baru dan film-film baru tayang di bioskop. Seberapa sering kita meninggalkan Bapa, Putra maupun Roh Kudus di rumah, tepat di saat menutup lembar-lembar renungan harian, untuk hal-hal tadi.
Dan saat tiba di rumah sore harinya, kita lupa untuk menyapaNya dan langsung ngeloyor untuk memeriksa e-mail yang baru masuk. Dan saat Dia berbisik ingin mengobrol, rasa kantuk lebih kuat dari segalanya, tempat tidur menjadi lokasi yang paling menarik untuk bertengger. Obrolan denganNya hanya sekedar rutinitas, dengan sekali-kali terkantuk-kantuk dan tidak menghiraukan kata-kataNya. Ucapan bibir hanyalah kata-kata berulang tanpa arti.
Dan keesokan harinya semua terulang kembali. Tapi adakah Dia meninggalkan kita? Tidak. Sebab saat kita sibuk Ia mengerti pikiran kita, Ia tahu apakah kita sedang duduk atau berdiri, bahkan Ia memeriksa saat kita tidur (Mazmur 139) Bahkan segala jalan kita Ia MAKLUMI (Mazmur 139:3)
Itu sebabnya saat hati gundah gulana–saat yang paling tepat untuk ‘baru’ mengingat Dia Ia ada. Ia dengar tangismu.Dia mengikuti kemanapun kita pergi (Mazmur 139:9-12). Bahkan sekalipun kita ingin menjadikan terang disekeliling kita dengan kegelapan oleh ulah dan kebandelan kita, Dia tidak akan membiarkannya.
Tapi sampai kapan kita mau menunggu Dia berbicara pada kita. Kapan kita berbicara padanya. Menyerahkan semuanya padaNya? Apakah sampai saat di mana seperti Pengantin Pria menolak mengenal 10 wanita bodoh, seperti dalam perumpamaan Yesus?
Adakah kita mau berseru pada Tuhan, seperti Daud berseru, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenalilah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal” (Mazmur 139:24). Pernahkan kita bertanya, apa yang telah aku lakukan bagi Tuhan? Adakah aku cukup menyenangkan hatiNya? Atau adakah aku menyedihkanNya hari ini?
EmoticonEmoticon