Season of Love

Bekas suamiku telah memilih jalannya snediri sehingga aku dan anak-anakku memutuskan untuk pindah. Kami pindah 2700 mil dari tempat asal kami, menggunakan mobil kecil yang menarik sebuah karavan melewati penggunungan Rocky.

Kami tiba di kota baru kami itu tiga hari kemudian dan menyewa sebuah apartemen. Aku memulai hari itu dengan mengantar anak-anak ke sekolah baru lalu aku pulang untuk membongkar barang-barang bawaan di dalam karavan. Ketika aku mulai membongkar muatan, seorang wanita yang baru kukenal ketika dalam perjalanan, mampir dan membantuku membawa barang-barang ke lantai tiga. Setelah pindahan masuk, aku diberkati dengan mendapatkan sebuah pekerjaan dua hari kemudian.

Semua berjalan dengan baik. Anak-anak mengikuti the Boys & Girls Club sepulang sekolah dan aku akan menjemput mereka sepulang kerja. Di bulan Desember, dua bulan setelah pindah, manager the Boys & Girls Club memanggilku dan bilang kalau ada sebuah kelompok yang mau mengadopsi sebuah keluarga saat Natal dan apakah aku keberatan jika mereka memilih keluargaku. Mulanya kupikir kami tidak perlu itu, karena kami punya semua kasih yang diperlukan tetapi kemudian ia bilang kalau anak-anakku sudah memberitahunya bagaimana keadaan rumah kami yang tanpa perabotan. Dan kelompok ini memiliki banyak perabotan bekas. Jadi aku pun menyetujuinya supaya membuat anak-anak senang.

Mereka meneleponku dan bertanya apa yang diinginkan anak-anakku untuk Natal nanti. Aku bilang kami menghargai apa saja yang diberikan dan menyebut beberapa kesukaan anak-anakku. Mereka datang pertama kali pada 18 Desember. Mereka mebawa peralatan dapur, perabotan, lemari dan berbagai barang lainnya. Aku sangat bersyukur dan berkali-kali bilang terima kasih. Mereka pergi, lalu kembali lagi dngan pohon Natal dan hiasannya. Kami ngobrol banyak saat menghias rumahku dan pohon Natal itu.

23 Desember mereka menelpon dan bilang akan mampir. Mereka datang dan membawa alat-alat yang masih bisa dipakai dan makanan yang banyak. Mereka bahkan mengajak seseorang yang berpakaian seperti Santa dan memberi anak-anakku hadiah. Aku menangis terharu melihat apa yag mereka lakukan.

Pada 24 Desember, setelah anak-anak tidur, mereka datang lagi dan menaruh kado Natal di pintu kamar. Aku tidak bisa menceritakan betapa membahagiakannya Natal kali itu. Sejak itu, setiap tahun, aku dan anak-anakku selalu mengadopsi seorang anak setiap tahun. Anak-anakku menyadari bahwa dalam kekurangan pun, kami bisa menolong orang lain.

Biarlah kasih ini menjadi salah satu kegiatan untuk kalian di musim yang penuh kasih ini.

Previous
Next Post »