Prophetic Journey Bengkulu
Disusun oleh : Sugiarto Wijaya (Ko Agie) Pemimpin
Hendra Darmawan Pendoa
Ivan Sudrajat S Pendoa
Hari Pertama
Kamis, 27 Agustus 2009
Kami berangkat dari Cirebon naik kereta api Argo Jati pada pukul 05.45 ke Jakarta, kurang lebih 3,5 jam kami tiba di Stasiun Kereta Api Gambir. Setibanya di Stasiun Gambir kami segera naik Bus Damri ke Bandara Soekarno Hatta.
Kami tiba di Bandara Soekarno Hatta sekitar jam sepuluh pagi, kami memasuki terminal 1B. Sambil menunggu check in atau reservasi, kami makan pagi di Food Court Bandara Soekarno Hatta. Setelah selesai makan pagi, kami reservasi untuk terbang ke Bengkulu. Selama kira-kira satu setengah jam kami menunggu di ruang tunggu Batavia Air karena kami akan terbang dengan pesawat Batavia Air.
Sekitar jam 12 an kami terbang ke Bengkulu dengan menggunakan pesawat Batavia Air, selama 45 menit kami berada di udara. Puji Tuhan semua berjalan lancar dan penerbangan kami tidak mengalami hambatan. Setibanya kami di Bandara Fatmawati Bengkulu, kami menunggu sampai koper-koper kami tiba di tangan kami.
Setelah koper ada pada kami, kami berangkat menuju kota Bengkulu karena dari Bandara Fatmawati kita menempuh jarak sekitar 17 km. Kami tiba di Bengkulu sekitar jam 14.00, kami menuju Hotel Samudera Dwinka untuk check in, setelah urusan hotel selesai kami bertiga mencari makan siang.
Selama perjalanan mencari makan siang, kami melihat banyak rumah makan padang yang buka, namun ketika kami tiba di salah satu rumah makan tersebut kami ditolak untuk makan di tempat karena mengingat bulan itu sedang bulan puasa, kami hanya diperbolehkan di bungkus. Demikian juga dengan rumah makan ke dua dan ke tiga, barulah kami membeli makan siang kami di rumah makan ke tiga, kami makan di hotel.
Selesai makan, kita menuju ke GBI Bengkulu, karena sebelumnya Ko Agie sudah menghubungi Bapak Pdt. Petrus Honggo, Pak Petrus menunggu kami sampai setengah lima sore, kami tiba di sekretariat GBI Bengkulu sekitar jam 16.00. Disitu kami berbincang-bincang dengan Bapak Petrus Honggo. Kami banyak sekali mendapat masukan mengenai keadaan masyarakat Bengkulu, keadaan Gereja Tuhan di Bengkulu dan hamba-hamba Tuhan. Puji Tuhan, Pak Petrus menyambut baik dengan maksud dan tujuan kami untuk kami datang ke Bengkulu. Ko Agie menjelaskan kedatangan kami ke Bengkulu adalah untuk membangun pasukan doa di Bengkulu. Bapak Petrus Honggu menyambut baik maksud kedatangan kami, kemudian dia menunjuk Bapak Wakil Gembala (Anthoni) untuk mengantar kami ke Hamba Tuhan yang lainnya dari PGPIW dan PGLIIW. Bapak Gembala GBI Bengkulu (Petrus Honggo) kemudian menawarkan malam itu untuk ikut dalam Doa Malam GBI Bengkulu, pada acara Doa Malam itu kita ditawarkan untuk membagikan visi dan misi kedatangan kami. Selama dua jam kami berbincang-bincang dengan Bapak Petrus Honggo, kami pamit untuk kembali ke Hotel.
Jam 17.00 kami pulang ke Hotel dan istirahat selama dua jam, kemudian kita kembali ke GBI Bengkulu untuk ikut Doa Malam. Pada acara Doa Malam GBI Bengkulu, Ko Agie yang menyampaikan visi misi dari Buku karangan Bapak Pdt. Petrus Agung Purnama yaitu Suluh di Tengah Kegelapan. Respon jemaat sangat luar biasa, ada seorang ibu tua, dia adalah seorang pendoa syafaat mengatakan : memang suatu peneguhan dari Tuhan dengan kedatangan hamba-hamba Tuhan dari Cirebon. Sebelumnya Tuhan ingatkan untuk kami bangkit kembali dalam kegerakan doa buat kota Bengkulu. Hari Sabtu, kami diajak untuk ikut Doa Puasa bersama mereka. Mereka akan mendampingi kita dalam doa keliling kota, sekitar 13 orang pendoa yang akan menemani Doa keliling.
Sumber : Generasi Yoel
EmoticonEmoticon