“Hidup yang disirami dengan air mata tragedi dan penderitaan seringkali menjadi tanah yang subur untuk pertumbuhan spiritual.”
Seringkali agaknya hidup ini hanya terdiri dari hal-hal yang memprihatinkan. Kita semua pernah mengalami kekecewaan... kematian, penyakit, pengkhianatan, tragedi dan perasaan diri tidak berharga serta keputus asaan. Kadang-kadang, hidup ini begitu keras dan kejam sehingga seringkali kita cenderung untuk mengeluh dan mengasihani diri sendiri.
Aku hanya ingin mengulangi lagi... aku percaya bahwa kita di dunia ini diberi kesempatan untuk bertumbuh secara spiritual. Kita dapat mengalami banyak pertumbuhan pribadi justru karena semua penderitaan, keprihatinan dan kesukaran yang kita harus lalui selama hidup kita di dunia ini.
Ini adalah cara Tuhan untuk memurnikan kita supaya kita lebih memiliki belas kasihan, lebih peduli, lebih mengasihi dan lebih peka akan penderitaan orang lain. Betapapun, bagaimana kita dapat menyeka air mata orang lain, kalau kita tidak pernah menangis sendiri terlebih dahulu?
Kadang kala, kita menemukan diri kita di lembah penderitaan. Hal itu sering dirasakan, bahwa kita selalu dilanda keprihatinan, menderita sengsara dan menghadapi tantangan-tantangan. Namun kita harus berusaha untuk ingat bahwa pupuk yang membantu kita untuk “bertumbuh” justru berada di lembah dan tidak berada di puncak gunung.
Ketika kita berada di dalam ketakutan dan kebingungan, pada akhirnya kita menjadi lebih bijak sehingga kita bertumbuh lebih banyak dari pengalaman. Kita akan lebih mengerti tentang manusia dan kehidupan, menjadi lebih peka sehingga kita pun dapat menikmati hidup ini lebih banyak lagi setelah kita keluar dari saat-saat yang keras dan kejam.
Kita harus dapat mengalami kesedihan supaya kita dapat menghargai suka cita dalam arti yang sebenarnya. Hidup mempunyai cara untuk menyeimbangkan kesengsaraan dengan suka cita, kekecewaan dengan harapan, serta kekosongan dengan makna sejati.
EmoticonEmoticon