Materi Melimpah Belum Tentu Menjamin Kebahagiaan

Satu kesaksian menarik kami sajikan kepada pembaca tentang BAGAIMANA MENYIKAPI KRISIS EKONOMI seperti yang dialami oleh mantan orang terkaya Rusia, GERMAN STERLIGOV yang dikisahkan dalam harian JAWA POS ,Selasa,6 Januari 2009.
Benarlah apa yang tertulis dalam Alkitab :

-Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan. (Amsal 15: 16.)
-Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan,sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaan itu. (Lukas 12: 15.)

Selamat membaca semoga menjadi berkat dalam menghadapi masa yang sukar ini.

Gelimang harta dan nama besar tak mampu mengantarkan German Sterligov menjangkau kebahagiaan. Pria 42 tahun yang pernah menjadi salah satu orang superkaya di Rusia itu kini malah hidup di pinggir hutan bersama keluarganya.

“Saya sekarang jauh dari krisis financial global seperti melanda para superkaya lain,” ujar Sterligov pada Daily Mail. Dia mengaku tak sepeser pun uangnya raib ditelan bumi.

Mantan penantang Vladimir Putin untuk berebut Kremlin I itu lantas bercerita tentang kabar temannya yang teler akibat diterpa krisis. Salah satunya bos klub sepak bola Inggris Chelsea, Roman Abramovich, yang dikabarkan rugi besar GBP 3 miliar. Kolega miliarder Rusia lain, Oleg Deripaska diperkirakan rugi sekitar GBP 10 miliar. Sementara itu orang kaya lain , Alisher usmanov, salah seorang petinggi klub sepak bola Inggris, Arsenal disebut-sebut kehilangan duit sebesar GBP 7,6 miliar.

Sterligov tak pusing akibat krisis berkat keputusan ekstrim yang diambilnya empat tahun lalu, yang sempat membuat dia dituding gila oleh teman-temannya. Kala itu, Sterligov dan isterinya, Alyona Sterligova, 41, menjual mansion tingkat empat dengan 20 kamar di Rublyovka, Moskow. Dia juga melego sebuah penthaouse mewah yang menghadap langsung ke patung Liberty di New York, berikut dua kantor di London dan pustnya di Moskow. Juga, melelang semua properti kekayaan, saham-saham dan surat berharga lainnya.

Lego besar-besaran tersebut dilakukannya untuk membayar hutang yang menumpuk akibat dia kalah saat mengadu nasib ikut pencalonan presiden melawan Putin.

Uang yang tersisa dibawanya untuk berkelana di pinggiran hutan. Beserta seluruh keluarganya, Sterligov memulai hidup baru ala kadarnya, bertani dan beternak. Disinilah dia menghayati ulang makna filosofi: materi berlimpah belum tentu menjamin kebahagiaan.

Di pinggir hutan, sekitar 100 km arah barat laut Moskow, lelaki yang kini berusia 42 tahun itu mendirikan rumah sederhana ala petani abad 19 seperti yang tertuang dalam novel Leo Tolstoy. Novel yang berkisah seputar kehidupan pada masa Tsar Nicholas berkuasa.

Tinggal di sebuah rumah kayu, tanpa listrik, televisi, telepon, AC dan internet. Mereka pindah ketika Alyona sedang hamil besar. Sepuluh hari kemudian, anak kelima mereka, Mikhei, lahir. Sterligov ikut membantu persalinan isterinya.

“Siapa saya sekarang? Saya hanya petani biasa. Peternak ayam dan kalkun. Sekarang Putin tak perlu was-was lagi dengan saya,” katanya.

Untuk menyambung hidup, dia memelihara aneka hewan ternak, mulai ayam, angsa, kalkun, kambing, domba dan sapi. Disamping menanam sayuran, memerah susu sapi dan membuat kerajinan kayu. Sebuah kerajinan berupa bangku kayu dijual seharga GBP 120 (sekitar Rp. 1,9 juta) per buah. “Biasanya terjual dua bangku per minggu, lumayan untuk beli makanan, pakaian dan membayar guru les anak-anak.” katanya.

Meski tinggal di pinggir hutan, Sterligov tak lupa memberi pendidikan untuk anak-anaknya. Tapi tidak di sekolah. Sekolah-sekolah, kata dia, hanya mengajarkan anak-anak korupsi. Dia memilih mendatangkan guru privat ke rumah. Mengajarkan bahasa Rusia, Matematika dan Sejarah. Putri sulungnya, Pelageya yang kini berusia 18 tahun, kuliah di Moscow University jurusan sejarah.

Kehidupan itu berbalik 180 derajat dengan masa lalu Sterligov. Betapa tidak, dia termasuk satu dari sedikit superkaya di Rusia. Ketika masih sangat muda, 24 tahun, dia sudah mampu meraih segala yang diimpikan manusia. Harta melimpah dan nama besar.

Sterligov muda sukses bermain di pasar modal. Masa itu, dia telah berkantor di dua negara, satu di Battery Park dekat Wall Street, New York, dan lainnya di Curzon Street, London. Mempekerjakan sedikitnya 2.500 karyawan.

Sebagai konglomerat dengan harta menggunung, segala fasilitas kemewahan ada dalam genggamannya. Mansion, limousine mengkilat, jet pribadi, bahkan kapal pesiar.

Sumber: Jawa Pos
06 Januari 2009

Previous
Next Post »