Kata Musa kepada Firaun: "Silakanlah tuanku katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu, untuk pegawaimu dan rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja."
Bacaan Alkitab setahun: Amsal 20; Efesus 3; Pengkhotbah 6-7
Pernahkah Anda bergumul dengan salah satu masalah yang enggan lenyap? Masalah itu agaknya kebal terhadap semua penyelesaian yang bisa Anda pikirkan. Anda mengusir masalah itu dengan berbagai cara, tetapi masalah itu malah meluas sampai tidak dapat dikendalikan.
Alkitab menyatakan bahwa seorang Firaun Mesir juga menghadapi masalah semacam itu ribuan tahun yang lalu. Dia berbantah sengit dengan Tuhan mengenai masa depan umat Israel, dan akibatnya dia bangun pada suatu pagi dengan mendapati negerinya dikerumuni katak-katak yang berlumpur, bau dan berlompatan di mana-mana.
Kejadian itu merupakan masalah yang gawat. Saya tidak berbicara tentang seekor atau dua ekor katak di halaman depan istana. Yang saya maksudkan ialah katak di mana-mana, di seantero negeri - di ranjang, di atas meja makan, katak-katak besar di perapian dalam dapur, katak-katak kecil di adonan roti dan air minum, di rambut, dan di tempat-tempat lain yang bahkan tidak ingin Anda bayangkan!
Lalu Tuhan mulai mengadakan tindakan. Dia mengutus hamba-Nya Musa menghadap Firaun untuk menanyakan waktu melenyapkan katak-katak itu. Tahukah Anda jawaban yang diucapkan Firaun? “Besok.” Dapatkah Anda bayangkan itu? Dia sebenarnya dapat berkata, "Lenyapkan katak-katak itu sekarang juga! Hari ini!" Tetapi dia memutuskan untuk melewatkan waktu satu malam lagi di antara katak-katak menjijikkan itu.
Mungkin Anda berpikir, “Itu adalah keputusan bodoh yang pernah saya dengar. Mengapa sampai dia memintanya besok?” Entahlah. Barangkali untuk alasan serupa yang Anda kemukakan dalam hal menunggu sampai besok untuk diselamatkan atau disembuhkan atau menjadi makmur.
Inilah yang saya ingin Anda perhatikan. Ketika Musa mempersilahkan Firaun menentukan waktunya dan dia menjawab, “Besok,” maka Musa menanggapinya, “Baiklah. Agar tuanku mengetahui bahwa ada Tuhan di surga, JADILAH SEPERTI KATAMU ITU.”
Saya ingin mengajukan pertanyaan kepada Anda: Berapa lama Anda bersedia membiarkan masalah yang membandel itu mengusik Anda? Kapan Anda ingin mengenyahkan katak-katak dalam hidup Anda? Sadarkah Anda bahwa masalah itu akan tetap bertahan selama Anda membiarkannya? Masalah itu akan tetap bercokol dalam hidup Anda sampai akhirnya Anda mengabil keputusan penting untuk berjalan bersama dengan firman Tuhan dan mengusirnya. Mengapa tidak Anda lakukan hal itu pada hari ini?
Bukan masalah yang meruntuhkan Anda tapi keputusan Anda untuk tidak mempraktekkan Firman yang membuat masalah itu tetap bercokol di sana.
EmoticonEmoticon