Biji Apel

Holaram,sang menteri dari Negeri Zimbakyu, sedang menghadiri suatu konfrensi internasional. Secara kebetulan tempat duduk dia bersebelahan dengan tempat duduk seorang menteri dari negara Paman Sam yang kebetulan beragama Yahudi. Kebetulan-kebetulan semacam itu membuat dia bingung, tetapi apa boleh buat? Kalau pindah tempat duduk, takut dianggap penghinaan terhadap wakil resmi negara paman Sam.

Sebagaimana biasanya dalam konfrensi internasional, pidato-pidato yang dibacakan itu semuanya sudah tertulis rapih, dibuat oleh staf-staf ahli para menteri yang menyampaikan dan akan dipelajari oleh staf staf ahli para menteri yang mendengarkannya. Para menteri yang hadir, hadir karena harus hadir.

Hanya basa-basi. Ada yang mengantuk, bahkan ada yang tiduran. Ada yang sampai ngorok. Membosankan! Hola harus menyembunyikan rasa kesal di balik seyum yang palsu. Ia harus menunjukkan sikap ramah terhadap perwakilan paman Sam yang beragama Yahudi itu. Kalau tidak, bantuan tahunan dari beberapa lembaga keuangan yang diberikan kepada negaranya atas jaminan negara paman Sam bisa mengalami kemacetan. Apa boleh buat!

Sejak mulainya rapat itu, Hola melihat sesuatu yang aneh. Sebentar –sebentar Menteri dari Negara Paman Sam memasukkan tangan ke dalam kantong jasnya, mengeluarkan sesuatu dan memakan nya.Aneh! Kerena begitu ingin tahunya, akhirnya Hola bertanya kepada Menteri Zionis itu, "Tuan Menteri, kalau boleh tahu, apa yang sedang anda makan dari tadi?"

“Oh tentu saja, lihat ini, biji apel”, jawabnya, sambil mengeluarkan 2 biji apel dari kantong nya. "Biji apel? Tuan Menteri memakan biji apel? Apa khasiat nya ?", Hola heran sekali.

“Ha,anda belum tahu? Hasil riset kami bertahun tahun membuktikan bahwa biji apel bisa mencerdaskan kita, menambah kemampuan dan kinerja otak,” kata Menteri dari Paman Sam menjelaskan. “Benarkah demikian? Apabila Tuan Menteri tak keberatan, bisakah saya mencoba biji itu?” Hola tergiur untuk mencobanya. Sayang sekali, tinggal dua biji. Begini saja; satu untuk saya dan satu untuk anda. Tetapi anda harus membayar 10 dollar untuk satu biji ini.” Dalam perhitungan Paman Sam selalu akurat, tidak pernah salah. Hola senang sekali, ah rupanya itulah rahasia kecerdasan bangsa Amerika. “Terima kasih, terima kasih. Tuan menteri begitu baik hati, memberikan sesuatu yang sangat berharga, bermanfaat sekali.”

Setelah memakan biji apel itu, Hola mulai berpikir, “Edan-gila-tidak waras, sepuluh dollar untuk satu biji apel!”. Ia menahan-nahan rasa kesalnya, akhir meluap juga, “Tuan Menteri, baru terpikir sekarang oleh saya. Dengan uang 10 dollar mungkin saya bisa beli beberapa kilo apel. Tadi Tuan menjual satu biji seharga 10 dollar. Betapa bodohnya saya!”

“Nah itu, lihat bukti keampuhannya! Begitu makan biji apel itu, anda memperoleh pencerahan. Anda baru sadar bahwa anda bodoh. Itu hasil biji apel tadi. Sekarang anda cerdas. Anda tidak akan dibodohi lagi dan semuanya itu kerena satu biji apel,benarkan? " ujar Menteri Paman Sam.

PENCERAHAN BERASAL DARI DALAM DIRI KITA, BUKAN DARI LUAR! diambil dari buku: “PANAS DINGIN, secangkir kopi kesadaran seusaimeditasi”, oleh Anand Krisna dari milis motivasi

Previous
Next Post »