Mimpi Pewahyuan Mengenai Indonesia

23 Juni 2006 jam 3 an pagi hari Sabtu:

Aku terbangun mungkin sekitar jam tigaan, aku mendapat mimpi tentang Tsunami yang akan melanda Indonesia kembali.

Tiba-tiba aku berada di luar sebuah gedung. Aku rasa gedung itu berada di pinggir pantai karena aku dapat melihat tepi pantai itu dari gedung di mana aku berada. Tapi aku tidak tahu di mana persisnya lokasi itu, aku rasa dalam mimpi itu adalah wilayah Jakarta tapi itutidak jelas, mungkin wilayah ini bisa saja salah, yang jelas Indonesia.

Pemandangan di sekitar pantai itu indah, gedung-gedung disekitarnya hanya sekitar kira-kira 3-5 tingkat. Di seberang gedung di mana aku berada, ada gedung lain yang tingginya pun 3-5 tingkat. Aku melihat air laut mulai mengguncang keras dan ombak dari laut mulai meninggi, lalu tiba-tiba air laut menjadi surut secara dratis seperti tersedot dari dalam laut dan diam untuk beberapa menit.Ketika air itu surut secara tiba-tiba, aku segera ingat peristiwa Tsunami Aceh, orang mengatakan air laut surut sejenak baru Tsunami menyusul. Begitu aku tahu bahwa Tsunami akan menghantam dan aku harus menemukan anak-anakku yang berada di dalam gedung di seberang gedung di mana aku berada, aku menggunakan waktu yang singkat itu dimanaketika laut sedang mengumpulkan kekuatannya untuk menghantam ombakyang besar ke darat, aku berlari secepat mungkin dengan pembantuku menuju gedung di mana anak-anakku berada.

Akhirnya aku sampai di gedung itu sebelum Tsunami menghantam. Aku menggendong anakku laki-laki sementara adik perempuanku Evy menggendong Elizabeth anakku perempuan. Pembantuku juga ikut bersama kami. Aku melihat banyak orang berlari-lari menuju gedung yang aku masuki dan kami menaiki tangga demi tangga kira-kira sekitar 3 lantai. Setelah sampai di dalam gedung beberapa lantai aku baru tahu bahwa di dalam gedung itu ada restoran-restoran. Kami masuk ke salah satu restoran dan aku duduk di balkon restoran itu sehingga aku dapat memandang dengan jelas ke arah laut tempat tsunami akan datang.

Sebelumnya aku tidak pernah menyaksikan dan mengalami seperti apa itu Tsunami seumur hidupku, tapi sekarang dalam mimpi itu aku melihat dengan jelas dan seperti mengalaminya secara nyata, bagaimana Tsunami itu terjadi.

Setelah beberapa saat aku duduk di balkon restoran untuk memandang ke laut apa yang akan terjadi, beberapa saat kemudian tiba-tiba sebuah gelombang air yang besar dan tinggi keluar dari laut dan menghantam daratan. Ketika air sampai kedaratan airnya memang tidak setinggi yang di Aceh yang aku lihat di TV dan DVD-nya. Ketika mencapai daratan air itu kira-kira tidak lebih tinggi dari ban mobil karena aku masih melihat ada banyak mobil yang masih berjalan di tengah air yang tiba-tiba datang itu. Tetapi air yang tiba-tiba memenuhi darat itu langsung membuat panik seluruh pengendara mobil. Aku melihat ada kepanikan dan kekacauan langsung terjadi di tengah-tengah jalan raya itu. Mobil yang satu dengan mobil yang lain mulai saling menghantam oleh karena air yang tiba-tiba datang menghantam saat mereka mengendarai. Para mengemudi mulai tidak dapat mengendalikan mobilnya, kekacauan dan kepanikan mulai ada di mana-mana. Suatu kematian massal seperti akan segera terjadi, dalam mimpi itu aku teringat saudara- saudaraku tapi sepertinya tidak ada perasaan kehilangan, kesedihan, tangisan, atau sebagainya. Aku merasa orang-orang yang berada di sekelilingku di gedung itu pun sepertinya merasakan perasaan yang sama. Kami semua hanya dapat memandangi pemandangan di bawah dari atas gedung dan merasa tertegun akan kejadian itu. Tapi aku tidak mendengar orang-orang berteriak, menjerit atau menangis. Kasarnya yang mati ya sudah mati dan pergi begitu saja dalam sekejap. Memang dalam mimpi itu aku tidak melihat ada satu pun mayat-mayat bergelimpangan. Tetapi yang aku rasa dalam mimpi itu, saking banyaknya yang mati, maka hati setiap orang yang selamat merasa hati mereka menjadi kebal (mati rasa) terhadap perasaan kehilangan, kesedihan akan kematian. Hati rasanya tidak bisa menangis, sedih atau kehilangan dsb. Dan pesan yang aku dapat pada saat memandang kejadian Tsunami yang cepat itu adalah; orang-orang khususnya orang percaya (Believer) yang menyadari dan mengetahui tujuan dari hidupnya (seperti yang disebut dalam buku The Purpose Driven Life) adalah orang-orang yang akan lolos/selamat dalam kejadian Tsunami itu. Karena mereka adalah orang-orang yang menyadari akan tujuan Allah dalam hidup mereka.

Lalu dalam mimpi itu aku mulai sadar kalau suamiku tidak ada bersama dengan kami, karena dia sedang bekerja. Aku lalu meminjam hp pembantuku untuk menelepon suamiku. Tapi belum sempat aku berbicara dengan suamiku, tiba-tiba aku terbangun dan baru sadar kalau aku baru saja bermimpi tentang Tsunami. Aku tertegun di atas tempat tidurku, aku pandangi langit2 kamarku seolah-olah tidak percaya kalau itu hanya mimpi saja karena mimpi itu begitu terasa nyata. Aku mulai berpikir-pikir sejenak apa arti dari mimpi itu. Biasanya kalau aku mendapat mimpi rohani aku segera bangun, dan berdoa minta Tuhan menyingkapkan arti mimpi itu melalui Alkitab.

Tapi kali ini aku merasa tidak mau beranjak dari tempat tidurku bahkan tidak menggerakkan badanku sedikitpun karena aku tidak mau mimpi itu hilang dan pergi begitu saja. Aku segera menutup rapat kembali mataku untuk tidur lagi agar aku bisa kembali lagi ke alam mimpi Tsunami itu, dan aku berdoa, " Tuhan, bawa aku kembali ke tempat kejadian Tsunami dalam mimpi itu. Aku ingin tahu apa kejadian selanjutnya ketika aku mau menghubungi suamiku.

Akhirnya aku pun tertidur dan aku bermimpi lagi. Tetapi kali ini aku tidak kembali lagi ke waktu / scene yang sama di mana ketika mimpi kejadian tsunami tadi berakhir. Melainkan aku bermimpi berada di waktu yang berbeda. Namun dalam mimpi itu masih ada hubungannya dengan mimpi Tsunami sebelumnya, jadi ada mimpi dalam mimpi. Dalam mimpi kedua aku tahu aku pernah bermimpi tentang Tsusami sebelumnya dan dalam mimpi itu aku mau tahu apakah mimpi itu sudah terjadi atau belum. Lalu ada seorang laki-laki berdiri di hadapanku, seperti cerita dalam Daniel 8:15. Aku bertanya kepada dia apakah mimpi itu sudah terjadi apa belum dan di mana tempat kejadian itu sebenarnya, aku meminta agar dia menunjukkannya padaku dan membawaku ke tempat di mana Tsunami itu terjadi. Lalu secara tiba-tiba (secara roh) kami sudah berada di suatu tempat. Aku tidak tahu di mana tempat itu persisnya berada, namun bapak itu membawaku dan menunjuk ke sebuah bukit kecil dekat pinggir laut dan tempat itu memang persis dengan tempat kejadian di mana tsunami terjadi dalam mimpi pertama. Orang itu mengatakan, "Mimpi itu sudah digenapi dan di sinilah tempat kejadian itu ", Katanya sambil menunjuk ke arah sebuah bukit kecil di pinggir laut itu. Tapi dia tidak menyebut nama suatu tempat, hanya menunjuk suatu bukit. Setelah laki-laki itu memberitahukanku dan menunjukkan tempat itu, maka tiba-tiba aku sudah berada kembali di tempat tidurku dan terbangun. Ketika aku bangun, aku terkesima dan terkesan juga, karena apa yang aku minta agar aku dikembalikan ke mimpi yang pertama dikabulkan, dengan diberi mimpi lagi yang ada hubungannya dengan mimpi pertama.

Begitu aku bangun, pertama kali yang muncul di pikiranku mengatakan," mimpi itu akan terjadi dan benar-benar akan terjadi, bukan sekedar mimpi-mimpian belaka. Bahkan rohku pun dapat merasakannya, mimpi itu suatu pesan, suatu pewahyuan akan sesuatu yang akan terjadi di Indonesia terutama Jakarta.

Yang membuat aku yakin bahwa mimpi itu benar-benar akan terjadi adalah karena aku juga pernah mengalami mimpi yang sama sebelum banjir besar melanda kota Jakarta sekitar 3-4 tahun yang lalu.

Aku bermimpi melihat banjir besar melanda Jakarta dan tempat-tempat lain dan aku pun masih bertanya sampai kini. Apakah mimpi yang kualami berkali-kali itu masih ada hubungannya dengan banjir-banjir besar yang melanda seluruh Indonesia saat ini. Mimpi banjir itu saya alami sekitar 4-5 kali, tapi yang anehnya setiap kali mimpi banjir datang dalam mimpi kedua dan selanjutnya selalu diberitahukan bahwa mimpi banjir yang pertama sudah digenapi, jadi dalam mimpi berikutnya ada penggenapan dari mimpi banjir yang sebelumnya. Demikianlah ini terus berlanjut beberapa kali.

Karena waktu itu aku semakin yakin bahwa itu adalah mimpi nubuatan, maka aku memberitahukan kepada kalangan orang-orang dekatku, teman pendoa syafaat dan memesan mereka agar bersiap-siap menghadapi banjir besar. Bahkan aku meminta salah seorang teman yang bertempat tinggal di kelapa gading agar menyiapkan ban-ban pelampung, tali-tali agar tidak terseret banjir. Bahkan pembantuku pun sempat aku training bagaimana strategi menghadapi banjir besar supaya barang-barang tidak rusak dan tidak berbawa arus.

Satu hal yang aku sadari waktu itu adalah bahwa aku tidak tahu dan tidak diberitahu kapan banjir itu akan terjadi. Sebab ketika aku sudah persiapkan seluruhnya dan menunggu 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan tidak ada banjir yang terjadi sampai akhirnya aku melupakan mimpi itu. Dan ternyata mimpi itu terjadi setahun kemudian.

Jadi, dari pengalaman-pengalaman mimpi nubuatan yang sering aku terima, aku menyimpulkan bahwa kalau Tuhan memberi kita nubuatan dalam mimpi, itu bukan berarti hanya sesuatu yang akan terjadi dalam waktu dekat, melainkan dapat terjadi setelah tahunan, belasan bahkan puluhan tahun.

Tuhan baru saja mengingatkan aku ketika menulis pasal ini, tentang mimpi yang di alami oleh Nebukadnezar tentang masa depan kerajaan Babel (Daniel 2), dan penglihatan yang dialami oleh Daniel mengenai akhir zaman (Daniel 10). Penglihatan itu memerlukan waktu penggenapan selama tahunan, puluhan tahun, ratusan tahun yang bahkan sampai saat ini pun masih ada yang belum digenapi walaupun Daniel sudah tidak ada lagi, namun Daniel masih sempat mengalami dan melihat penggenapan beberapa dari penglihatan yang dia terima dari Tuhan. Intinya, kalau kita yakin diberi penglihatan akan masa depan oleh Tuhan, tentunya sebagai anak-anak yang memiliki Roh Allah kita akan tahu dan dapat membedakan mana mimpi dan penglihatan yang dari Allah dan mana yang hanya mimpi belaka. Setiap penglihatan dan mimpi harus kita uji dan minta Tuhan menyingkapkan atau meneguhkan melalui Firman Allah, satu-satunya alat penguji yang mujarab.

Kembali lagi kepada penglihatan tentang Tsunami di atas. Pagi itu, begitu aku bangun dari tempat tidur, aku segera menceritakan mimpi itu kepada suamiku dengan berapi-api supaya mimpi itu tidak segera terhilang dari ingatanku. Setelah suamiku berangkat ke kantor, aku segera membuka Alkitabku dan berdoa, "Tuhan beritahukan aku, apa arti dari semua mimpi itu dan tolong singkapkan dan teguhkan mimpi itu. Lalu Tuhan tuntun aku untuk membuka Yesaya 5:25-30.

Sebelumnya ketika TNP (The Nations Pray) mengadakan doa tanggal 6 Juni, Bapak Yermas Pemimpin Doa-nya mendapat pernyataan dari Tuhan dari ayat ini, bahwa akan ada bencana besar yang akan terjadi di Indonesia dan mengakibatkan kematian massal dalam seketika. Dan ketika aku membacanya, roh ku dapat merasakan ini adalah suatu pernyataan nubuatan. Sesampai di rumah aku terus merenungkan ayat ini dan menggumulinya dan bertanya pada Tuhan apa bentuk dari bencana itu. Maka datanglah penglihatan dalam mimpi mengenai Tsunami ini.

Selasa, 12 Juli 2006

Tadi malam, tanggal 11 July sekitar jam 11:30 malam, rohku begitu bersemangat untuk melayani Tuhan dengan berdoa bagi bangsa-bangsa. Maka aku meluangkan waktu sekitar seperempat jam berdoa bagi bangsa- bangsa di lantai samping tempat tidurku. Lalu aku merasa Tuhan mau agar aku membaca Kitab Hosea. Secara manusia sebenarnya aku kurang begitu tertarik karena aku lebih suka baca kitab yang banyak peranan malaikatnya setelah aku selesai membaca kitab Daniel beberapa hari sebelumnya. Tapi rohku merasa Tuhan mau aku meneruskan membaca ke kitab Hosea, jadi aku taat saja. Ternyata Tuhan mau mengungkapkan sesuatu. Di balik ketaatan kita sekalipun secara manusian kita tidak suka melakukannya, ada berkat rohani dari Allah buat kita.

Lalu aku berdoa minta Tuhan berbicara padaku apa yang ada di hatiNya dan apa yang mau dikerjakanNya untuk Indonesia.Tuhan menuntunku untuk membaca Hosea 4. Hatiku tersentak dan gentar "Aduh, Tuhan marah dengan umatNya dan kepada Imam2-Nya. Di ayat 1 dikatakan "Tuhan mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini. Di ayat 6 ditegaskan lagi "Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu. Dengan hati yang masih diliputi tanda tanya mengenai ayat itu, aku pun pergi beranjak untuk tidur beristirahat. Sebelum aku memejamkan mata, aku berdoa dan bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, di mana Tsunami itu akan terjadi dan kapan waktunya?" beritahukanlah aku hambaMu ini. Bukankah ketika Daniel mendapat penglihatan dan tidak mengerti, engkau mengirimkan malaikat Gabriel untuk membawa pesan dan memberikan pengertian akan semua penglihatan yang dia lihat (Daniel 9:21-23), sekarang aku meminta agar engkau mengirimkan malaikat Gabriel yang sama kepadaku dan membawa pesanMu dan singkapkan akan kejadian Tsunami yang aku mimpikan itu (mimpi tanggal 23 Juni 2006) dimana kejadiannya dan kapan itu akan terjadi. Juga aku ingin tahu apa arti firmanMu di Yesaya 5:26 yang meneguhkan mimpi itu. Tolong Tuhan, buat hambaMu mengerti dan aku ingin mengenal isi hati dan pikiranMu. Rancangan apa yang Kau mau buat untuk Indonesia ini. Beritahukan lagi hambaMu melalui mimpi Tuhan, Amin. Lalu aku tidur, bangun, tidur lagi dan berkali-kali ini terjadi malam itu.

Pagi itu aku tidak dapat tidur dengan nyenyak, ada perasaan gelisah dalam jiwa dan rohku. Maka pagi itu Rabu tanggal 12 Juli sekitar jam 4:40 subuh aku memutuskan untuk bangun dan berdoa saja, barangkali ada yang mau disampaikan Tuhan padaku. Aku tergerak untuk membuka televisi untuk melihat apa yang sedang terjadi di Indonesia dan dunia saat ini. Beberapa saat kemudian aku diterpa kantuk yang berat sekali, lalu aku memutuskan untuk tidur kembali sekitar jam 5 subuh. Aku berbaring dan memejamkan mata.

Tiba-tiba, aku sudah berada di Serang - Banten/Anyer (dalam alam mimpi) Aku melihat laut, airnya bergoncang dengan sangat kuat membuat gelombang-gelombang ombak yang begitu tinggi dan dasyat. Pemandangan itu sangat menakutkan dan menggetarkan, warna air itu seperti agak kegelapan karena langit yang juga menunjukkan cuaca yang tidak bersahabat.

Melihat pemandangan itu, aku ketakutan dan segera tahu bahwa tsunami dalam mimpi pertama tanggal 23 Juni itu akan terjadi (penggenapan mimpi dalam mimpi). Aku segera berlari-lari mencari tempat yang tinggi, memanjat pohon dan naik ke atas atap rumah-rumah. Kulihat banyak orang berlari-lari berusaha menyelamatkan diri bahkan ketika aku sedang memanjat pohon ada sebuah tangan yang berusaha menarik kakiku berlomba untuk menyelamatkan diri ke atap rumah yang sedang aku naiki. Tapi aku dapat melepaskan kakiku dari tarikan orang itu, berhasil naik sampai ke atas atap sebuah rumah dan selamat dari bencana Tsunami itu, tetapi aku tidak tahu apakah orang yang menarik kakiku tadi selamat atau tidak.

Dari atas atap itu aku melihat sebuah gelombang air yang sangat besar datang dengan tiba-tiba ke daratan menghantam banyak orang dewasa dan terutama anak-anak yang sedang bermain di sebuah kali kecil. Dalam sekejab air tinggi itu menyapu dan menyeret anak-anak itu sampai ke bawah jembatan kali dan tidak tahu mereka berakhir di mana. Pemandangan itu sangat begitu dramatis dan mengerikan. Dalam mimpi pertama, aku tidak melihat ada korban-korban atau mayat bergelimpangan tetapi mimpi ketiga kali ini, mataku melihat dengan jelas bagaimana orang-orang dan anak-anak itu tersapu air besar yang begitu dahsyat menghantam tanpa kompromi. Mayat bergelimpangan di mana-mana, korban berjatuhan. Dalam sekejab, suasana berubah menjadi hiruk pikuk kesedihan, tangisan terdengar di mana-mana (Yesaya 5:25). Saat detik menulis ini, mataku menangis, hatiku hancur menangis seolah-olah itu sudah terjadi. Dari atap rumah itu aku dapat melihat di dalam sebuah rumah ada seorang ibu berbicara dalam bahasa Batak (Tapanuli) menangis tersedu- sedu karena anaknya menjadi salah satu korban di antara anak-anak yang kulihat tersapu dan diseret air di bawah sebuah jembatan itu.

Ketika detik gelombang tsunami itu sudah berlalu aku segera turun kembali ke darat dengan tujuan untuk kembali ke Jakarta. Dalam mimpi itu aku hanya membawa tas ransel berisi sepotong baju atasan dan sebuah handphone. Baju dan celana jean yang sedang aku pakai sudah basah dengan air, juga tas ranselku kemasukan air. Alhasil aku tidak punya pakaian bawahan yang kering lagi.

Aku berjalan jauh untuk mencari jalan menuju ke Jakarta, tapi sulit sekali, karena jalanan masih tergenang air di mana-mana. Aku tidak melihat ada bis-bis, mobil di sana bahkan jalanan yang dilalui mobil pun tidak kelihatan, jadi aku harus pulang dengan jalan kaki melewati jalan-jalan yang tinggi yang tidak tergenang tsunami. Sambil berusaha untuk mencari jalan pulang untuk kembali ke Jakarta, aku mengeluarkan Hpku untuk menghubungi ibu Joane (Pemimpin The Nations Pray/ TNP) tempat di mana aku melayani sebagai pendoa syafaat dan worship team. Aku juga berniat menghubungi Nando pemain musik TNP dan suamiku untuk memberitahukan mereka bahwa mimpiku tentang tsunami itu sudah digenapi dan tempatnya di Serang. Karena pada hari Selasa malam itu kami dalam tim pelayananan TNP baru saja melakukan pertemuan doa dan kami membahas tentang bencana tsunami yang akan terjadi ini.(alam nyata). Tapi entah mengapa niat untuk menelepon mereka itu aku tunda karena aku harus mencari jalan pulang.

Aku berhenti di suatu tempat, di sana ada segerombolan laki-laki sedang berkumpul. Aku bertanya kepada salah seorang mereka, "Pak, di mana arah menuju Jakarta?. Pria itu menunjuk ke sebuah arah berkata," lewat sana!". Lalu akupun pergi ke arah yang dia tunjuk. Tetapi ketika aku sampai di sana, aku tidak menemukan ada jalan melainkan hanya sawah-sawah yang banyak hewan tikusnya dan jalannya tidak bisa dilewati karena terkena genangan bekas tsunami. Akhirnya aku kembali lagi ke tempat di mana aku bertemu gerombolan pria-pria itu. Menyadari bahwa aku telah ditipu dan diperdaya oleh mereka mengenai petunjuk jalan itu aku pun marah pada mereka. Tetapi aku melihat semua mereka memegang semacam pisau, pedang dan ada yang dilihat seperti tombak. Salah satu dari mereka menghampiriku dan ingin memerkosaku dan ada yang mau menghujamkan tombak belatinya itu ke arahku. Di situlah, dalam mimpi itu aku sadar bahwa aku sedang menghadapi preman-preman Serang, dan aku diberikan hikmad bahwa kejahatan-kejahatan semacam itulah yang sering mereka perbuat di alam nyata. Itu sebabnya mengapa Tsunami melanda mereka. Malam sebelum saya mimpi itu saya membaca Hosea 4:2-3 berisi "hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah. Sebab itu negeri ini akan berkabung, dan seluruh penduduknya akan merana…dst.

Di alam sadar ketika aku membaca ayat ini lagi, barulah Tuhan membukakan bahwa inilah dosa-dosa yang sering terjadi di Serang. Dan di Serang, preman-preman di sana dikenal dengan sebutan "Jawara" di mana mereka sering membawa pisau sebagai senjata dalam kejahatan mereka. Salah seorang hamba Tuhan mengatakan kepada saya senjata mereka biasa disebut badik. Dan berdasarkan pengalaman saya ketika berbisnis dengan orang lokal daerah tersebut, banyak rekan-rekan bisnis saya yang sudah tertipu dan truk-truk mereka diberhentikan di tengah jalan. Mereka tidak mengijinkan ada pendatang/bisnisman (pendatang) dari luar daerah untuk mendapat limbah2 pabrik di Serang. Akibatnya banyaklah terjadi penipuan, korupsi terjadi di pabrik2 di sana.

Kembali lagi ke alam mimpi itu, ketika salah seorang pria itu ingin menikam saya, entah bagaimana aku dapat mengelak dan berhasil lolos dari tempat itu dan saya sudah berada di jalan yang lain. Aku masih terus-menerus mencari jalan untuk pulang namun aku tak dapat menemukannya, dan akupun menjadi tersesat. Akhirnya aku melihat ada sebuah bangunan irigasi yang bentuknya seperti yang ada di kali Ciliwung Manggarai. Aku berharap dari atas bangunan irigasi air itu aku bisa melihat jalanan yang tinggi yang tidak tergenang air. Sesampai di pintu bangunan irigasi itu aku melihat ada toiletnya. Aku berpikir "lebih baik aku mengganti pakaianku dengan pakaian kering.

Tetapi aku sangat kecewa karena ternyata pakaian cadanganku juga basah. Aku seperti kelelahan, sedih, merasa sendiri, dan merasa hopeless (putus asa) akan bisa kembali ke Jakarta karena aku tidak tahu jalan sama sekali. Aku merasa get stuck/terjebak dan tersesat di Serang, tidak ada orang yang bisa ditanyai arah. Hanya yang anehnya, ketika aku berada di kamar mandi itu aku melihat ada pembantuku di luar kamar mandi yang menungguiku dan melayaniku padahal dari awal sampai tsunami itu aku hanya sendiri tidak ada orang lain bersamaku. Ketika menulis ini baru aku mendapat hikmad, kehadiran pembantuku dalam mimpi itu mungkin sebagai gambaran malaikat yang selalu menemani dan melayani aku karena memang itulah tugas malaikat yaitu untuk melayani kita anak-anak Allah.

Lalu ditengah-tengah keputus-asaanku dalam mimpi itu aku membuka pintu kamar mandi di mana aku mau mengganti pakaian yang basah tadi, pintu kamar mandi yang berada di depanku juga terbuka bersamaan dan keluarlah seorang perempuan muda, kulit hitam manis, rambut berombak- ombak, berpakaian orang India dan wajahnya pun seperti orang India, cantik dan tersenyum ramah padaku. Ketika aku melihat wajahnya aku seperti pernah melihat dan mengenalnya. Lalu aku bertanya kepada perempuan India itu dalam bahasa Inggeris, "I fell like I know you, do I know you?" Lalu perempuan itu menjawab sambil tersenyum kepadaku "Yeah, I think I know you too!" Aku jadi penasaran dan bertanya lagi "Where are you from?" lalu perempuan itu menjawab " I am from IES." IES dalam alam nyata berarti International English Service. Lalu Aku segera menggunakan kesempatan itu untuk menanyakan arah pulang kembali ke Jakarta ke tempat di mana aku seharusnya berada. Aku bertanya, "Do you know how to get to Jakarta?" Dia menjawab " Yeah, I'll show you!". Lalu kami pun bergerak pergi dari tempat irigasi itu. Namun baru satu langkah aku bergerak tiba-tiba aku terbangun sadar bahwa aku sudah ada di atas tempat tidurku kembali. Sejenak hatiku beryukur aku sudah kembali ke tempat duniaku yang nyata dan itu hanya mimpi.

Tetapi ketika aku aku mencoba bangun dari tempat tidurku, tubuhku lemas seperti orang yang kelelahan, tidak bertenaga, jantung berdegup kencang, bulu tangan merinding, aku merasa tercengang-cengang akan mimpi itu, merasa seperti orang yang baru mengalami kejadian buruk. Saat itu maka teringatlah aku akan pengalaman Daniel 10:8. Dengan nafas yang tersengal-sengal aku mengetuk pintu kamar mandi di mana suamiku sedang bersiap untuk ke kantor. Dengan seperti orang kaget kukatakan padanya "I dreamed about tsunami again", that tsunami will happen in Serang!" Lalu aku dan suamiku membahas mimpi itu dan membaca Yesaya 5:25-30 lagi.

Semua ayat-ayat yang aku dapat sebelum mimpi itu akhirnya menjawab tentang mimpi tsunami itu.

Hari Senin, 17 Juli 2006

Aku bermimpi kembali, tiba-tiba aku melihat sebuah laut seolah olah aku berada di atas langit karena aku dapat melihat laut itu dengan jelas dari atas. Aku melihat ada seperti sebuah angin badai diatas laut itu dan membuat laut itu menggulung sehingga membuat sebuah ombak yang besar. Begitu aku melihat badai di laut itu tiba-tiba aku seperti mengetahui bahwa Tsunami akan segera terjadi.

Tiba-tiba secara roh, aku sudah berada di Binjai Sumatera Utara, di rumah keluarga seorang temanku yang sudah dipanggil Tuhan kira-kira 3 bulan yang lalu oleh karena penyakit kanker payudara.

Sebenarnya sebelum dia meninggal, aku sudah bermimpi sebelumnya bahwa dia meninggal. Karena aku penasaran aku meneleponnya dan memberitahukan mimpiku itu kepadanya. Ternyata saat itu dia ada di Jakarta datang dari Binjai untuk di laser di RSCM. Lalu aku mengajak dia untuk mendapat Doa Kesembuhan di Pdt. Pariadji karena aku percaya dia bisa disembuhkan. Namun sayangnya, dia menolaknya waktu itu dan akhirnya setelah penyinaran selesai, ia pulang kembali ke Binjai. 3 bulan kemudian penyakitnya kambuh secara dratis dan akhirnya 3 bulan yang lalu ia dipanggil Tuhan. Aku sangat terkejut dan shock, karena mimpiku itu tentang dia benar-benar terjadi. Aku merasa menyesal karena aku berpikir seandainya dia mau meresponi untuk didoakan Mujizat Kesembuhan mungkin dia masih hidup. Itulah latar belakang di alam nyata mengenai temanku yang bernama H ini.

Berlanjut ke alam mimpi, tiba-tiba aku berada di rumah H. Dia berdiri di samping kananku dan di sebelah kanannya berdiri salah satu dari keluarganya (saya tidak begitu jelas apakah itu kakak perempuannya yang lain atau ibunya). Aku berbincang-bincang dengan H, lalu aku penasaran kukatakan padanya "H, bukannya kamu sudah mati?" lalu dia menjawab "Tidak, Aku tidak mati". Lalu dia meminta aku datang menemui dan mendoakan keluarganya. Aku masuk ke rumahnya, rumah itu sepertinya gelap tidak ada cahaya. Tiba-tiba di rumah itu aku merasakan suatu beban dan ada belas kasihan yang sangat begitu dalam sehingga aku berdoa syafaat untuk mereka dengan menangis meraung- raung seolah-olah akan ada suatu bencana yang akan terjadi untuk keluarga ini. Setelah aku berdoa, aku bertemu mereka di sebuah ruangan rumah itu, mereka mengelilingi aku.

Aku mengatakan kepada mereka bahwa badai Tsunami akan datang. Lalu aku meminta mereka untuk menyiapkan ban-ban, tali-tali dan perlengkapan banjir, seolah-olah Tsunami benar-benar akan terjadi. Tiba-tiba aku teringat dengan H dan aku tanya keluarganya, "H mana?" Keluarganya menjawab "H, sudah meninggal? Dia tidak ada." Lalu aku bertanya lagi "R di mana? R di mana?", Karena aku tidak melihat R ada di tengah-tengah kami. R adalah salah seorang kakak H yang paling tua. Tapi semua mereka yang ada dalam ruangan itu diam saja, tidak menjawab.

Aku merasa heran karena aku yakin, tadi aku melihat H berdiri di sampingku dan bahkan berbincang-bincang dengannya. Ternyata semua keluarga H tidak ada yang melihat kehadiran H kecuali aku sendiri dan berbicara dengannya. Menyadari bahwa aku baru saja melihat orang yang sudah "tiada" dan berbincang dengannya, tiba-tiba saja bulu kudukku merinding dan dapat merasakan dengan kuat kehadiran roh orang yang sudah mati, merasa seperti roh kematian melingkupi rumah itu. Tiba-tiba rumah itu diliputi oleh kegelapan seperti mati lampu bahkan lebih gelap dari sebelumnya. Karena aku merasakan roh kematian begitu kuat di rumah itu aku segera ke luar dari rumah itu. Tetapi ketika kakiku melangkah melewati pintu aku mengarahkan tanganku ke arah rumah yang gelap itu sambil melangkah dan mengatakan "Damai sejahtera menyertaimu!". Ketika aku mengatakan ucapan berkat itu, aku merasakan ada "kuasa" yang sangat besar dalam ucapan itu. Begitu aku mengucapkan ucapan berkat itu, aku melihat tiba-tiba rumah yang gelap gulita sebelumnya itu berubah menjadi terang benderang seolah-olah seperti listrik padam yang menyala kembali. Berakhirlah mimpi itu di sini. Masih pada waktu yang sama.

Masih dalam alam mimpi, tiba-tiba aku sudah berada di Padang. Aku bertemu dengan saudara-saudaraku yang masih muslim di sana. Kepada mereka aku mengingatkan bahwa tsunami akan datang, jadi aku meminta mereka untuk mengungsi dan mempersiapkan ban-ban, tali, dan baju pelampung. Entah siapa, seseorang (laki-laki) / rohku merasakan dia adalah seorang malaikat, memberikan kepadaku sebuah baju berwarna hijau dan aku melihat dua saudara perempuanku dan yang laki-lakimengenakan baju yang sama berwarna hijau juga. Aku berpikir warna hijau adalah "lambang kehidupan". Lalu kami naik mobil berusaha untuk mencari jalan yang aman yang tidak terkena tsunami. Tiba-tiba ban mobil yang kami kendarai kempes di tengah jalan. Aku berusaha mencari-cari di mana tempat tambal ban. Entah bagaimana, kami sampai di suatu tempat di mana aku menyangka itu adalah tempat tambal ban. Tetapi anehnya ketika aku membaca tulisan di atas pintu bangunan itu ada tulisan "Rumah Sakit Jantung". Dalam mimpi itu aku heran kenapa kami ada di rumah sakit ini. Di sinilah mimpi ini berakhir. Dalam alam nyata Ibuku yang masih muslim yang tinggal di Padang memang memiliki masalah jantung yang bisa kambuh di saat-saat menghadapi masa genting .

Aku bangun. Aku segera menceritakan mimpi itu kepada suamiku. Aku mulai bertanya-tanya dalam hati pada Tuhan dan juga kepada suamiku kenapa aku masih terus bermimpi tentang tsunami lagi sampai 5 kali di waktu dan tempat yang berbeda-beda. Suamiku mengatakan, "Mungkin itu Tsunami Rohani". Tapi rohku tetap yakin bahwa tsunami dalam mimpi itu adalah benar-benar bencana tsunami secara fisik. Ditengah-tengah kebingunganku seolah-olah bertanya pada Tuhan dalam hati "Kalau mimpi tsunami itu semua benaran, kok banyak sekali sih Tuhan?" Tiba-tiba aku di ingatkan ayat dalam Yesaya 5:25 paragraf terakhir yang berkata "Sekalipun semuanya ini terjadi, murka-Nya belum surut, dan tangan-Nya masih teracung. Aku dan suamiku membuka Alkitab dan membaca kembali Yesaya 5:25-30. Setelah membacanya, pikiranku semakin terbuka dan semakin mengerti apa yang disampaikan Tuhan melalui ayat-ayat ini. Bahwa Tuhan memang sedang murka atas Indonesia. Murka-Nya tidak hanya untuk orang-orang yang menolak-Nya melainkan juga murka kepada umat-Nya ayat 25a.

Dari kedua mimpi terakhir pagi ini aku berkesimpulan bahwa tsunami juga akan melanda Sumatra Utara dan Sumatra Barat (Padang). Karena aku bermimpi telah mengingatkan orang-orang di sana.

Tanggal 17 Juli 2006, sekitar jam 18:30 WIB :

Aku mendapat telepon dari suamiku, ia mengatakan bahwa mimpiku mengenai tsunami itu sudah terjadi. Tiba-tiba badanku menjadi lemas lunglai seperti mau pingsan rasanya. Dengan lemas kutanyakan di mana? Dia menjawab di Pangandaran. Aku menangis di kerumunan orang-orang. Oh Tuhan! Ternyata mimpi-mimpi itu benar adanya. Aku rasanya menjadi lebih shock, karena aku sudah lebih dulu tahu sebelumnya akan kejadian tsunami ini lewat mimpi. Saat itu di dalam roh Aku menjadi panik. Panik karena aku sudah tahu akan apa yang akan terjadi di Indonesia dan aku tahu bahwa Tuhan mau aku harus lakukan sesuatu dan aku belum melakukannya. Akhirnya di tempat aku berada saat itu aku bersaksi kepada orang-orang di sekitar aku waktu itu, bahwa aku sudah mendapat mimpi sebelumnya mengenai stunami ini dan apa yang akan terjadi lagi di Indonesia.

Pulang ke rumah dalam mobil sambil menyetir aku meraung berteriak ke Tuhan "God! Why?" Why?" dan menangisi jiwa-jiwa yang menjadi korban tsunami itu.

Malam itu Tuhan katakan kepadaku "Aku kan sudah katakan kepadamu lewat mimpi-mimpi itu. Sekarang setelah Pangandaran terjadi, kamu baru yakin bahwa mimpi-mimpi itu adalah benar dan akan terjadi. Ingat! Ini baru Awal, Tanganku masih teracung!" (Yesaya 5:25b), tsunami Pangandaran adalah "Second Change/Kesempatan Kedua "(Peringatan Terakhir) yang Aku berikan kepada Indonesia dan Umat-Ku! Jadi pergilah sekarang! beritahukanlah kepada bangsa ini dan umat-Ku akan apa yang akan Kulakukan di Indonesia".

Sejak malam itu melalui kejadian tsunami Pangandaran, rohku semakin diteguhkan oleh Tuhan untuk memberitakan isi hati Tuhan kepada "Gereja-Nya".

Hal yang lain, ketika Tuhan menuntunku untuk membaca buku Hosea; di sana Tuhan katakan bahwa Ia murka dengan umatNya Israel. Di buku kitab ini dia menyatakan amarahnya ditujukan kepada Israel, Imam-imam, nabi-nabi oleh karena tidak memiliki pengenalan akan Allah dan melupakan pengajaran Allah dan berkompromi dengan dunia (Hosea 4,5:1) . Selain marah dengan Israel, ada 2 nama yang sering Allah sebut-sebut tentang kepada siapa amarahnya ditujukan. Nama itu adalah Efraim dan Yehuda (Hosea 5:1-15).

Ketika aku merenungkan kitab ini aku meminta Tuhan menyingkapkannya siapa gambararan semua tokoh-tokoh ini dalam zaman saat ini di Indonesia. Dan Allah mulai memberi hikmat marifat dan menyingkapkan siapa-siapa tokoh dalam ayat ini untuk Indonesia secara rohani. Israel adalah gambaran Gereja Tuhan secara umum, Imam, Nabi adalah para hamba-hambaNya. Tapi ketika aku bertanya "mewakili siapa Efraim dan Yehuda ini?". Tiba-tiba aku seperti mendapat hikmad dan pewahyuan. Israel adalah sebuah bangsa, tetapi Efraim dan Yehuda adalah nama sebuah suku. Berarti Efraim dan Yehuda adalah mewakili suatu suku yang ada di dalam Gereja Tuhan di Indonesia. Pertanyaannya? Suku apa mereka sebenarnya.

Ketika aku semakin penasaran ingin tahu, tiba-tiba aku diingatkan mimpi ketiga di mana aku melihat ada seorang ibu dengan berbahasa daerah Tapanuli (Batak) meraung-raung menangisi anaknya yang diseret tsunami. Mungkinkah ibu ini mewakili tsunami yang akan terjadi di Sumatra yang akan menelan korban banyak orang-orang suku Batak. Karena mayoritas suku Batak berada di Sumatra Utara. Namun aku hanya bisa menduga-duga dan mencoba menghubung-hubungkan antara mimpi yang satu dengan yang lain. Jadi aku belum pasti dan masih menggumulinya.

Selasa tanggal 18 Juli, 2006

Aku kembali bermimpi, bahwa semua mimpi-mimpi terdahulu tentang tsunami akan digenapi dan ada yang sudah digenapi (seperti tsunami yang sudah terjadi di Pangandaran tanggal 17 Juli siang), tapi ini baru awalnya saja, sebab tangan-Nya masih teracung.

Dalam mimpi terakhir pagi ini, aku bertemu dengan orang-orang Batak, dan ditunjukkan segala dosa-dosanya yang menyakiti hati Tuhan. Dalam mimpi itu ada dosa kesombongan, perzinahan, di mana di alam nyata perceraian semakin biasa terjadi dalam suku ini, padahal di zaman dulu dalam suku Batak terutama dalam gereja perceraian adalah suatu aib yang besar dan tindakan yang dilarang keras dalam gereja Batak. Perzinahan rohani pun banyak terjadi dalam suku ini. Dan aku pun semakin yakin bahwa suku Efraim ini secara rohani adalah mewakili suku Batak, dan bahwa Tuhan sedang berperkara dengan suku ini. Dalam Hosea 1- 8 Tuhan menjelaskan secara detail akan dosa-dosa mereka.

Tetapi mewakili suku apa Yehuda ini? Perlu diingat! gambaran kedua suku ini adalah suku-suku yang dalam sejarah adalah suku yang secara rohani dilahirkan oleh karena Penginjilan para Misionaris di zaman dulu. Dalam arti harfiahnya, suku ini adalah suku yang terlibat dalam sejarah kelahiran gereja di Indonesia, suku yang semestinya harus menjadi terang bagi Indonesia, tetapi malah sebaliknya menyakiti hati Tuhan.

Entah mengapa ketika aku sedang menggumuli tentang siapa suku Yehuda ini untuk Indonesia, pikiran dan roh ku merasa yakin dan kuat bahwa Yehuda ini adalah mewakili suku Manado. Bisa saja Yehuda ini mewakili Ambon, Irian, tapi roh ku lebih yakin dengan Manado walaupun aku masih terus mengujinya. Tuhan sedang berperkara dengan suku Manado (Sulawesi Utara). Dosa-dosanya pun diungkapkan melalui Hosea.

Tuhan kecewa dan sakit hati dengan kedua suku (Efraim dan Yehuda ) ini, jadi Tuhan ingin agar suku ini berbalik dari dosa-dosanya dan bertobat kepada Tuhan. Oleh karena itu Ia akan memurnikan Gereja-Nya terutama para Imam/Hamba-hamba Tuhan yang telah melupakan kasih setia dan ajaran-Nya.

Dalam kitab Hosea ini juga banyak menyinggung tentang dosa-dosa Israrel (Gereja) dalam bidang agama dan kenegaraan. Artinya ada kompromi gereja, imam2 dengan hal-hal duniawi ini (Hosea 7:1-16).

Jadi saat ini Gereja Tuhan mungkin harus merenungkan kembali hal-hal yang gereja (Organisani Politik Kristen) pernah lakukan di masa lalu, keputusan-keputusan politik yang tidak berkenan di hati Tuhan. Ingat! Tuhan tidak pernah melupakan dosa dan kesalahan kita di masa lampau sebelum kita mengakuinya. Cepat atau lambat, Allah akan berperkara. Ketika saya bertanya kepada Tuhan "Tuhan, yang benar aja! Masa Tuhan mau menghukum gereja-Mu?". Tiba-tiba Tuhan ingatkan lagi "Baca kembali ayat di mana aku bicara pertama kali kepadamu tentang apa yang Aku akan lakukan di Indonesia!". Lalu aku baca kembali Yesaya 5:25-30 dan aku temukan bahwa di ayat 25a "Sebab itu bangkitlah murka Tuhan terhadap umat-Nya". Berarti tranformasi dimulai dari dalam gereja Tuhan lebih dahulu. Gereja Tuhan perlu dimurnikan, dicuci, dibersihkan dan barulah dipersiapkan untuk menyambut transformasi yang akan melanda Indonesia.

Jadi, janganlah heran kalau nanti akan ada banyak orang-orang yang mengaku Kristen/Gereja Tuhan yang akan termasuk dalam daftar korban-korban bencana yang akan datang ini. Karena itu "Berjaga-jagalah, supaya kita tidak jatuh dalam pencobaan dalam hari yang malang itu, karena kita tidak tahu kapan bencana itu akan terjadi. Peganglah prisip ini "Hiduplah seolah-olah engkau mati esok hari, jadi engkau tahu apa yang harus dilakukan hari ini untuk Tuhan". "Karena bagiku hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan". (Filipi 1:21).

Aku merasa mimpi-mimpi tentang apa yang akan terjadi di Indonesia ini mungkin sudah berakhir dan terjawab sudah apa dan maksud tujuan Allah mengijinkannya terjadi. Sekarang dengan kejadian tsunami di Pangandaran telah meyakinkanku bahwa semua mimpi-mimpi itu pasti akan terjadi. Tugasku sekarang adalah memberitahukan mimpi-mimpi itu kepada umatNya (gereja) bahkan kepada orang-orang yang tidak mengenal Kasih Kristus untuk mengingatkan mereka sama seperti yang dialami nabi Nuh. Peristiwa tsunami Pangandaran adalah sebuah peringatan dan kesempatan (Second Change) yang diberikan Allah kepada Indonesia secara umum dan gereja Tuhan secara khusus untuk bertobat dan berbalik kepada Allah.

Saudara-saudara yang membaca kesaksian ini, beritahukanlah kesaksian ini kepada orang-orang yang kau kasihi di keluarga, kantor, gereja , lingkungan di mana pun kau berada. Pakailah kesaksian ini sebagai kesempatan untuk memberitakan Injil Allah kepada orang-orang yang terhilang. Kalau mimpi ini tidak terjadi, tidak apa-apa, Allah tidak akan dirugikan dan saudara pun tidak. Tetapi kalau Saudara sudah memberitahukannya kepada orang-orang sebelum tsunami ini terjadi dan ternyata benar-benar terjadi maka ini akan menjadi suatu "kesaksian hidup", Allah mendapat kesempatan untuk disaksikan dan ditinggikan. Allah-nya orang Kristen, Yesus Kristus akan dimuliakan. Jadi lebih baik lakukan sesuatu daripada "wait and see". Jika saudara tidak bertindak mulai sekarang, maka sekalipun ini terjadi saudara hanya akan menjadi penonton saja dalam pekerjaan dasyat Allah yang akan terjadi. Turutlah terlibat di dalam pekerjaan- Nya itu sekalipun saudara tidak bisa berkhotbah, menyanyi, main musik, tetapi saudara bisa berbicara untuk Allah. Amin!

Penuaian besar-besaran akan terjadi di Indonesia. Allah membutuhkan saudara untuk menjadi kaki, tangan, mulut-Nya. Janganlah takut dan menjadi gentar oleh penglihatan dan bencana-bencana yang sedang terjadi saat ini. Jangan berdoa hanya berfokus untuk minta perlindungan Allah untukmu dan keluarga, tapi berdoalah supaya engkau dipersiapan untuk hari-hari penuaian itu. Dengan berdoa meminta Allah mempersiapkan engkau untuk penuaian itu maka dengan sendirinya engkau adalah bukan orang-orang yang termasuk dalam orang-orang yang binasa, karena engkau sadar engkau memiliki tujuan mengapa ada di dunia yang gelap ini yaitu untuk menjadi terang dan memuliakan Bapa di Sorga. Sebab ladang sudah menguning dan siap untuk dituai. Selamat Melayani dan Tuhan Memberkati.

Ayat2 Pewahyuan Dalam Mimpi-mimpi ini:
Daniel
Hosea 1-8
Yesaya 5:25-30
Yesaya 6
Amos
Yehezkiel 1-3
Yehezkiel 14:12-23
Matius 13:1-30
Matius 25
Lukas 12:35-48
Wahyu 8:1-5
Filifi 2:1-10


Hari Kamis, 20 July 2006

Ketika aku berdoa sekitar jam 11 malam, aku langsung berdoa dalam bahasa roh. Dalam doa yang tak kumengerti itu aku merasakan tangisan Allah atas Israel. Ketika mulai bernyanyi dalam bahasa roh lama kelamaan nyanyian berubah menjadi seperti nyanyian Israel dalam bahasa Ibrani. Aku menyanyi dan meratap dalam bahasa Ibrani. Pada saat yang sama aku melihat penglihatan dalam rohku "Orang-orang Israel yang bersembunyi di bunker2, gedung-gedung yang hancur, rumah- rumah yang diterjang senjata-senjata rudal, orang-orang yang sibuk berperang. Suasana yang kualami dalam menit-menit itu sangat dramatis sekali. Setelah mengalami semua itu aku baru sadar kalau Allah sedang menangisi umat-Nya Israel yang saat ini mengadakan peperangan. Tangisan Allah dalam hatiku itu mengatakan "bahwa ada banyak orang Kristen/gereja (di luar) Israel yang tidak begitu peduli dan tidak mengerti apa yang sedang Allah kerjakan di Israel saat ini dan tidak banyak gereja Tuhan yang terbeban untuk menopang mereka dalam doa. Masing-masing gereja terlalu sibuk dengan programnya, agendanya masing-masing sampai-sampai gereja tuli mendengar suara Allah, apalagi gereja-gereja Tuhan di Indonesia. Israel seperti hanya sendirian berperang memperjuangkan apa yang menjadi Janji Allah mereka yaitu merebut kembali apa yang menjadi hak milik pusaka mereka . Israel seperti tersudut mencoba berjuang mempertahankan apa yang menjadi hak milik mereka, sementara segala bangsa di dunia terutama negara-negara Timur Tengah telah bersepakat mengutuki mereka. Sementara bangsa-bangsa Eropa dalam UN telah mengajukan perundingan damai,. Kehendak dan Perjanjian Allah inilah yang tidak dimengerti oleh dunia dan gereja Tuhan saat ini khususnya gereja-gereja di Indonesia.

Ketika aku selesai berdoa, Aku tanya Tuhan dia mau bicara apa padaku dan baca di mana. Tuhan suruh aku baca Yesaya 6. Di ayat inilah Tuhan bicara.

Jadi Tuhan sedang mencari siapa orang yang mau di utusnya untuk menjadi kaki, tangan, mulut-Nya. Dia mencari siapa yang mau terbeban untuk berdoa bagi Israel.

Setelah aku selesai berbincang-bincang dengan Tuhan, aku pergi tidur. Malam itu aku bermimpi. Aku melihat sebuah pohon yang besar dan tinggi. Pohon itu berbuah lebat sekali dan buahnya sudah matang-matang dan siap untuk dituai. Ada seorang pria/malaikat mengatakan padaku "buah itu sudah siap dituai, petiklah!". Dengan segera dan sukacita aku memanjat pohon itu. Sesampai di atas aku baru tahu kalau buah yang siap dituai itu adalah buah "Asam Jawa" yang sering dipakai untuk memasak sayur asam. Aku sangat mengenali sekali buah ini karena pada waktu aku masih kecil setiap hari aku mengambil buah-buah ini dan memakannya karena mereka banyak sekali bertumbuh di Binjai/Sumatra kota di mana aku dibesarkan. Ciri khas buah asam jawa ini kalau mereka sudah matang buah di dalamnya akan berubah menjadi kering kecoklatan, kulitnya akan rapuh dan gampang pecah. Nah, buah asam yang matang inilah yang aku lihat dalam mimpiku itu. Ketika aku sedang memetiki mereka, ada beberapa yang jatuh ke tanah ada yang kulitnya pecah ketika aku mencoba memetiknya tetapi hampir semua mereka dipetik dengan utuh dan sempurna. Mungkin ini adalah gambaran hati atau kehidupan mereka. Tetapi anehnya, walaupun pohon itu besar dan buahnya banyak sekali tetapi orang yang menuai/memetiknya hanya beberapa orang saja mungkin sekitar lima-an orang.

Jumat, 21 Juli 2006, sekitar jam 11 pagi

Aku mendapat telepon dari seorang teman. Dia mengatakan kepadaku membaca di koran Kompas seminggu yang lalu bahwa PGI (Persekutuan Gereja Indonesia) mengutuk serangan Israel. Setelah aku mendengar berita itu barulah aku menyadari bahwa berita itu mengkonfirmasikan kepadaku "Mengapa Allah menangisi Israel di malam aku berdoa untuk Israel itu. Sekarang aku semakin diyakinkan mengapa Tuhan marah dengan gereja-gereja di Indonesia yaitu Gereja tidak mengenal akan isi hati Tuhan. Gereja telah dibutakan oleh illah-illah zaman ini, telah berkompromi dengan dunia sekelilingnya. Setelah gereja mengutuk serangan Israel, maka cepat atau lambat Tuhan akan berperkara dengan gerejaNya di Indonesia.

Dari mimpi ini aku berkesimpulan: Bahwa penuaian akan tiba setelah semua bencana gempa, tsunami terjadi di Indonesia. Hanya aku penasaran "Kenapa buah asam ya? Kenapa bukan buah apel, anggur, dll? Maka mimpi ini meneguhkan Firman Tuhan dalam Matius : "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian untuk mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Amin! (Matius 9:37-38).

Hari Sabtu, 5 Agustus 2006 :

Aku ada di sebuah tempat, sepertinya sebuah lapangan yang tidak begitu besar. Lalu aku melihat teman satu kampus ITKI (Institut Teologi dan Keguruan Jakarta). Dia memakai semacam sebuah masker yang menutupi wajahnya. Lalu dari mulutnya dia membakar semacam sebuah korban bakaran yang ditujukan untuk ISRAEL. Sebab aku melihat asap itu keluar dari mulutnya dan asap itu untuk ISRAEL. Dari tempatnya berdiri semula, dia bergerak ke tempat di mana aku sedang berdiri dan melepaskan korban bakaran yang berupa asap itu. Lalu dia berbalik untuk pergi ke tempat di mana dia berdiri semula, tapi aku melihat wajahnya berubah menjadi orang lain, seperti seorang bapak2 yang kecapaian, badannya kehitam-hitaman, kelelahan karena selalu memberikan korban bakaran untuk Israel ini.

Lalu asap dari korban bakaran yang dia tinggalkan dekat aku, tiba- tiba mulai naik di atas kepalaku semakin tinggi dan semakin tinggi membentuk sebuah lingkaran yang semakin melebar di atas kepalaku. Aku terpana melihat asap itu dan dalam sekejab aku melihat ada semacam benda-benda yang mulai bergerak mengelilingiku di atas kepala. Aku segera menyadari ada sesuatu yang terjadi di sini, aku melihat asap putih mulai naik ke atas bergabung dengan asap2 tadi. Aku melihat roda-roda seperti roda mobil yang bertumpuk sejajar beterbangan di atasku bersama asap-asap tadi. Mereka terus mengelilingiku. Setelah melihat pemandangan itu, aku segera tahu bahwa asap-asap itu adalah kemuliaan Tuhan, lambang kehadiran Tuhan atas reaksi dari korban bakaran untuk Israel itu tadi. Lalu begitu Kemuliaan Tuhan hadir melalui asap-asap itu, tiba-tiba segala mahluk hidup yang ada di sekitar lingkungan "Hadirat Tuhan" itu segera bereaksi. Aku melihat di sebuah bukit yang tinggi dan jauh (padahal tidak ada bukit di sekelilingku sebelumnya), jadi ada penglihatan dalam mimpi. Dari bukit itu aku lihat burung-burung warna putih keluar dari sarang mereka terbang menjauh seolah mengisyaratkan ada suatu bencana yang sedang terjadi. Aku melihat orang-orang dari bukit itu juga mulai berlari-lari ke sana-ke mari mencari perlindungan untuk menyelamatkan diri. Aku segera tahu bahwa tsunami sedang melanda tempat itu. Dalam waktu yang singkat itu aku berusaha mempelajari dari mana asal dan arah tsunami itu supaya aku dapat berlari ke arah yang lain, dengan mengikuti dari mana asal arah burung-burung di bukit itu terbang. Orang-orang mulai panik menyelamatkan diri. Aku melihat orang berlari- lari menyelamatkan diri. Dalam kepanikan itu aku teringat anakku Paul dan berusaha mencari di mana dia saat itu. Ternyata aku melihat dia bersama seorang wanita dan bersama wanita itu juga ada seorang anak kecil yang lain. Mereka terjebak di tengah-tengah air yang datang dengan tiba-tiba. Air sudah mengelilingi mereka. Tapi aku terus mendekat untuk menyelamatkan Paul dari perempuan itu. Aku tetap menerjang air itu karena air belum begitu tinggi, tapi yang herannya ketika aku sudah sampai dekat perempuan yang memegang Paul itu, ternyata setelah aku mendekat, anak kecil yang kukira tadi adalah Paul ternyata berubah menjadi seorang perempuan muda, tapi aku tetap menarik dia dari banjir itu dengan cara menyeret-nyeretnya. Perempuan itu berteriak-teriak ketika aku memaksa untuk menolong dia dari jebakan air itu itu sebenarnya tidak mau ditarik-tarik seolah-olah pasrah kalau dia mati saja kena banjir itu, tapi aku tetap bertekat untuk menyelamatkan dia dan entah kekuatan dari mana ketika aku melewati sebuah mobil aku segera mengangkat perempuan yang kesakitan dan menaruh dia ke atas kap mobil di mana tempat itu cukup aman untuk perempuan itu berlindung dari stunami karena kap mobil itu cukup tinggi dari banjir. Setelah aku menaruh perempuan itu ke atas kap mobil aku pun berlari untuk mencari tempat yang aman dari banjir tsunami. Aku berlari-lari mencari tempat yang tinggi, dan akhirnya aku sampai di atas atap sebuah rumah yang tinggi. Dari tempat itulah aku bisa melihat arah dari mana tsunami itu datang. Air tsunami itu ternyata berasal dari arah tidak jauh dari tempat aku mendapat tempat perlindungan/ atap rumah itu. Di sinilah mimpi itu berakhir.

Aku terbangun, tapi badanku terasa letih dan lesu seolah-olah baru mengalami kejadian yang melelahkan, aku mengalami kembali seperti apa yang aku pernah alami ketika memimpikan tsunami di Serang Banten. Kejadian dalam mimpi itu begitu terasa real. Aku segera menceritakan mimpi itu kepada suamiku dalam keadaan masih ngantuk dan kelelahan. Tapi pada saat itu aku tidak mengerti apa arti semua mimpi itu.

Setelah menceritakan kepada suamiku aku menghubungi temanku Anita yang ada dalam mimpi pertama itu, tapi hp-nya tidak menjawab. Aku segera menghubungi Yoel Betakore, teman yang ada dalam mimpi kedua yang membakar korban wangi-wangian untuk Israel itu. Dan aku pun menceritakan semua mimpi itu kepadanya. Semakin sering aku menceritakan mimpi itu, semakin terang dan semakin aku mengerti aku apa arti dan pesan dari mimpi itu.

Yang aku ingat bahwa doa-doa orang kudus diibaratkan seperti korban persembahan bakaran di hadapan Allah.Tuhan ingatkan aku akan suatu ayat dalam kitab Wahyu. Aku mulai mencari konkordansi dan menemukan Wahyu 8:1-5. Ayat inilah yang benar-benar mengkonfirmasi mimpi tentang korban bakaran, asap dan bencana yang aku lihat dalam mimpi itu. Dan Tuhan mengingatkan aku akan roda-roda yang kulihat berterbangan mengelilingiku itu adalah malaikat-malaikat Tuhan, dalam Yehezkiel 1:15-21.

Penglihatan ini bisa mengandung 2 pengertian :
Yang pertama; korban bakaran untuk Israel itu adalah "doa-doa orang kudus yang dinaikkan untuk Israel rohani (Gereja Tuhan). Dalam mimpi itu korban bakaran dulu yang naik barulah efeknya berupa bencana alam di Indonesia berupa tsunami terjadi.

Jadi sebenarnya doa-doa orang kudus itu mempengaruhi akan apa yang akan Allah buat di dunia ini.

Yang kedua; Interpretasi yang kedua yaitu "Saat ini Allah sedang menunggu doa-doa orang kudus/gereja Tuhan menjadi genap, barulah ia melaksanakan penghakimannya itu atas Indonesia.

Aku semakin diteguhkan bahwa aku harus melakukan "mission trip" membawa tim untuk menyerukan di rumah-rumah Tuhan di Sumut dan Sumbar seruan pertobatan dan berdoa bagi umat-Nya. Karena di saat-saat yang genting ini, Tuhan ingin memfokuskan hatinya pada pertobatan dalam rumah Tuhan. Yang aku dengar dari Tuhan tentang orang-orang di luar gereja di Indonesia ini adalah "It's over!". Waktu untuk mereka sudah habis, "tertutup" sudah!" Bencana ini tidak bisa dibatalkan dan harus terjadi. Hal ini dikatakannya melalui Yesaya 6:9-10, Matius 13:14-15, Yehezkiel 13:12-23,Yesaya 55:5, Mat.25:1-13. Jadi ternyata ada saatnya Tuhan sudah tidak berkenan untuk ditemui, ada kalanya belas kasihan Tuhan sudah tertutup (Hosea 13:14). Kejadian bencana yang akan melanda Indonesia ini adalah penuaian untuk Tuhan, bukan kita Gereja-Nya Mat 13:24-30. Tetapi setelah bencana terjadi, itulah penuaian untuk kita para hamba-hambaNya.

Jadi benarlah kejadian bencana yang akan datang ini akan ada banyak gereja-gereja yang menjadi korban juga. Tetapi yang Tuhan katakan "kita tidak boleh menghakimi mereka, karena mereka adalah orang-orang yang akan menggenapi Firman Tuhan seperti dalam Mat 13:24- 30, karena orang-orang benar pun dapat ditimpa kemalangan (Lukas 13:1-5). Tuhan katakan yang penting di sini adalah "Bukan cara mereka matinya, tetapi cara hidup mereka sebelum mati", itu yang harus dipersiapkan supaya umat Tuhan dipersiapkan menjadi jemaat yang layak, yang kudus dan tak bercacat cela pada saat Tuhan menjemput mereka. Karena Allah begitu mengasihi kita gereja-Nya. Karena itu saat ini, sebelum bencana alam itu terjadi "Hati dan mata-Nya tertuju pada umat-Nya/Gereja-Nya" Saat ini Ia ingin memurnikan, memproses dan mempersiapkan umat-Nya. Setelah kejadian bencana ini terjadi, barulah "Transformasi terjadi di Indonesia". Tuhan akan memberikan Indonesia hati yang baru, dari gereja akan keluar tunas yang kudus Yes. 6:13). Yang penting adalah bahwa Gereja Tuhan harus mengerti dan tahu apa yang menjadi kehendak Allah saat ini supaya dapat melakukan persiapan dan melakukan apa yang dikehendakinya supaya gereja tidak menerima pukulan dari Tuhan (Lukas 12:35-48) dan tidak menjadi gadis yang bodoh (Matius 25:1-13).

Siapa yang bertelinga hendaklah dia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat (Wahyu 3:13).

Rabu, 6 September 2006

Aku mendapat mimpi pewahyuan kembali:
Aku berada di luar sebuah gedung di Jakarta. Tiba-tiba seorang bapak datang kepadaku mengatakan "Tsunami di Banjarnegara sudah terjadi!". Lalu aku melihat di dinding bangunan yang ada di dekat kami terpampang poster gambar-gambar sebuah lokasi yang terkena musibah gempa, tapi aku tidak tahu di mana lokasi itu berada.

Bapak yang tadi kembali bertanya kepadaku "Di mana lokasi tsunami yang kamu mimpikan itu?" Aku menjawab "Di Sulawesi Tenggara!". Lalu seorang bapak yang lain yang berdiri di sampingku mengatakan "Di Ancol juga akan terjadi tsunami!".

Masih dalam waktu yang sama.

Aku mendapat sebuah panggilan telepon dari seorang perempuan. Dalam mimpi aku sempat melihat wajahnya dan aku tahu dia adalah nenekku yang sudah meninggal beberapa bulan yang lalu, yang tinggal di Palembang. Tiba-tiba dari telepon yang sama seorang perempuan lain berbicara kepadaku. Dalam pembicaraan itu dia mengatakan dengan sangat memohon "Datanglah ke mari membritakan Firman Tuhan, kami ingin mendengarmu!". Aku ada sedikit rasa ragu karena yang aku tahu mereka itu adalah berlatarbelakang dari seberang (sepupu) seperti nenekku, tapi mengapa mereka mau mendengar Firman?. Maka kutanya dia "Kan kalian bukan orang Kristen?". Ia menjawab "Ya, tapi kami sekarang sudah bertobat. Kami mau mendengarkan ibu". Katanya memelas.

Lalu aku bertanya kepadanya "Berapa lama perjalanan ke tempatmu? Jawabnya "Tiga jam. Aku pun mulai berpikir2 "Wah, perjalanannya cukup jauh. Dan aku mulai mempertimbangkan apakah aku akan pergi atau tidak?. Mimpi selesai di sini.

Aku bangun dan menceritakannya dengan buru2 kepada suamiku, karena dia akan segera berangkat ke kantor. Aku berdoa minta Tuhan menyingkapkan apa arti semua mimpi ini. Ayat pertama yang muncul di pikiranku adalah: kesaksian penglihatan Rasul Paulus mengenai "seorang Makedonia yang meminta Paulus untuk datang menyeberang ke tempat mereka untuk memberitakan Injil (Kisah 16:9).

Aku tahu semua pembicaraan kami dalam mimpi itu adalah "sebuah konfirmasi dari Tuhan mengenai lokasi-lokasi yang akan di landa bencana gempa dan tsunami. Jadi tempat-tempat yang juga akan dilanda gempa tsunami adalah: Banjarnegara (Jawa Tengah), Sulawesi Tenggara, Ancol (Jakarta), dan Sumatra Selatan.

Dan sekarang aku semakin yakin dan teguh bahwa aku harus juga memberikan peringatan kepada gereja-gereja Tuhan di Jakarta. Karena Jakarta adalah pusat kebangunan rohani dari Gereja Tuhan di Indonesia. Dan agar gereja-gereja Tuhan segera waspada dan berjaga- jaga menanti penghakiman Tuhan atas Indonesia dan agar Dia mendapati gereja-Nya dalam keadaan tidak bercacat-cela dan hidup kudus.

Siapa yang bertelinga hendaklah dia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat (Wahyu 3:13).


KESIMPULAN

BENTUK2 BENCANA YANG AKAN TERJADI DI INDONESIA :
1. Gunung Meletus, Yes 5:25c, Amos 4:11
2. Tsunami : Yes 5:30, Amos 9:5-6, Yeh 26:19-21
3. Gempa : Amos 1:1, 3:14-15, 9:1b,c, 9:5
4. Kelaparan : Yeremia 14:12,18, Yeh. 14:13,21, Yer.15, Amos 4;6
5. Penyakit sampar : Yer.14, Yeh. 14, Amos 4:10
6. Pedang / perang : Yer.14, Yeh.14, Yer. 15, Amos 4
7. Kekeringan: Yer. 14, Amos 4
8. Binatang buas: Yeh 14:15
9. Longsor : Habakuk 3:6
10. Banjir : Hab. 3:8
11. Angin puting beliung, Badai Timur : Hab. 3:13,


NUBUATAN TAMBAHAN

1. Akan terjadi tsunami di Serang Banten Anyer yang sangat dashyat yang akan memakan korban nyawa yang luarbiasa banyak sehingga mayat-mayat mereka akan bergelimpangan seperti kotoran di tengah jalan, Yes 5:25.
2. Akan terjadi gempa, tsunami di Sumatra Utara terutama di Medan, Binjai yang sangat dasyat.
3. Akan terjadi tsunami di Padang, Sumatra Barat.
4.Akan terjadi gempa tsunami di Banjarnegara, Jawa Tengah. Ada penglihatan dari anak sekolah minggu di Karang Anyer, Solo bahwa Jawa lenyap.
5. Akan terjadi gempa tsunami di Sulawesi Tenggara.
6. Akan terjadi goncangan Tuhan di Palembang, Sumatera Selatan
7. Akan terjadi tsunami di Matondang, Sumatra Utara. Dekat muara Sipongi.
8. Akan terjadi tsunami di Ancol, Jakarta. Ada kesaksian dari seorang anak kecil yang mati dan hidup kembali, dalam komanya Tuhan Yesus datang kepadanya dan berkata Medan dan Jakarta akan dilanda gempa yang sangat besar.
9. Aceh akan sekali akan dilanda tsunami tetapi Aceh akan bertobat. Penglihatan dari seorang anak sekolah minggu di Solo.
10. Jakarta akan kembali mengalami banjir besar yang mengakibatkan banyak orang mati/menelan banyak korban jiwa akibat terseret arus yang deras. (mimpi tgl. 27 Pebruari, Selasa , 2007)
11. Akan terjadi angin puting beliung yang besar di Jakarta, tetapi hanya merusak rumah-rumah orang fasik, tidak akan mengena kepada rumah orang2 benar. (mimpi tgl. 4 Maret , Minggu, 2007).
12. Ada kota di tengah pulau yang akan tenggelam oleh tsunami dan tidak akan pernah ditemukan kembali, (Yehezkiel 26:19) Bali akan tenggelam dan tidak akan ditemukan lagi. Juga ada penglihatan dari seorang anak sekolah minggu di Solo bahwa Bali akan dilanda tsunami.
13. Kota di atas gunung akan dihancurkan Tuhan (Tawangmangu). Akan banyak longsor terjadi di Jawa Tengah, Puncak Bogor juga tidak akan luput dari longsor. Saya melihat bukit-bukit runtuh dan lumer menjadi Lumpur longsor.
14. Ada pulau tertentu yang akan terbelah dua, ada laut yang memisahkan di antaranya akibat goncangan gempa yang sangat dasyat.
15. Akan ada kelaparan yang dasyat yang akan melanda Indonesia, sehingga mengakibatkan terjadinya penjarahan, perkosaan, pertumpahan darah (pedang) seperti peristiwa 13-14 Mei.
16. Akan terjadi banyak kapal2 pesawat udara yang berjatuhan,kapal-kapal laut penumpang dan kapal2 datang yang akan tenggelam.

Hana Hudson
Pendoa Syafaat

Previous
Next Post »

2 comments

Write comments
mbrewut
AUTHOR
December 22, 2016 at 8:54 AM delete

Asslmlkm..
Mimpinya mirip dengan yang saya alami di tahun 2012 bulan matahari dan bintang singkat lanjut dan di tahun 2013 bulan 9 tangal 12 hari jumat klw ngak salah saya melihat nyata di atas langit jakarta ada cahaya besar mirip bulan sinarnya terang putih muncul di langit kira kira durasi 15 detik lalu masuk kembali singkat lanjut tentang mimpi di tahun 2014 klw ngak salah mimpi jakarta tengelam dan menyisa daratan perbatasan bekasi dan muncul kapal besar namun terbuat dari kayu seperti kapal nabi nuh .. wslm

Reply
avatar