Sung Du adalah seorang guru Kristen muda yang tinggal di Korea sebelum perang dunia ke-2 meletus. Ketika tentara Jepang menduduki Korea, iman Sung Du tidak cukup kuat untuk berkata tidak, sehingga akhirnya dia turut menyembah dewa-dewa bersama orang-orang Jepang di kuil Shinto. Semua guru misionarisnya sangat kecewa terhadapnya, tetapi mereka tetap berdoa untuknya. Namun Allah belum selesai berurusan dengan Sung Du.
Lima tahun setelah perang itu, Arch Campbell (salah satu guru misionaris Sung Du) mendatangi adik Sung Du, Sung Ho dan menanyakan apa yang telah terjadi. “Oh, ia sudah bertobat dihadapan Allah dengan menangis penuh penyesalan”, sang adik menjelaskan.
“Ia berjanji bahwa ia akan mati 2 kali sebelum menyangkali imannya lagi. Dan ia menepati janjinya. Ia mati 2 kali,” jelas Sung Ho selanjutnya.
Setelah bertobat, Sung Du belajar di sekolah Alkitab dan memulai pelayanannya di sebuah gereja dekat Suyang-Ch'on. Sewaktu komunis menguasai daerah itu, mereka melempar Sung Du ke pertambangan untuk bekerja sebagai budak. Ketika Sung Du menolak bekerja pada hari Minggu, para penjaga memukulinya sedemikian parah sampai-sampai mereka mengira Sung Du telah mati. Lalu, mereka membuang tubuhnya ke sungai. Beberapa saat setelah penjaga meninggalkan tempat itu, beberapa orang Kristen mengambil tubuhnya, membawanya pulang ke desa dan mulai menyiapkan penguburan.
Tiba-tiba mereka mendapati bahwa Sung Du masih hidup. Setelah berbulan-bulan, Sung Du sehat kembalidan siap menginjil lagi. Mendengar bahwa Sung Du menginjil lagi, para komunis menangkapnya lagi. Kali ini mereka menembak mati dirinya dan memastikannya benar-benar telah mati. Itulah Sung Du. Ia mati 2 kali untuk menebus ketidak-setiaannya dahulu.
Sama seperti Rasul Petrus yang menyangkal Tuhan Yesus 3 kali, Sung Du belajar bahwa pengampunana dapat ditemukan kapan saja di salin Kristus. Dan seperti Rasul Petrus akhirnya disalib, Sung Du belajar bahwa "KITA LEBIH DARIPADA ORANG-ORANG YANG MENANG, OLEH DIA YANG TELAH MENGASIHI KITA" --- Roma 8:37
EmoticonEmoticon