Semangat Natal

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (Filipi 2:5)

Bacaan: Filipi 2:1-11
Setahun: Yehezkiel 40-41; 2 Petrus 3

Bagaimana Anda mendefinisikan "semangat
Natal"? Apakah itu berarti senyuman ramah kepada orang asing, suara pujian yang akrab di telinga Anda, pohon yang berkelap-kelip di tengah lautan hadiah dengan bungkus berkilauan, atau hanya sekadar perasaan senang atas apa yang telah Anda raih tahun ini?
Tak satu pun dari banyak hal di atas yang mampu menggambarkan makna sejati dari ungkapan itu. Semuanya hanya menunjukkan perasaan yang mungkin muncul sebagai respons terhadap komersialisme yang menyelewengkan semangat Natal yang sejati.

J.I. Packer membahas inti masalah ini dalam bukunya Knowing God. Ia menulis, "Kita berbicara dengan meyakinkan tentang semangat Natal, tetapi maknanya kerap tak lebih dari sekadar kesenangan sentimental. Seharusnya semangat Natal berarti perwujudan kembali dalam kehidupan manusia [sifat] Pribadi yang rela menjadi miskin untuk kita, . semangat orang-orang yang, seperti Sang Guru, menjalani seluruh hidup mereka berdasarkan prinsip menjadi miskin, memanfaatkan hidup mereka dan mengizinkan hidup mereka dimanfaatkan-untuk memperkaya sesama, memberikan waktu, pikiran, perhatian, dan kepedulian demi kebaikan orang lain . dengan cara apa pun yang diperlukan."
Dalam Filipi 2, Rasul Paulus menggambarkan Allah Sang Penguasa surga dan bumi mengesampingkan kemuliaan Ilahi-Nya dan menjadi pelayan bagi kita dengan wafat di kayu salib demi menebus dosa-dosa kita. Saat ini Dia mendorong kita untuk juga melayani orang lain dengan rendah hati. Itulah semangat Natal yang sejati.
SEMANGAT HADIAH NATAL SEHARUSNYA TERLIHAT DALAM KEHIDUPAN KITA SELURUHNYA

Filipi 2:1-11
2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Previous
Next Post »