Ada satu cerita…Seorang bapak dirawat di RS karena tangannya patah, dilawat oleh Pendeta Gerejanya, lalu ia mengeluh tentang kenapa orang2 yang korupsi itu kok bisa hidup enak tanpa ditegur Tuhan, sedangkan dia yang cuma mencuri ayam kok “ditegur” Tuhan karena tangannya patah.
Lalu Pendeta itu tersenyum dan berkata, “Coba bapak bayangkan anak bapak berkelahi di sekolah, apa yang akan bapak lakukan terhadap anak bapak itu? Bapak akan memukul anak bapak itu supaya dia kapok dan tidak berkelahi lagi bukan?”
“iya, tentu saja” jawab bapak itu.
“Lalu apa yang akan bapak lakukan terhadap anak yang menjadi lawan berkelahi anak bapak?”
“Ya, tidak akan saya apa2kan”
”Lho, mengapa tidak bapak pukul juga dia?”
”Ya engga lah, diakan bukan anak saya”
Lalu Pendeta itu berkata “nah, itulah sebabnya bapak harus mengucap syukur, bapak ditegur oleh Tuhan karena Tuhan masih mengasihi bapak sebagai anak-Nya, justru bapak semestinya merasa khawatir kalau kita melakukan banyak sekali hal2 yang buruk tanpa adanya “teguran” dari Tuhan”
The point is :
MENGUCAP SYUKURLAH DALAM SEGALA HAL!!!
Jangan cuma kalau kita sedang sukses, mendapat berkat baru berucap syukur, sedangkan kalau kita sedang mengalami kegagalan atau sedang mengalami sakit dan penderitaan, kita malah bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan… segala "teguran" itu haruslah kita syukuri karena itu berarti Tuhan masih menganggap kita sebagai anakNya dan masih memberikan kita kesempatan untuk bertobat. Jangan sampai nanti tiba waktu kedatanganNya yang kedua kali, kita tidak siap. Jalanilah hari-harimu dengan menganggap bahwa pada hari esok Tuhan akan datang.
Lalu Pendeta itu tersenyum dan berkata, “Coba bapak bayangkan anak bapak berkelahi di sekolah, apa yang akan bapak lakukan terhadap anak bapak itu? Bapak akan memukul anak bapak itu supaya dia kapok dan tidak berkelahi lagi bukan?”
“iya, tentu saja” jawab bapak itu.
“Lalu apa yang akan bapak lakukan terhadap anak yang menjadi lawan berkelahi anak bapak?”
“Ya, tidak akan saya apa2kan”
”Lho, mengapa tidak bapak pukul juga dia?”
”Ya engga lah, diakan bukan anak saya”
Lalu Pendeta itu berkata “nah, itulah sebabnya bapak harus mengucap syukur, bapak ditegur oleh Tuhan karena Tuhan masih mengasihi bapak sebagai anak-Nya, justru bapak semestinya merasa khawatir kalau kita melakukan banyak sekali hal2 yang buruk tanpa adanya “teguran” dari Tuhan”
The point is :
MENGUCAP SYUKURLAH DALAM SEGALA HAL!!!
Jangan cuma kalau kita sedang sukses, mendapat berkat baru berucap syukur, sedangkan kalau kita sedang mengalami kegagalan atau sedang mengalami sakit dan penderitaan, kita malah bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan… segala "teguran" itu haruslah kita syukuri karena itu berarti Tuhan masih menganggap kita sebagai anakNya dan masih memberikan kita kesempatan untuk bertobat. Jangan sampai nanti tiba waktu kedatanganNya yang kedua kali, kita tidak siap. Jalanilah hari-harimu dengan menganggap bahwa pada hari esok Tuhan akan datang.
EmoticonEmoticon