Mungkin judul diatas, seperti sebuah pembanding yang Kontras dan Aneh. Tetapi itulah kenyataannya, dan apa yang saya akan share disini bukanlah mau menggurui, dsb.
Saya hanyalah sesorang yang merasa 'TERTEGUR' (secara pribadi) dengan apa yang sudah TUHAN ingatkan dalam diri saya.
NAIK PESAWAT?.
Yaa... bagi sebagian dari kita, itu adalah hal yang mungkin jarang atau tidak pernah sama sekali. Tetapi bagi sebagian dari kita, sudah sering kali naik pesawat, bahkan 'bekerja' di pesawat.
Seperti layaknya sebuah prosedur penerbangan, saat kita akan melakukan sebuah penerbangan, semua HANPHONE harus DIMATIKAN atau berada dalam OFLLINE/FLIGHT MODE. Karena dapat menggangu sistim navigasi pesawat. Hal itu berarti 'memutuskan' sementara terhadap semua hubungan dengan sinyal operator handphone kita masing-masing, dan menyalakannya kembali saat pesawat telah mendarat, dan berhenti dengan sempurna di bandara tujuan.
Tentu kita sudah paham akan hal ini, dan mengikuti prosedur ini, karena ingin 'nyawa' kita selamat selama penerbangan, dan tidak ingin juga mendapat masalah dengan awak pesawat karena menolak mematikan handphone.
Saya sekitar seminggu yang lalu, tepatnya hari Jumat siang, saya merasa TUHAN tegur langsung di dalam sebuah ibadah di salah satu kota saat saya sedang pelayanan disana. Biasanya saya hanya me-nonaktifkan nada dering saja, dan masuk dalam menu Vibrate, dan semua sms, telp masih dapat tetap masuk tanpa ada ringtonenya. Tetapi hari itu, saat ibadah baru dimulai, tiba-tiba seperti ada 'sesuatu' yg berbicara sangat tegas dalam batin saya. Secara umumnya seperti ini...
"Kamu, sangat menjaga dan aware dengan safety di dalam dunia penerbangan, dan mematuhi segala prosedurnya. Kamu sanggup mematikan handphone-mu selama penerbangan berlangsung demi menghormati dan menjaga sebuah prosedur keselamatan, dan menghindari masalah dengan awak pesawat karena menyalakan handphone. Masa dirimu tidak dapat mematikan handphonemu untuk AKU hanya dua sampai tiga jam saja?. Apakah AKU tidak lebih dari sebuah penerbangan dan awak pesawat sehingga kamu lebih mementingkan mematuhi mereka ketimbang menghormati KU?".
Saya tidak menunggu lama, saya ambil handphone dari saku celana saya, saya sms calon istri saya, saya kabarin dia, jika saya OFFLINE selama ibadah berlangsung dan akan ONLINE lagi setelah ibadah selesai. Singkat cerita, saya OFFLINE handphone saya ke menu Flight Mode (karena Alkitab saya ada di Handphone). Hari itu saya ibadah dengan air mata yang menggenang di mata saya. Saya minta ampun ke TUHAN, selama ini saya tidak sadar bahwa secara tidak langsung saya 'merendahkan' TUHAN lebih rendah dari sebuah penerbangan.
Mari kita jujur saja, jika handphone kita tetap menyala dalam ibadah, meskipun dalam menu Vibrate/getar. Perhatian dan konsentrasi kita terusik dengan adanya SMS yang masuk, atau telepon yang masuk, bahkan saya juga kerap menemui, malah BER-FACEBOOK ria selama firman Tuhan. Kembali lagi seperti apa yg dikatakan dalam Firman TUHAN, ALLAH kita adalah ALLAH yg cemburu. dalam artian ALLAH kita tidak ingin ada yang 'menyaingi' keberadaanya. Secara logika saja, mungkin anda lebih takut terhadap sanksi yang diberikan oleh manusia (kelihatan), dari pada sanksi dari TUHAN (yang 'belum' kelihatan).
Jika kita bertemu dengan Bapak Presiden, mungkin kita akan menghadap dengan kondisi kita yang terbaik. Berpakaian paling rapi, menggunakan parfum yang terbaik, make up atau menyisir rambut kita dengan sangat rapi, dan bertatap muka dengan penuh perhatian terhadap apa yang dikatakan bapak Presiden. Dan sangatlah tidak mungkin saat kita bertemu Presiden, kita berani angkat telepon atau ber sms ria, apalagi bermain facebook di hadapan beliau, sementara beliau berbicara kepada kita. Betul????
Jika berani pasti anda akan ditendang oleh PASPAMPRES keluar dari Istana Negara dalam waktu singkat. TUHAN lebih tinggi dari jabatan seorang Presiden. TUHAN adalah Pencipta kita. Sudah selayaknya TUHAN mendapat tempat dan perlakuan tertinggi dalam kehidupan kita. TUHAN hanya minta matikan handphone sesaat saja dalam ibadah. Hanya untuk berkonsentrasi pada NYA, dan 'mendengarkan' apa yang TUHAN inginkan dalam kehidupan kita. Saya baru tersadar, saat kita beribadah, kita itu sebetulnya melaksanakan 'TAKE OFF' untuk menikmati 'penerbangan' sesaat bersama TUHAN yang menjadi Pilot (PIC) kita. Dan kita pasti aman bersamaNYA. Kita harus mematikan handphone dan menyelaraskan tubuh, jiwa dan roh kita hanya kepada TUHAN. Ada saatnya ibadah baru berakhir, itulah 'LANDING' bersama TUHAN yang manis. Setelah kita menikmati 'penerbangan' terbang sesaat meninggalkan dunia sejenak bersama TUHAN, TUHAN memperlengkapi kita dengan Damai sejahtera, kekuatan baru, serta penghiburan dan berkat berkatNYA, untuk kita kembali menjalankan aktivitas kita di dunia ini. Saat ibadah telah selesai itulah, silahkan menyalakan handphone anda kembali. :)
Mungkin ada dari kita PRO dan KONTRA terhadap apa yang saya tulis di pagi ini. Hal itu sah-sah saja. Tetapi terlepas dari semuanya itu, saya hanya ingin membagikan tentang apa yang saya dapat beberapa saat lalu.
Mari kita bersama-sama mematikan atau meng-offline kan Handphone, PDA, iPhone, Blackberry kita selama ibadah.
Semoga Tulisan ini dapat menjadi berkat... JBU
Oleh : Vincent Herdison
3 comments
Write commentsUlasan yang sangat menarik sekali. Mudah2an saya dan kluarga dapat mengikuti langkah sdr. Tuhan memberkati.
ReplyYup.. saya jg udah mempraktekan.. :)
ReplyIa seharusnya demikian sebagai tindakan hormat kita kepada Elohim yang lebih besar dan berkuasa daripada segalanya. Jangan ada benda lain yang menarik perhatian kita sewaktu beribadah, mendengar Firman Tuhan, memuji dan memyembah-Nya, etc. Saya belajar menumpuhkan segala perhatian ketika ibadah di rumah Tuhan. Dan ianya sesuatu yang indah sekali bila mengalami atmospere penyembahan di hadirat-Nya. Tuhan memberkati!
ReplyEmoticonEmoticon