A Living Dog Is Better Than A Dead Lion

Hari ini Firman Tuhan secara khusus memberi perhatian kepada dua jenis binatang yang sangat berlawanan dalam hidup masyarakat Yahudi di zaman Perjanjian Lama yaitu : Anjing dan singa. Pengkotbah 9:4 berbunyi, “Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati. Ada perbedaan sangat besar antara dua hewan yang disebutkan dalam ayat ini. Bagi banyak orang di masa sekarang ini, anjing adalah :

  • Binatang peliharaan (pets) yang sangat akrab dengan manusia.
  • Binatang yang sangat bermanfaat bagi manusia : Menjaga rumah, menuntun orang buta, melacak narkoba yang tersembunyi, membantu dalam berburu, dsb.
  • Binatang yang bisa dijadikan sumber gizi yang lezat.

Bagi masyarakat Yahudi, anjing dipandang rendah sebagai hewan najis yang tidak berhak diberi penghargaan apapun. Sesuatu yang buruk dan hina selalu dikaitkan dengan anjing.

  • Goliath marah karena Daud memandang dirinya seperti anjing. (1 Samuel 17:43)
  • Para penyesat atau guru ajaran sesat disebut sebagai anjing (Filipi 3:2)
  • Orang non-Jews acap kali dihina dengan sebutan anjing (Matius 15:26)

Sebaliknya, singa dipandang sebagai hewan yang gagah, mulia dan patut mendapat penghargaan tinggi, lambang dari kududukan dan kekuasaan :

  • Orang benar dilambangkan bagaikan singa. (Amsal 28:1)
  • Singa muda menggeram gambaran Tuhan yang berperang. (Yesaya 31:4)
  • Yesus diberi predikat singa dari Yehuda. (Wahyu 5:5)

Perpaduan antara dua binatang yang sangat berlawanan dalam Pengkhotbah 9:4 memberikan sebuah pelajaran rohani yang sangat aktuil untuk kita semua yang hidup di akhir zaman. Kalau ayat ini diterjemahkan secara bebas untuk dunia modern sekarang ini, bunyinya adalah sbb :

  • Seorang tukang becak yang masih hidup lebih baik dari jendral bintang lima yang sudah mati.
  • Seorang pemuda buta huruf di desa terpencil lebih baik dari profesor terkenal yang mati.
  • Seorang pengemis yang masih hidup lebih baik dari konglomerat yang sudah jadi mayat.

Selama Masih Hidup Masih Ada Harapan

Intisari berita Pengkhotbah 9:4 adalah – Selama hayat masih dikandung badan, harapan masih ada. Dengan kata lain, ayat ini memberi pengajaran tentang pentingnya harapan dalam hidup manusia. Rasul Paulus juga menekankan hal yang sama ketika ia menyebut tiga unsur utama kekristenan : Iman, harap dan kasih (1 Korintus 13:13). Dalam tiap aspek hidup manusia, kita melihat pentingnya unsur harapan. Orang yang bekerja tentunya berharap dapat income untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, pemuda/di yang pacaran tentunya berharap suatu hari nanti akan menikah, mahasiswa yang tekun belajar pasti berharap segera dapat lulus ujian dan dapat meraih gelar, orang yang sakit pergi ke dokter dengan harapan cepat sembuh, orang yang punya anak pasti berharap anaknya kelak jadi orang yang berguna buat keluarga dan bangsa, orang yang buka toko tentu berharap tiap hari banyak konsumen datang belanja di tokonya.

Rasul Paulus dengan tegas bahwa bagi semua orang yang beriman, sumber pengharapan kita adalah Allah yang kita kenal di dalam Yesus Kristus (bedakanlah ini dengan sumber pengharapan banyak orang di dunia ini) :

Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan – Roma 15:13

Dalam surat rasul Paulus, kata elpis (hope) muncul sampai 80x. Ini menunjukkan betapa pentingnya unsur pengharapan dalam hidup orang beriman. Selanjutnya rasul Paulus menegaskan satu hal yang sangat indah – Pengharapan menghasilkan ketekunan dan daya tahan – Roma 5:3-5. Dengan demikian pendapat para pakar psikologi yang mengatakan bahwa orang yang paling malah di dunia adalah orang yang sudah tidak punya harapan apa-apa dapat dibenarkan.

Pupuklah Terus Harapan Dalam Hati Kita

Di kalangan orang Inggris ada sebuah kalimat bijaksana yang sering dipakai sebagai patokan hidup. Kalimat itu bunyinya sbb - “A person needs only three things to be truly happy in this world : Someone to love, something to do and something to hope.” Ada banyak kebenaran terkandung dalam kalimat bijak ini, jadi marilah kita semua melanjutkan hidup dan terus memupuk harapan dalam hati kita!

Harapan Untuk Apa?

  • Harapan untuk situasi yang lebih baik – Aktuil sekali untuk segala macam pergumulan hidup kita di dunia ini.
  • Harapan untuk mendapatkan pertolongan – Ada banyak kisah tentang tangan Tuhan yang menolong tepat pada waktunya.
  • Harapan untuk pemulihan – Pemulihan keluarga, pemulihan ekonomi, pemulihan hubungan yang retak, dsb
  • Harapan untuk kesembuhan – Selama masih hidup masih ada harapan untuk sembuh. Ingat sebuah pepatah yang berkata : Putus asa adalah dosa.
  • Harapan untuk menrima keselamatan kekal – Jangan kendor mendoakan & menginjili anggota keluarga atau orang Anda kasih untuk menerima Kristus. Selama masih hidup, Tuhan bisa pakai 1001 cara untuk membawa dia percaya.
  • Harapan untuk Masa depan yang gilang gemilang : Rapture and Second Coming of Christ.

Amin..

Previous
Next Post »