Siapa Yang Tahu?

NARATOR : Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, sebagaimana telah diumumkan beberapa waktu yang lalu bahwa menjelang malam Natal, di gereja kita akan digelar “Talk Show Natal”. Mari kita panggil saja host kita, bukan Farhan, bukan juga Indi Barends, tetapi ini dia…

HOST KELUAR DAN MELAMBAI KE JEMAAT

HOST : Syalom, syalom… apa kabar semua? Umat yang berbahagia, untuk menyambut malam Natal yang spesial ini, saya sudah siapkan tamu kita dari jauh. Saya panggilkan saja, Saudara Barak bin Yunus…

BARAK, YANG BERPAKAIAN YAHUDI, KELUAR DENGAN STATUS LUMAYAN KARENA DIA ADALAH PEMILIK PENGINAPAN DI BETLEHEM.

HOST : Selamat datang, selamat datang, Bung Barak. Silahkan duduk. Dalam catatan saya ini, Bung ini seorang pemilik penginapan di kota kecil Betlehem Yudea. Apa betul?

BARAK : Betul, tidak salah lagi.

HOST : Maaf Bung Barak. Saya tidak bermaksud memojokkan Bung. Tetapi saya harus bertanya, kok tega-teganya Bung itu menempatkan Yusuf dan Ibu Maria yang sedang hamil besar di sebuah kandang binatang?

BARAK : Eh, Dik, kami ini gampang bicara. Kamu enggak tahu bagaimana keadaan kota Betlehemn waktu itu. Ramainya ajubile. Dan semua penginapan penuh, juga rumah penginapan saya. Lagipula kandang binatang saya termasuk cukup lumayan untuk beristirahat. Bersih. Buktinya, Ibu Maria yang melahirkan Anaknya disana, tidak kena penyakit dan kemudian cukup kuat untuk mengadakan perjalanan ke Mesir.

HOST : Oke… Oke… Jangan emosi, Bung. Saya wajib menanyakan. Kan namanya juga talk show. Nah, ini saya mesti tanya lagi nih.

BARAK : Silakan. Saya akan jawab selama saya bisa.

HOST : Bung tahu enggak kalau Anak yang dikandung Ibu Maria itu adalah Yesus, Juru Selamat dunia. Anak Allah pencipta langit dan bumi.

BARAK : Ya enggak lah…! Siapa yang tahu…

HOST : Oke… Oke… Kalau misalnya Bung tahu, apakah waktu itu Bung tetap memberikan Ibu Maria tempat di kandang binatang untuk melahirkan Bayinya.

BARAK : Ya enggak mungkinlah. Saya pasti mengimbau, kalau perlu memaksa keluarga yang menempati kamar yang terbaik, pindah dan men-share tempat dengan seorang langganan yang lain.

HOST : Oo, jadi karena Bung tidak tahu jadi Bung kasih Ibu Maria kandang domba itu sebagai tempat melahirkan. Tetapi kalau Bung tahu, akan menjadi lain persoalannya.

BARAK : Ya, begitulah kira-kira…

HOST : Apakah sekarang ada rasa penyesalah karena tidak memberikan yang terbaik kepada Tuhan Yesus, Anak Allah, Juru Selamat Dunia

BARAK : Hey, Bung. Enggak usah ngomong gitu deh. Karena saya tidak tahu, maka terjadilah suatu kesalahan tempo hari. Tetapi, Bung sendiri bagaimana? Teman-teman Bung yang sudah tahu bagaimana? Kalian bahkan tahu semua rencana Allah. Bahkan sudah mengalami penyelamatan dunia yang dahsyat, dan sekarang hidup di tahun-tahun anugerah. Apakah teman-teman Bung yang duduk di depan sekarang ini sudah memberikan yang terbaik kepada Yesus yang nama-Nya Bung dan teman-teman pakai di belakang nama Bung sekarang? Bukankah Bung menamai diri Bung seorang Kris-ten, pengikut Kristus, namun tidak memberikan yang terbaik kepada Dia yang Bung sembah? Tolong pikirkan itu deh. Daripada memojokkan saya seorang pemilik penginapan pada zaman dua ribu tahun yang lalu, yang tidak tahu menahu soal siapa Ibu yang hamil itu.
Sudah. Saya mau kembali sekarang. Tetapi sekali lagi ya, tolong pikirkan betul, renungkan lagi apa yang saya katakan tadi…

BARAK MASUK DAN MENINGGALKAN HOST BENGONG SENDIRIAN.

HOST : Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, saya tidak bisa menjawab pertanyaan Bung Barak dari Betlehem tadi. Saya serahkan saja kepada saudara masing-masing. Apakah saudara sudah memberikan yang terbaik kepada Yesus, Tuhan kita. Syalom, Tuhan memberkati kita.

SELAMAT NATAL!

Sumber : Renungan Harian Edisi Desember 2009

Previous
Next Post »