Prajurit Kristus Yang Tidak Pernah Menyerah

“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” – 2 Timotius 2:3-4

Paulus menulis surat kepada Timotius anak rohaninya yang sangat dikasihinya agar tetap kuat di dalam pelayanannya, tidak menyerah terhadap tekanan-tekanan yang ada di dalam pelayanan dan kehidupannya, seperti seorang prajurit yang sedang berjuang untuk suatu tujuan walaupun harus menderita.

Suatu ketika dalam sebuah acara talkshow di tayangan televisi Amerika Serikat yang dipandu oleh Oprah Winfrey dengan para prajurit Amerika yang cacat karena tugas berperang di Irak. Oprah menanyakan perasaan prajurit-prajurit tersebut yang masih muda tetapi harus mengorbankan hidup mereka sampai cacat dalam tugas pertempuran di Irak. Yang luar biasa adalah sikap para prajurit yang diwawancara itu menunjukkan sikpa mental yang tidak menyerah dan menyesali apa yang telah mereka alami. Bahkan beberapa prajurit yang cacat dan sedang menjalani terapi dengan menggunakan kaki palsu, tetap semangat untuk terus berjuang dan bergabung kembali dengan kesatuannya setelah sembuh.

Aa lagi seorang prajurit muda yang seluruh tubuhnya mengalami luka bakar sehingga wajahnya yang tampah berubah seperti “monster” yang menakutkan karena truk berisi bahan bakar yang akan diantarnya ke markas tentara Amerika di Irak meledak. Tetapi yang luar biasa adalah prajurit tersebut tidak menyesal apa yang terjadi dan tidak sedih dengan kondisi tubuhnya yang rusak. Bahkan dengan semangat dia mengatakan bahwa jika setelah sembuh, ia akan bergabung kembali lagi dan bertugas.

Prajurit-prajurit yang mengalami cacat dan luka dalam medan pertempuran tidak pernah membiarkan diri mereka berlama-lama berada di bawah trauma atau keputusasaan. Sebagai prajurit Kristus yang sejati, kita juga harus memiliki sikap pengabdian dan ketaatan kepada Panglima dan Negara Ilahi kita, yaitu Yesus Kristus dan Kerajaan Sorgawi yang tidak pernah tergoncangkan, sebab ada tujuan Ilahi yang ingin kita rebut dalam medan peperangan kita ti dunia melawan kuas-kuasa dan roh-roh kegelapan serta keinginan daging kita.

Prajurit Kristus sejati harus siap menghadapi kekecewaan dan penolakan dari orang lain, bahkan mungkin dari orang-orang terdekat. Prajurit Kristus sejatu harus siap menderita dan bahkan mungkin melepaskan hak dan kenyamanan untuk mencapai kemenangan di dalam pertempurannya, sebab harus ada harga yang kita bayar untuk memperoleh kemenangan-kemenangan dalam hidup kita. Mungkin waktu kita, perasaan kita, kenyamanan yang membuat rohani kita tertidur bahkan mati. Ayat 4 mengatakan bahwa seorang prajurit yang sedang berjuang untuk mencapai kemenangan dalam tujuan Ilahi yang ingin dicapainya, maka ia tidak boleh memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, agar ia berkenan kepada komandannya. Oleh sebab itu fokus kita haruss pada tujuan Ilahi kita yaitu Kerajaan Allah. Ketika kita mengalami penolakan, disakiti, dimusuhi tanpa alasan yang jelas, disepelekan, jangan pernah menyerah, sebab Yesus Kristus, sang komandan kita juga sudah mengalami hal yang sama bahkan sampai mati di kayu salib untuk menanggung setiap dosa kita. Prajurit Kristus yang sejati tidak akan pernah berhenti untuk melayani dalam kondisi apapun yang dia alami, dia tidak akan tenggelam dalam kekecewaan yang terus menerus atas apa yang terjadi dalam hidupnya, bahkan akan terus mengucap syukur atas anugrah dan kasih Tuhan.

Warta Duta Injil Kerajaan tanggal 21 Juni 2009

Previous
Next Post »