Perempuan Kanaan Yang Percaya

“Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru : “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” – Matius 15:22

Persoalan mengenai sesroang yang kerasukan roh jahat bukanlah hal yang mudah untuk disembuhkan, kekuatan manusia tidaklah sebanding dengan kekuatan roh jahat, dalam arti Iblis atau Setan bukanlah tandingan manusia. Perempuan Kanaan ini tahu bahwa hanya lewat kuasa Yesus maka anaknya yang kerasukan roh jahat dapat disembuhkan. Itu sebabnya ia berusaha untuk mengalami perjumpaan dengan Yesus walaupun perjumpaan ini dilatarbelakangi dengan latar belakang budaya yang berbeda. Dalam perspektif orang Yahudi, perempuan Kanaan ini tidak layak untuk dikasihani karena orang Kanaan adalah bangsa yang kafir yang tidak mengenal Yahwe atau Tuhan yang mereka sembah. Tetapi cara pandang Yesus dalam pelayanan berbeda dengan cara pandang orang Yahudi. Dengan meresponi persoalan perempuan Kanaan ini, Yesus membalikkan paradigma pelayanan orang Yahudi yang eksklusif dengan memberi perhatian terhadap persoalan yang dialami perempuan Kanaan ini.

Meskipun diawal cerita ini seperti seruan dari perempuan Kanaan ini tidak ditanggapi oleh Yesus. Yesus tidak menanggapi bukan berarti Ia tidak peduli terhadap apa yang dialami oleh perempuan ini, sebaliknya Ia ingin melihat reaksi iman dari perempuan Kanaan ini. Ayat 25 dikatakan, “Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata : Tuhan, tolonglah aku”.

Salah satu kunci megapa perempuan ini mendapat respon dari Yesus adalah, karena ia datang sambil merendahkan diri dengan menyembah Yesus sebagai tanda ia menempatkan dirinya sebagai hamba di hadapan Tuhan. Respon kerendahan hati dari perempuan Kanaan ini membuat persoalannya dapat terselesaikan. Itu sebabnya Yesus berkata kepada perempuan Kanaan ini: “Hai ibu, besarlah imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki.”

Sama seperti perempuan Kanaan ini yang datang kepada Yesus demikian juga dengan kita, adakalanya kita datang dihadapan Tuhan dengan membawa persoalan kita dihadapan-Nya, mungkin kita sudah lama meminta dan berseru dihadapan-Nya namun sepertinya persoalan kita belum juga terjawab oleh Tuhan, dan bukan berarti ketika menjawab karena Ia ingin melihat respon iman kita, apakah sikap kita dihadapan-Nya mencerminkan diri kita sebagai seorang hamba yang merendahkan diri dihadapan-Nya. Seperti kata firman : “dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, maka Aku akan mendengar dari sorga serta memulihkan mereka.”

Kehidupan iman percaya kita tidak hanya sebata kita berseru dan memohon kepada Tuhan tetapi respon kerendahan hati kita dihadapan-Nya dengan menyembah Dia akan menentukan kita memperoleh jawaban dari apa yang kita inginkan dari-Nya.

Sumber : Warta Duta Injil Kerajaan edisi 21 Juni 2009

Previous
Next Post »