Rumah adalah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia (sandang, pangan, papan). Bagi orang berada, rumahnya bisa bernilai milyaran rupiah, namun bagi mereka yang sederhana, yang disebut rumah hanyalah sekedar tempat bernaung dari teriknya panas matahari dan derasnya terpaan air hujan. Berbicara tentang rumah, Firman Tuhan mengungkapkan tentang tiga rumah yang harus kita perhatikan baik-baik dalam hidup ini.
1. Rumah Tangga Pribadi
Rumah yang pertama yang harus kita perhatikan ialah rumah tangga kita pribadi lepas pribadi. Apakah dengan menjadi orang Kristen maka secara otomatis rumah tangga mencerminkan kasih dan terang Kristus? Tidak secara otomatis. Harus ada kerja keras dari tiap anggota keluarga!
Hari ini, marilah kita adakan spiritual check up atas tiap-tiap rumah tangga kita dengan memakai prinsip Alkitab yang terdapat dalam kitab Amsal :
- Rumah tangga Kristen harus diwarnai dengan kasih vertikal dan horizontal (Amsal 3:3)
- Saudara kembar kasih yaitu kesetiaan juga harus jelas nampak (Amsal 3:3)
- Iman yang didasarkan atas Firman harus dipelihara (Amsal 3:5-6).
- Hidup kudus menjauhi kejahatan harus dipraktekkan (Amsal 3:7).
- Pendidikan iman atas anak harus diutamakan (Amsal 29:17).
Bagaimana hasil check up Anda? Dalam kitab Yosua 24:15 kita mendapati sebuah contoh yang indah mengenai rumah tangga Yosua, pemimpin besar umat Israel waktu itu. Dengan tegas Yosua berkata, “Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!”. Rumah tangga yang demikian inilah yang berkenan di hadapan-Nya.
2. Tubuh Kita
Rasul Paulus dalam 1 Korintus 6:19 menyatakan sebagai berikut “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”
Sejak hari Pentakosta dimana Roh Kudus dicurahkan di kamar loteng Yerusalem, Roh Kudus “dwell in” (diam di dalam) diri orang-orang percaya sehingga dengan demikian tubuh believers menjadi Bait (rumah) Roh Kudus.
Sebagaimana rumah tiap hari disapu dan dipel sampai bersih dan semua sampah dibuang atau dibakar, demikian juga tubuh kita yang adalah Rumah Roh Kudus harus dijaga dan dibersihkan dari segala macam kotoran dan sampah yang bisa membawa penyakit berbahaya. Sayangnya, ada begitu banyak orang yang menamakan dirinya sebagai orang percaya merusak tubuhnya sendiri dengan pelbagai cara yang negatif :
- Daun tembakau – peringatan tanda bahaya yang sangat merusak sudah ditulis di tiap bungkus rokok, tapi banyak orang yang cuek saja alias tidak menghiraukannya.
- Berbagai macam minuman keras – merusak tubuh, bahkan tidak sedikit yang mati.
- Obat-obatan terlarang – menghancurkan tubuh dan jiwa
- Makan secara berlebihan – Istilah Paulus : Bertuhankan perut (Filipi 3:19)
Yang harus kita lakukan ialah mentaati nasihat rasul Paulus sebagai berikut : Marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, sehingga dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah (II Korintus 7:1)
3. Rumah Tuhan
Dalam Mazmur 92, Firman Tuhan berbicara tentang satu ciri khas seorang yang benar di mata Tuhan. Ciri khas itu dinyatakan dalam ayat 14 – Mereka ditanami di Bait Tuhan dan bertunas di pelataran Allah, bahkan sampai masa tuapun masih tetap mengeluarkan buah. Luar biasa sekali, bukan? Kita semua tentunya mau banget sampai masa tua tetap menghasilkan buah yang segar. Tapi perhatikanlah dulu syaratnya : Ditanam di dalam rumah Tuhan.
Rumah Tuhan pada di akhir zaman ini ialah gereja dimana Anda berjemaat dengan tekun dan setia tiap-tiap minggu. Untuk bisa menghasilkan buah pada hari tua, Anda harus ditanam dalam rumah Tuhan! Apa arti dari istilah “ditanam dalam rumah Tuhan” ini?
Ditanam artinya ada satu tanah yang tetap. Ini berarti harus menghargai rumah Tuhan dalam arti mau menetap dalam hal berjemaat, bukan menjadi warga Gereja Kristen Keliling Keliling (GKKK). Bayangkan : Tanaman yang hari ini ditanam ditanah A, minggu depan dicabut lalu ditanam di tanah B, bulan depan pindah ke tanah C. Bukannya segar dan berbuah, tanaman ini akan merana dan mati.
Ditanam di satu tempat artinya berakar dalam. Akar dari tanaman itu masuk ke tanah dan menyerap zat-zat makanan yang diperlukan untuk bertumbuh dan menghasilkan buah. Dengan demikian tanaman ini makin kuat akarnya, makin tinggi batangnya dan makin rindang carangnya. Pada saatnya pohon itu akan menghasilkan buah yang segar. Makanan yang sehat adalah Firman Tuhan yang diberitakan secara Alkitabiah di dalam jemaat gereja. Makanan rohani inilah yang mempertumbuhkan jemaat secara rohani sehingga dapat menghasilkan buah.
Ditanam dalam rumah Tuhan artinya ada komitmen. Jemaat yang bertumbuh dengan benar tidak hanya pasif saja menonton, tapi aktif berpartisipasi mendukung kelangsungan jemaat dengan doa, tenaga, talenta, dan dana. Prinsip Alkitab yang dahsyat. Siapa membangun memperhatikan Rumah Tuhan, Tuhan akan membangun rumahnya!
Amin.
Diambil dari Warta Gereja Aletheia, Minggu, 2 Mei 2010
EmoticonEmoticon