Tertawa VS Marah

AKIBAT TERTAWA

1x tertawa sakit kepala hilang
2x tertawa bencipun sirna
3x tertawa masalah lari
4x tertawa penyakit sembuh
5x tertawa jadi awet muda
6x tertawa hati penuh sukacita

Bila kita tertawa maka di dalam tubuh kita akan terbentuk hormon endorphin yang berfungsi untuk membuat otot menjadi rileks, sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi meningkat dan kadar Oksigen dalam darah juga naik.

Jadi memang benar bahwa tertawa itu menyehatkan dan merupakan salah satu dokter terbaik di dunia, yaitu dokter Gembira.

Kita dapat tertawa karena pikiran kita dipenuhi dengan sukacita dan kegembiraan, tidak ada beban lagi yang menakutkan dan membatasi kita, semuanya menjadi bebas lepas.

Dan bila emosi kegembiraan itu kita lepaskan dalam bentuk tawa, maka dampaknya luar biasa karena dapat membuat sakit kepala menjadi hilang, rasa benci pun menjadi sirna, masalah yang sedang kita hadapi lari menyingkir, segala penyakit menjadi sembuh, kita tetap awet muda, dan juga mendapatkan hati yang penuh sukacita.

Karena itu tertawalah atau tersenyumlah pada semua orang, termasuk juga pada orang-orang yang telah menyakiti kita.

Hal ini jelas akan memperbaiki hubungan kita dengan orang lain, menjadikan suasana gembira, membuat hidup kita bergairah kembali sehingga semuanya dapat kita jalani dengan penuh semangat.

------------------------

AKIBAT MARAH:

1x marah sukacita hilang
2x marah akal sehat terbang
3x marah tekanan darah naik
4x marah teman2 pergi
5x marah jadi cepat tua
6x marah pintu dosa terbuka

Marah merupakan suatu bentuk emosi manusia yang dapat menghancurkan diri sendiri.

Apakah kita tidak boleh marah? Tentu saja boleh, asal pada tempatnya.

Kita berhak marah bila melihat ada hal-hal yang tidak benar, misalnya kita perlu marah terhadap orang-orang yang mengumbar emosinya dengan melempari dan membakar Gereja St Albertus di Bekasi beberapa hari yang lalu.

Kemarahan tersebut perlu dikeluarkan, bila tidak malah akan merusak diri kita juga, tetapi tentu saja secara positip, misalnya untuk para pelempar dan pembakar Gereja tersebut melalui jalan hukum.

Tetapi banyak juga rasa marah yang negatip, yaitu hanya untuk meluapkan nafsu dan emosi yang ada hanya untuk kepuasan diri sendiri.

Yang penting saya senang, saya suka, dan saya menang, tidak peduli dengan orang lain.

Marah negatip inilah yang ada dalam diri orang-orang yang melempari dan membakar Gereja.

Pikiran mereka hanya dipenuhi oleh ‘aku’ !

Marilah kita buang rasa marah yang negatip, karena dapat menimbulkan berbagai efek yang menghancurkan dan merugikan diri kita sendiri, misalnya hilangnya sukacita, terbangnya akal sehat, naiknya tekanan darah, ditinggal teman, menjadi cepat tua, dan membuka pintu dosa. Bahkan dikatakan bila tujuh kali kita marah, maka kita sendiri yang menjadi gila, malah kalau sembilan kali marah maka lengkaplah menjadi suatu novena marah yang menghasilkan voucher masuk neraka ...

(Ketarangan : Novena adalah suatu bentuk doa Katolik yang dilakukan sebanyak sembilan kali).

Marilah kita kuasai diri kita sehingga keinginan marah yang negatip dapat diredam dan dialihkan menjadi hal yang positip dan bermanfaat bagi semua orang. Amin.

Previous
Next Post »