Awal tahun adalah saat yang tepat untuk kira menelusuri kembali perjalanan hidup kita selama setahun lalu dan merencanakan apa yang akan kita lakukan tahun depan. Baik untuk keluarga kita, bisnis kita, kegiatan sosial kita dan sebagainya. Apa cita-cita kita? Apa yang ingin kita capai? Apa yang ingin kita lakukan?
Hukum 20-80
Hukum 20-80 ini biasa disebut juga hukum Pareto. Dalam hidup ini ternyata hukum 20% dari seluruh aktivitas kita yang menyumbangkan 80% bagi kehidupan kita. Bagi seorang Agnes Monica, ternyata dari seluruh kemampuan yang ia bisa, kemampuannya di bidang tarik suara dan akting menyumbang 80% keberhasilan hidupnya. Bagi seorang Rudi Hartono, ternyata 20% dari seluruh kemampuannya, yaitu badminton, menyumbangkan 80% kesuksesan dalam hidupnya.
Prioritas! Itulah yang dimaksudkan. Kita memiliki banyak kegiatan, juga banyak kemampuan, tetapi sulit bagi kita untuk dapat melakukan semua itu, atau sulit bagi kita untuk mempertajam semua kemampuan kita secara bersamaan. Kita perlu menentukan skala prioritas, apa 20% kegiatan dan kemampuan kita yang paling menonjol dan mampu menyumbangkan 80% keberhasilan dalam hidup kita? Fokuslah pada 20% itu.
Waktu
Dalam hidup ini, ada 4 hal yang tidak bisa kembali : kaya yang telah diucapkan, panah yang telah dilepaskan, masa lalu, dan kesempatan yang disia-siakan.
Kekayaan yang disia-siakan, kadang bisa diperoleh kembali. Kesehatan yang disia-siakan, jarang bisa diperoleh kembali. Namun waktu yang disia-siakan, tidak pernah diperoleh kembali.
Waktu yang dapat kita gunakan sangat terbatas karena banyak hal yang tidak dapat kita kontrol. Sayangnya, acap kali kita menghabiskan waktu kita, seolah-olah kita masih punya banyak persediaan waktu. Pertanyaan bagi kita bukanlah : apakah kita sibuk? Atau, sejauh mana kita sibuk? Namun, apakah kita sibuk melakukan pekerjaan dengan tepat?
Tiga unsur penting untuk mengevaluasi hidup kita selama ini : Arah, prioritas, dan mulai dari akhir apakah selama ini hidup kita tidak bertujuan? Apakah selama ini hidup kita tanpa arah yang jelas dan pasti? Apakah selama ini hidup kita sekedar mengalir? Apa kehendak Tuhan terhadap hidup kita? Apakah hidup kita sudah kita sudah mulai dari akhir, artinya apakah hidup kita sudah kita mulai dari tujuan akhir hidup kita, sebelum kita mati? Kita tidak dapat mundur dan mengulangi lagi awal kehidupan kita. Tetapi kita dapat mulai dari sekarang dan membuat sebuah akhir yang baru.
Visi
Apakah visi hidup kita? Visi adalah melihat sebuah gambaran tentang apa yang akan terjadi di masa datang. Visi mengekspresikan nilai dan standar tertinggi kita, visi juga membuat kita spesial dan berbeda dari orang lain. Visi sangat membantu kita memaparkan tahun-tahun ke depan dan membuat kita tetap fokus. Selain itu juga visi membuat energi kita terfokus.
Visi memang bukan segalanya, tatapi visi adalah awal segalanya. Jika tidak ada visi maka rakyat binasa. Visi adalah masa sekarang dan masa yang akan datang.
Proses memiliki visi, pertama kita perlu proses eksplorasi dan kreasi; kedua kita perlu sadar bahwa ini merupakan proses intuitif dan emosional dan kerap kali tidak sesuai dengan logika. Di atas itu semua, visi bisa kita minta pada Allah Bapa, apa yang menjadi keinginan-Nya atas hidup kita. Dalam praktik sehari-hari, visi tidak selalu datang terang benderang, kerap kali visi datang sebagai proses kristalisasi dari berbagai tantangan hidup yang pada waktunya menjadi berlian indah yang bernilai tinggi bagi kita dan sesama.
Proses penggalian dan kreasi dalam memiliki visi adalah :
1. Lihat ke dalam diri, apa yang kita rasakan?
2. Lihat ke belakang, apa yang sudah kita pelajari?
3. Lihat ke sekeliling, apa yang terjadi pada orang lain dan sekitar?
4. Lihat ke depan, apa gambaran utuhnya?
5. Lihat ke atas, apa yang Tuhan harapkan dari kita?
6. Lihat ke samping, apa sumber daya yang kita miliki?
Misi
Visi saja tidak cukup. Harus ada komitmen untuk bertindak mencapai visi yang disebut dengan MISI. Pertanyaannya adalah, apa misiku? Akan ada pilih tindakan yang tak terbatas untuk menentukan misi kita, pilih salah satu yang dapat memberikan hasil maksimal untuk merealisasikan visi.
Asumsi yang kerap kali salah tentang misi adalah menjadikan misi sebagai my to do list, atau misi saya harus penuh dengan penderitaan, atau misi saya harus mirip dengan orang seusia saya.
Goal
Misi saja tidak cukup. Harus ada satu set langkah-langkah yang khusus dan diukur untuk mencapai misi. Langkah-langkah itu disebut goal. Goal merancang program untuk mencapai misi dan merealisasikan visi yang sudah kita tetapkan. Kita mempunya satu visi dan satu misi, tatapi banyak goal dan banyak kegiatan yang berdasarkan goal.
Kehidupan kita harus seimbang dan utuh, maka goal yang kita tetapkan haruslah meliputi seluruh aspek kehidupan, karier, keuangan, keluarga, pendidikan, kesehatan, rohani, minat pribadi dan pelayanan. Dan, agar goal tersebut dapat kita capai, kita harus memenuhi kriteria SMART – Specific (khusus dan jelas), Measurable (dapat diukur), Attainable (dapat dicapai), Realistic (realistis), dan Tangible (konkrit).
Pentingnya menerapkan goal
1. Dapat mengurangi stress
2. Jika kita melangkah di arah yang benar, tiap langkah betapapun kecilnya, akan membuat kita dekat ke tujuan.
3. Seorang dengan sebuah goa/tujuan akan berjalan seratus kilometer di satu jalan. Namun seorang tanpa goal/tujuan akan berjalan satu kilometer di seratus jalan.
4. Seorang yang berorientasi pada goal selalu berambisi mencapai tujuannya melebihi Status, Kekuasaan, dan Uang.
5. Penetapan goal menolong kita untuk tetap FOKUS.
6. Penetapan goal menyederhanakan pengambilan keputusan.
Prinsip-prinsip penting dalam mencapai goal.
1. Belajar berkata TIDAK pada sebuah kesempatan dan berkata YA pada GOAL.
2. Goal-goal kita harus bersumber dari kerinduan yang dalam dan keinginan yang besar.
3. Teguh pada goal-goal, fleksibel pada metode kita (aktivitas).
4. Goal-goal kita harus ditulis.
5. Kenali hambatan-hambatan dalam mencapai goal-goal kita.
6. Kenali apa dan siapa yang dapat membantu mencapai goal kita.
7. Visualisasikan goal-goal kita.
8. Jangan pernah menyerah untuk mencapai goal-goal kita.
9. Bila memang perlu dapat direvisi.
10. Selalu positive thinking.
11. Untuk memuliakan Tuhan.
Greg Werner, seorang Strength & Contioning Coach, mengatakan “Buatlah suatu kemajuan, kita akan senang. Buatlah kemajuan dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan kita akan menjadi seorang juara”. Dan, Yesaya mengatakan, “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru : mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yesaya 40:31).
Akhirnya, apa visi dan misi kita? Apa goal-goal kita? Selamat memulai hidup baru dengan visi, misi, dan goal yang jelas. Tuhan beserta kita.
Christovita Wiloto S.E., MBA. – Renungan Harian edisi Januari 2009
EmoticonEmoticon