Pengalaman Masa Kecilku Bersama Ayah

Lalu mengamuklah taufan yg sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" - Markus 4 : 37-40

Salahsatu hobby ayah adalah memancing ikan, ketika itu saya baru berumur 11 tahun dimana ayah mengajak saya berlayar menggunakan "JUKUNG" semacam perahu layar kecil yang dikanan kirinya dipasang sayap penyeimbang sehingga tidak mudah diombang ambingkan ombak. Ketika itu kami melintasi Teluk Semangka, terletak disepanjang pantai Selat Sunda dekat propinsi Lampung.

Tampak awan mulai gelap saat itu, mendung & pekat di atas langit, laut dengan ombak yang tadinya tenang dan bersahabat, tiba-tiba gelombang bergejolak marah dan mengamuk! Sebagai manusia biasa, saya melihat wajah ayah ketika itu mulai panik, berjuang keras untuk mengendalikan perahu dan segera menurunkan layar supaya tidak ditiup badai kesana-kemari.

Tapi hati saya tetap yakin akan kemampuan ayah yang begitu kokoh mampu mengendalikan perahu walau badai begitu dahsyat, sehingga membuat hati dan ketakutan saya menjadi reda.

Setelah dewasa, beberapa waktu yang lalu, dimana dokter menyatakan bahwa saya terkena serangan badai penyakit jantung koroner dan saya harus dioperasi, sebab kalau tidak, dikuatirkan akan mengalami serangan jantung mendadak alias STROKE yang akan mengakibatkan kefatalan tubuh yaitu kelumpuhan. Dalam menghadapi penyakit jantung koroner ini, saya teringat akan masa kecil saya, dimana badai laut Teluk Semangka yang dahsyat itu pernah menghantam perahu ayah, tetapi ayah begitu  gagah dan kokohnya sehingga mampu mengendalikan perahu layar tersebut sehingga kami bisa selamat sampai dipantai.

Demikian juga, betapa saya seharusnya jauh lebih percaya bahwa Bapa surgawi mampu menggendong saya pada saat saya diserang badai penyakit jantung koroner; meredakan dan mengusirnya sehingga menjadi teduh serta sehat kembali. Itu lah IMAN yang harus kita pelihara dan kita tingkatkan !

Dalam menghadapi masa-masa yang penuh dengan penderitaan, sakit penyakit dan kelemahan yang penuh dengan kekuatiran serta gejolak, kita dapat memaklumi dan memahami rasa takut dan kuatir, kepanikan dan bahkan lemahnya IMAN para murid-murid Yesus yang terjebak ditengah badai yang mengamuk & dahsyat saat itu.

Seperti para murid, kitapun harus segera berpaling kepada Yesus, sebab Dia lah jangkar dan pemandu serta penyembuh “lautan penyakit” kita yang menggelora.  Sebab hanya Dia lah andalan kita !

Bapa, ketika badai penyakit itu mengamuk, kumohon redakanlah rasa sakit dan kepanikan didalam hatiku, sembuhkan aku dari segala penyakit dan kelemahan dan usirlah mereka saat ini juga. Amien!

Dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang. Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka - Mazmur 107:29-30

By Eddy Tanribra Gandranata

Previous
Next Post »