Truk Sampah

Pada suatu hari, aku naik taksi untuk pergi ke airport. Kami melaju di jalur kanan, ketika tiba-tiba sebuah sedan berwarna hitam keluar dengan mendadak dari sebuah tempat parkir tepat di depan kita. Sopir taksiku menginjak rem dengan sekuat tenaga, mobilnya kemudian selip dan nyaris menabrak sebuah mobil lainnya dengan selisih beberapa inci saja. Pengendara mobil itu memalingkan kepalanya kepada kita dan mulai berteriak dengan amat marah. Sopir taksiku hanya tersenyum dan melambai kepada orang yang sedang marah itu. Kelihatannya ia memang seorang yang ramah.

Kemudian aku bertanya, “Mengapa kamu melakukan itu? Orang itu nyaris menghancurkan mobilmu dan membawa kita berdua ke rumah sakit!”

Pada saat itulah sopir taksiku mengajarku yang aku namakan “Hukum Truk Sampah”

Ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah. Mereka mengendarai truk dengan muatan penuh sampah, penuh dengan kekecewaan, penuh amarah dan penuh dengan penyesalan. Dan kalau muatan sampah mereka sudah amat penuh, mereka membutuhkan suatu tempat untuk membuang muatan sampah itu, sehingga kadang-kadang mereka membuangnya di dirimu. Karena itu, janganlah menganggap semua itu secara pribadi. Melainkan hanya tersenyumlah, berharaplah semoga mereka baik-baik saja dan lanjutkanlah perjalananmu. Janganlah sekali-kali mengambil sampah mereka untuk dibuang kepada orang lain di pekerjaan, di rumah atau di jalanan.

Yang hakiki adalah, bahwa orang-orang yang berhasil, tidak membiarkan truk sampah itu menguasai dirinya. Hidup ini terlalu singkat untuk bangun dari tidur dengan rasa menyesal, maka “kasihilah orang lain yang membenarkan kamu, dan berdoalah bagi mereka yang tidak.”

Previous
Next Post »