Hangatkan Hatinya

Bacaan Setahun : Yehezkiel 46-48
Nats : "Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya (Kejadian 50:21)

Bacaan : Kejadian 50:15-21

Orang yang merasa bersalah, biasanya juga takut. Pernahkah Anda dikejar-kejar oleh dua perasaan yang saling terkait ini? Sebuah tindakan jahat di masa lalu bisa terus tersimpan di ingatan pelakunya, kecuali si pelaku sudah berhati batu. Jika hati Anda lembut, rasa bersalah itu akan terus menghantui dan membuat hidup tidak tenang. Itulah yang terjadi pada saudara-saudara Yusuf.

Mereka sangat menyadari kesalahan mereka di masa lalu. Maka, ketika Yakub meninggal, mereka kembali dihinggapi ketakutan, bahwa Yusuf akan membalas kejahatan mereka dan tidak lagi bersikap baik kepada mereka. Maka, setelah tujuh belas tahun hidup bersama di Mesir, mereka kembali memohon pengampunan Yusuf atas kesalahan mereka di masa lalu.

Bahkan mereka menyatakan bersedia menjadi budak Yusuf. Bagaimana sikap Yusuf? Yusuf menunjukkan bahwa sikapnya tetap sama; baik semasa Yakub masih hidup maupun setelah Yakub tiada. Yusuf memang tak lupa pada kejahatan mereka dulu. Namun, Yusuf telah menemukan makna peristiwa masa lalu itu; yakni agar ia dapat memelihara hidup suatu bangsa yang besar (ayat 20). Jadi, ia melegakan hati saudara-saudaranya dengan berkata: "Jangan takut". Sikap, kata, refleksi, dan tindakan Yusuf menenangkan dan menghibur hati mereka.

Bagi Anda yang dirundung ketakutan karena rasa bersalah, sungguh menenangkan hati jika Anda segera menuntaskannya. Bagi Anda yang berada di posisi seperti Yusuf, janganlah menunda untuk melegakan hati orang yang datang kepada Anda dengan rasa takut dan sesal. Segera hangatkan hatinya dengan pengampunan dan harapan baru --DKL

CINTA DAN PENGAMPUNAN YANG SEJATI
SANGGUP MENGHANGATKAN KEBEKUAN HATI

Sabda.org

Previous
Next Post »