Kasih Pasti Lemah Lembut

Sebentar lagi, Panurata mau ulang tahun. Jerawati bingung mau memberi hadiah istimewa untuk Panurata.

“Duh duh, siang-siang begini kok sudah melamun, Neng!”, tanya Panurata memecah kesunyian siang itu, lewat depan rumahnya. Jerawati sedang duduk di teras sambil memegang buku. “Yeee...ngapain usil banget sih, aku mau melamun atau tidak, emang penting buatmu?”, sahut Jerawati dengan bibirnya yang merah plus manyun.

“Kesempatan nih”, batin Panurata, "Yeee… dikomentari begitu sudah marah nih yeee… Omong-omong nih, aku duduk sini ya, boleh kan?”, rayu Panurata.

Jerawati cuma menjawab, “Ehmmm… emang aku buka kantor perizinan duduk apa, kok tanya boleh apa nggak! Kamu mau duduk di kursi ya silakan, mau berdiri juga terserah, mau melantai, terima kasih, aku jadi nggak susah ngepel lagi!”

Panurata langsung tertawa ngikik."Ha ha ha ha ha......ternyata ternyata...dirimu juthek begitu masih sempet melawak ya....Thanks ya...aku duduk di lantai aja deh...!!"

Kata Jerawati, "Bagus gitu dong, sekali kali gitu, pria duduk di bawah, perempuan duduk di atas!!"

Panurata menimpali, "Itu namanya balas dendam, iya kan..emang penting ya duduk di atas atau di lantai?"

Jerawati mulai esmosi, "Yeee...ya pentinglah.. .biar jelas identitasnya. ..duduk di atas itu orang terhormat, duduk di lantai itu orang terhormat juga...tapi. ..!!"

Panurata dengan tenangnya menyahut, "Yeee...ikut ikutan nih buat kalimat nggak selesai...! Tapi apa coba....Duduk di lantai itu terhormat..tapi lebih terhormat orang yang duduk di atas gitu kan maksudnya... ?"

Sambil tersenyum Jerawati mengiyakan, "Nah tuh dah tahu.....tanya lagi...! Huuu...jadi sadar diri dong, kalau dirimu itu lebih rendah daripada diriku!"

Panurata lalu kelihatan cemberut, "Jeng, tega nian....dirimu bilang begitu? Apakah kata kata itu keluar dari hatimu sejujurnya?"

Jerawati terdiam mendengarkan pertanyaan gugatan Panurata, batinnya, "Aku sebenarnya tidak mau mengatakan begitu, tapi rasanya kalau nggak mengatakan diriku lebih tinggi statusku, dia kurang ajar!"

Panurata lalu melanjutkan, "Jeng, kalau memang kata kata itu benar dari hati kecilmu, aku hanya bisa bilang, terima kasih atas kejujuranmu!"

Jerawati hanya terdiam mendengarkan kata kata Panurata. Jerawati mulai gelisah, "Aku tidak sebenarnya tidak berniat untuk sekejam itu merendahkan Panurata, tapi kenapa aku tidak bisa mengatasi ini!"

Panurata terdiam, merasa diri tidak berharga lagi di depan Jerawati. Panurata lalu pamit pulang.. "Jeng, aku pulang ya...!" Jerawati berdiri tanpa kata, hanya menganggukkan kepala, saat Panurata pulang, dan membiarkan Panurata pulang tanpa di antar sampai pintu gerbang. Saat itu jam sudah menunjukkan jam 20.00.

Sekitar jam 22.00, Judesanti menelpon Jerawati, "Jeng, apa kabar?" Jerawati kaget setengah mati, dikira Panurata yang telp. "Tumben, telp aku! katanya!" Judesanti pun menyahut, "Aku pingin nge-check nih, ringtoneku sudah bisa online apa belum. Coba ya kamu telp ke HPku, nanti dengerin ya ringtonenya. .bagus lho..Jerawati penuh semangat check ringtone HP Judesanti. Jerawati semangat karena dia selalu bersaing dengan Judesanti soal ringtone itu. Jari jempol kanan Jerawati langsung pencet "keypad" HP Nokianya. Tidak lama kemudian terdengarlah ringtone, "Kasih pasti lemah lembut Kasih pasti memaafkan, Kasih pasti murah hati, Kasih-Mu, kasih-Mu Tuhan"

Tidak lama kemudian, Jerawati kaget namun juga terharu, "Dhuuuh....nyesel aku...sudah melukai hati sahabatku, Panurata!"

Tanpa terasa air matanya pun mengalir di pipinya. Judesanti telp lagi, "Gimana, bagus kan?"

Jerawati menjawab sambil terbata bata, "Iya bagus, Neng! Makasih banyak ya...!"

Judesanti heran, "Lhoh kok, jadi menangis, kenapa?"

Jawab Jerawati, "Iya aku terharu, ringtonemu pas banget mengingatkan aku! Aku lagi ada masalah! Mungkin ringtone ini bisa jadi jawabannya!"

Judesanti lalu menggoda, "Ehemmm, habis bertengkar ya?”

Sahut Jerawati, "Iya sih, makasih ya, aku mau minta maaf ama seseorang!"

Judesanti malah penasaran, "Aduh seseorang, someone special ya?"

Jerawati lalu mulai senyum, "Iya"

Judesanti lalu menimpali, "Uhuy, boleh dong, tapi martabak special, pakai telur n daging cincang atau?"

Jerawati, "Ah ada ada saja, someone special kok disamakan martabak special, ehmm… Thanks ya, San!"

Judesanti pun memaklumi, "Iya deh, selamat ya!"

Jerawati pun pamitan, "Iya sama sama, San, bye!!"

Esok pagi pagi, menjelang hari Rabu, tidak biasanya Jerawati pergi ke toko, sekitar jam 8 mampir sebentar di rumah Panurata. "Thok thok thok...!!"

Jerawati mengetuk pintu. "Iya, sebentar.." teriak Panurata dari dalam rumah. Jerawati langsung menyapa saat pintu dibuka, "Mas, sehat kan?" Panurata masih terkejut, "Iya ya aku sehat, kenapa kok tumben, Jeng. Ada apa? Bukankah aku ini orang rendahan, Jeng kan orang yang tinggi statusnya, nggak pantes kan ke sini. Akang yang mestinya ke rumah Jeng!"

Jerawati tersenyum, "Iya, aku mau mencabut kata kata itu kemarin, aku salah, sudah melukai hatimu dan merendahkan dirimu. Aku mau minta maaf pagi ini. Boleh kan?"

Panurata masih terperangah, "Iya Jeng, Akang memaafkan. Makasih banyak ya!"

Jerawati lalu menyahut, "Iya mulai sekarang, aku tidak akan lagi menganggapmu rendah, Akang tetap sama sederajat denganku! Semalam aku dengar ringtone bagus, seperti ini, (sambil Jerawati menyanyi), " Kasih pasti lemah lembut Kasih pasti memaafkan, Kasih pasti murah hati, Kasih-Mu, kasih-Mu Tuhan"

Panurata tak kuasa menahan rasa harunya juga, "Iya Jeng, makasih ya, suaramu bagus!"

Jerawati menimpali, "Hari ini, hari ulang tahunmu kan?" Panurata menganggukkan kepala, "Iya, dan kehadiranmu menjadi hadiah yang terindah dan mengejutkan buatku di pagi ini!"

Jerawati tersipu malu malu, sambil menepuk bahu dan menyalami tangan Panurata, Jerawati berucap, "Selamat ulang tahun ya Mas! Syukurlah kehadiranku menjadi hadiah untukmu."

Panurata lalu membalas, "Iya makasih ya Jeng, makasih banyak, hatiku jadi tenang, karena apa adanya diriku akhirnya kamu mau menerima"

Jerawatipun berujar, "Iya Mas, sama sama! Aku tidak akan mengulangi lagi kok, juga pada orang lain!"

Panurata lalu menyahut lagi, "Jeng, tapi boleh nggak aku minta satu lagi hadiah?"

Dengan senyum, Jerawati menyahut, "Iya boleh, pastinya gitu! Mau minta hadiah apa lagii?"

Dengan gaya tenang, dan sok bijak, menawar, "Boleh nggak kalau dirimu penting buatku?"

Jerawati lalu membalas, "Iya boleh, dong, kamu penting buatku, tapi kalau suatu saat aku tidak penting buatmu, jangan memaksakan dirimu ya!”

Panurata berujar, "Aku tetap memperlakukan dirimu penting buatku, biar aku bisa tetap minta dimasakin rujak cingur he he he!"

Jerawati mengiyakan, "Ehmm begitu, boleh boleh, aku siap deh masakin buat tetangga istimewa tapi jangan lupa ya honornya…!"

Panurata pun tersenyum, "Iya boleh, honor gratis apa honor uang neh?"

Sahut Jerawati, "Maksud loe???"

Jam sudah menunjukkan jam 9.30 pagi. Jerawati lalu pamit untuk pergi ke toko, "Okey deh, aku pulang dulu ya, makasih banyak!"

Panurata pun menyahut, "Sama sama Jeng, jangan kapok ya main lagi"

Jerawati diantar Panurata ke depan pintu gerbang halaman rumahnya! Panurata pun tersenyum lega, batinnya "Untung ada Judesanti dan ada ringtone Kasih itu Judesanti itu galak tapi ternyata malah tanpa disengaja bisa mencairkan kebekuanku dengan Jerawati. Coba kalau nggak ada Judesanti ya”

Panurata lalu pergi beres-beres rumah, karena hari ini ada banyak teman temannya mau datang untuk merayakan ulang tahunnya.

Previous
Next Post »