Seandainya Allah Tidak Ada

Anak itu masih kecil. Seusai sekolah Minggu, ia dengan santai berjalan pulang sambil menikmati keindahan alam di sekitarnya.

Dengan sepatunya ia mencari-cari di antara rumput dan menemukan seekor ulat berbulu. Kemudian ia menemukan sebuah kaleng susu yang sudah kosong dan menggunakannya sebagai sebuah bola untuk ditendang-tendang.

Sebuah sarang burung di atas pohon tinggi merupakan sesuatu mujizat bagi matanya yang selalu bergairah untuk mengamati segala sesuatu yang ajaib dan indah dari Tuhan.

Seorang tetangga mengamati anak itu yang berjalan kian-kemari tanpa tujuan dan menanyakan apa yang sedang ia kerjakan?
Anak itu menjawab, “Aku baru kembali dari Sekolah Minggu,” jawabnya. Sementara membalikkan seonggok rumput dengan sepatunya. Ia memungut seekor cacing dan mengatakan, “Aku belajar begitu banyak sekali dari Tuhan.”

“Wah, bagus itu,” kata tetangganya. “Namun, katakanlah Allah itu dimana, dan aku akan memberimu sedikit uang yang baru.”

Anak yang ternyata cukup cerdas itu menjawab langsung dan pasti, “Dan Pak, bila Bapak bisa menunjukkan di mana Allah tidak ada, aku akan memberi Bapak uang satu dollar!”

Previous
Next Post »