Jaguar Driver

Dave, seorang eksekutif muda yang sukses sedang menyusuri jalan menuju rumahnya mengendarai jaguar barunya. Ia memperhatikan seorang anak yang terlihat diantara mobil-mobil yang parkir di tepi jalan. Sedikit mengurangi kecepatan mobilnya, kemudian Dave kembali tancap gas.

Waktu mobilnya lewat, tiba-tiba ia dikejutkan dengan bunyi keras. Brakk! Sebuah batu menghatam sisi samping mobil barunya. Dave segera menginjak rem dan mundur ke belakang, ke tempat lemparan batu tadi berasal. Dengan marah ia turun dari mobilnya, memeriksanya dan berteriak! "Siapa yang melakukannya?"

Kemudian muncul seorang anak dari antara mobil-mobil yang parkir di tepi jalan. Ia nampak pucat pasi. Segera setelah Dave menarik baju anak itu dan membawanya ke samping mobil dengan menunjukkan tangannya ke arah cat mobil yang rusak. "Siapa kamu? Tahukan apa yang baru saja kamu lakukan? Tahu ngga berapa harga mobil ini? Mengapa kamu melakukannya?"

Anak itu benar-benar ketakutkan. Dengan pucat pasi, air matanya mulai menetes di pipinya. Anak itu meminta maaf.

"Tuan, maafkan aku. Aku sungguh-sungguh menyesal, tapi aku tidak tahu lagi harus berbuat apa.."

Kembali dia terisak dengan ketakutkan. "Aku melempar batu tadi karena tidak ada orang yang mau berhenti.."

Dengan tangan yang gemetar, ia menunjuk ke arah belakang mobil yang sedang parkir. "Kakakku ada disana dan dia terjatuh dari kursi rodanya, aku tidak kuat mengangkatnya, kasihan dia.."

Dengan memohon anak itu meminta Dave untuk menolong kakaknya. "Kakakku terluka dan ia terlalu berat, maukah Tuan menolongnya?"

Dave menelan ludah dan serasa tercekik tak bisa berkata apa-apa. Air matanya segera ia sembunyikan dari anak itu secepat ia menolong kakaknya. "Terima kasih, Tuhan memberkati," kata kakak bocah itu. Dave masih tidak bisa berkata apa-apa, ia begitu terharu. Dengan lambat, ia kembali lagi ke mobil barunya. Kerusakannya memang parah, tapi Dave tidak mempersoalkannya. Ia baru saja belajar sesuatu yang berharga.

"Jangan melalui hidup terlalu cepat, sampai seseorang harus melempar batu untuk mendapatkan perhatianmu."

Bagaimana dengan hidupmu? Apakah kamu lebih kuatir dengan yang kamu pakai daripada hidupmu sendiri? Apakah kamu lebih mengasihi yang kamu pakai daripada hidupmu sendiri? Apakah kamu lebih mengasihi yang kamu pakai dari pada orang lain? Kedatangan-Nya adalah bukti karena Ia lebih mengasihi kita daripada apapun juga.

Previous
Next Post »