Georges Leopold Cuvier

Georges Leopold Cuvier lahir tanggal 23 Agustus 1769 di Montbeliard, Jerman. Keluarganya adalah penganut agama Kristen Lutheran yang taat. Pendidikannya ditempuh di Montbeliard lalu dilanjutkan di Akademi Caroline, Suttgard. Ia mempelajari tanaman dan hewan invertebrata pada waktu luangnya. Georges Cuvier menikah dengan Anne Marie Coquet de Trazaille, tahun 1804. Ia meninggal di Paris tanggal 13 Mei 1832 karena wabah kolera.

Menurut Cuvier, ciri-ciri anatomi yang membedakan kelompok hewan membuktikan bahwa spesies tidak berubah sejak masa Kejadian. Hewa-hewan diciptakan dalam kelompok yang berbeda dan tetap. Meskipun ita tahu bahwa "spesies" tidak harus diartikan persis sama dengan "jenis" makhluk yang disebutkan dalam Kitab Kejadian.

Melalui berbagai penelitian yang dilakukannya secara pribadi, Cuvier meyakini bahwa lenyapnya berbagai jenis hewan adalah karena kepunahan, bukan evolusi. Cuvier mengatakan, "Jika spesies memang berevolusi, seharusnya ada jejaknya. Antara (fosil) paleotherium dan spesies yang ada sekarang seharusnya ada bentuk antara : tapi ini tidak pernah ada."

Para ilmuwan anatomi kadang menemukan organ-organ yang fungsinya tidak diketahui (vestigal). Namun Cuvier menganggap organ-organ vestigal sebagai organ berguna yang masih belum diketahui fungsinya. Temuan ilmiah akhir-akhir ini membenarkan keyakinannya. Misalnya, ujung tulang belakang manusia (tulang ekor), dulu dianggap sebagai sisa evolusi dari ekor monyet. Ternyata tulang itu adalah titik kaitan penting bagi otot-otot penopang tubuh dan isi perut kita. Seratus delapan puluh organ lain yang dulu dianggap tidak berguna, sekarang diketahui mempunyai fungsi penting bagi tubuh manusia.

Selain itu Cuvier juga meyakini bahwa Kitab Kejadian merupakan sumber daya yang akurat tentang peristiwa alam yang terjadi pada masa lampau. Bencana alam, seperti pergeseran lapisan tanah dan banjir, di yakini telah menghancurkan spesies tertentu dan memberi bentuk yang sekarang pada bumi. Dan air bah zaman Nuh merupakan kejadian yang paling revolusioner. Alkitab tidak menuliskan bencana lain yang lebih besar daripada air bah zaman Nuh.

Renungan Pagi

Previous
Next Post »