Amanat Agung

"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:18-20)

Bagian Satu : Sasaran Pelayanan

Kutipan di atas adalah deretan kalimat terakhir dari Injil Matius, yang juga kalimat-kalimat amanat terakhir Tuhan Yesus di dunia. Juga merupakan kalimat-kalimat awal dari pergerakan para murid, dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke seluruh dunia sebagaimana direkam dalam catatan Kisah Para Rasul dan sejarah gereja. Biji sesawi yang mulai ditaburkan, tumbuh dan berkembang, yang sampai sekarang telah menjadi pohon yang besar.

Amanat ini disebut sebagai Amanat Agung (The Great Commission) karena besarnya otoritas yang memerintahkannya (segala kuasa di surga dan di bumi), luasnya lingkup yang dicakup yaitu semua bangsa, tingginya standar yang dicapai (murid Kristus), menyeluruhnya proses yang dikerjakan (baptis, ajar segala sesuatu yang diperintahkan, pergi), panjangnya janji penyertaan yang mengikutinya (sampai kepada akhir zaman). Adakah amanat yang lebih besar dari Amanat Agung ini?

Apapun yang kita kerjakan dalam pelayanan, bidang apapun yang kita tekuni, siapapun yang kita layani perlu selalu terkonteks dan perlu dievaluasi kena-mengenanya dengan terang amanat ini. Tulisan ini mengajak Saudara yang melayani Tuhan untuk lebih memahami tuntutannya dan relevansinya dalam pelayanan.

Sesuai struktur tata bahasa aslinya (Yunani), kalimat induk dalam amanat ini adalah "Jadikanlah semua bangsa murid-Ku". Disini kita sedang berhadapan dengan standar kuantitas dan kualitas hasil pelayanan yang diinginkan Tuhan Yesus bagi kita. Kuantitas merujuk pada berapa murid yang dihasilkan. Kualitas merujuk pada bagaimana murid yang dihasilkan.


Sasaran Kuantitas : Semua Bangsa

Sasaran Tuhan Yesus tidak kurang dari mencapai semua bangsa. Kata bahasa asli (Yunani) yang diterjemahkan sebagai "bangsa" dalam di sini adalah ethne. Dari akar kata ini kita memperoleh kata ethnic dalam bahasa Inggris atau etnis dalam bahasa Indonesia. Kata ethne berarti secara literal sebagai suku bangsa, kaum, atau kelompok orang (people group).

Begitu besar kasih Allah akan dunia ini (Yohanes 3:16) dan tidak ingin ada seorang pun binasa (2 Petrus 3:9). Kita dipanggil untuk menjadi garam dan terang di dunia yang tawar. membusuk dan gelap (Matius 5:13-16). Kita bukan dari dunia, tetapi tidak diambil dari dunia melainkan diutus ke dalam dunia, sebagaimana Kristus telah diutus ke dalam dunia (Yohanes 17:14-21). Kita diberi teladan untuk menjadi hamba dari semua orang Yahudi, orang di bawah Taurat, orang di luar Taurat, orang lemah, dan sebagainya. Supaya dapat memenangkan sebanyak mungkin orang (1 Korintus 9:19-23). Hingga pada kesudahan zaman nanti didapat orang-orang dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa menyembah Tuhan (Wahyu 7:9-17).

Perhatikan implikasinya : Sasaran akhir pelayanan tidaklah berhenti pada pertobatan ataupun bahkan pertumbuhan, tetapi ketika pelayanan itu menghasilkan murid-murid Kristus yang pergi memenuhi tempat dan panggilannya di dalam dunia untuk membawa orang-orang memuliakan Tuhan!


Sasaran Kualitas : Murid Kristus

Tuhan Yesus bukan hanya mendefinisikan kemana kita pergi, melainkan juga apa yang haris kita hasilkan di sana. Dia menghendaki kuantitas yang berkualitas, dengan ciri seorang murid Kristus. Siapakan murid Kristus?

Murid Kristus yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang menjadi pelajar dan pengikut Kristus, yang hidupnya mencerminkan pengajaran dan kehidupan Kristus. Bagian-bagian lain dalam Alkitab menegaskan sasaran kualitas pertumbuhan yang sama melalui ungkapan "menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya" (Roma 8:29), "diubah serupa dengan gambar-Nya" (2 Korintus 3:18), "mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus" (Efesus 4:13).

Tuhan Yesus tidak hanya mengumpulkan orang banyak yang hanya akan menjadi khalayak ramai. Dia menghendaki agar mereka menjadi murid-Nya yang serupa dengan Dia, dan mereka kemudian diutus untuk menjadikan orang lain lagi serupa dengan Dia. Pelipatgandaan ini terus mengembang kepada semakin banyak orang. Pada masa kini ada banyak penekanan pada penyelenggaraan kegiatan dan pertemuan, namun kurang memberi perhatian pada terjadinya pertumbuhan pribadi. Banyak aktivitas, tetapi kurang produktivitas; banyak pelayanan yang efisien (melakukan dengan benar), tetapi kurang efektif (melakukan yang benar).

Robert E. Coleman (The Masterplan Of Evangelization) menyatakan bahwa pemuridan berarti bahwa setiap petobat baru diberi seorang teman kristiani untuk membimbing dia sampai pada tahap dimana ia juga bertumbuh dewasa dan dapat membimbing orang lain. Si pembimbing harus bersekutu dengannya secara teratur dalam jangka waktu yang lama, mempelajari Alkitab dan berdoa bersama, menjawab pertanyaan-pertanyaan, menjelaskan kebenaran-kebenaran, dan bersama-sama menolong orang lain.


Bagian Dua : Strategi Pelayanan

Misi pelayanan diamanatkan. Pergi ke semua bangsa untuk menghasilkan murid Kristus. Otoritas pemberi amanat dinyatakan. Segala kuasa di surga dan di bumi. Jaminan penyertaan dalam melaksanakan amanat diberikan. Sampai kepada akhir zaman. Amanat agung. Strategi apa yang perlu ditempuh untuk menunaikannya?

Kalimat utama "Jadikanlah semua bangsa murid-Ku" merupakan satu amanat dengan tiga karakteristik, sebagaimana diketahui dari tiga kata kerja dalam anak kalimat yang menerangkannya : baptislah, ajarlah, pergilah. Amanat Agung dalam Matius 28:18-20 ini berbicara tentang suatu proses transformasi. Proses untuk menjadikan seorang murid Kristus terdiri dari membagikan kabar baik (baptislah sebagai tanda dari pengalaman pertobatan), membina iman mereka (ajarlah), dan mengutus mereka kembali (pergilah). Murid yang diutus pergi ini kemudian memulai lingkaran proses penginjilan, pembinaan, dan pengutusan tersebut. Demikianlah mereka berlipatganda.

Dalam konteks pelayanan, proses transformasi menjadi murid Kristus tersebut dapat diterjemahkan sebagai sasaran bertahap :

  • Penjangkauan dan penginjilan kepada orang-orang yang belum percaya untuk menghasilkan orang yang terbuka terhadap injil dan petobat baru.
  • Pembinaan dan pemberian perlengkapan kepada petobat baru untuk menghasilkan murid yang bertumbuh dan melayani.
  • Pengutusan dan Pelipatgandaan kepada murid yang bertumbuh dan melayani untuk menghasilkan murid yang bermisi dan melipatganda.

Pola pemuridan ini bukan hanya dinyatakan secara verbal oleh Tuhan Yesus dalam Amanat Agung, melainkan juga ditunjukkan secara aktual dalam pelayanan-Nya. Yesus memiliki strategi yang sangat intensional dan spesifik dalam mengembangkan seseorang. Dalam kurun waktu pelayanan sekitar 36 bulan, Dia mentransformasikan hidup kepada murid-murid-Nya, yang selanjutnya pada waktunya mereka juga memengaruhi dunia bagi Tuhan. Gereja dan persekutuan dapat meningkatkan kemampuan untuk membangun orang-orang dan memenuhi misi Tuhan dengan memahami strategi Kristus ini.

Setelah mengamati, menganalisis, dan merefleksikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pelayanan dan gereja, serta pemecahan-pemecahan menyeluruh yang ditawarkan oleh beberapa pendekatan, dapat disimpulkan bahwa secara mendasar semua masalah tersebut disebabkan karena kurang dimilikinya pola pelayanan yang tepat. Pembentukan kualitas murid Kristus yang menjalankan misinya ini tidak dapat diasumsikan akan terjdi dengan sendirinya. Adanya berbagai kegiatan dan pertemuan kerohanian tidak menunjukkan bahwa gereja atau persekutuan tersebut sedang membangun murid Kristus. Kita telah mengondisikan orang untuk mempercayai bahwa seorang murid adalah seseorang yang setia mengikuti suatu kegiatan kerohanian, bukannya seseorang pelajar dan pengikut Krsitus yang mencerminkan karakter, nilai-nilai, dan gaya hidup-Nya, serta secara aktif berusaha membangun karakteristik tersebut pada orang lain. Jika kita mendefinisikan seorang murid sebagai seseorang yang dengan setia mengikuti kegiatan-kegiatan yang kita selenggarakan, yang kita dapatkan adalah penonton-penonton.

Secara ringkas, inilah tujuan dari pelayanan : menolong proses transformasi seorang murid Kristus yang hidupnya mencerminkan pengajaran dan kehidupan Kristus (kualitas : murid Kristus) yang secara aktif berusaha menjadikan orang lain murid Kristus di mana pun dia berada dan diutus (kuantitas : semua ethne), yang dikerjakan melalui usaha penjangkauan dan penginjilan, pembinaan dan pemberian perlengkapan, serta pengutusan dan pelipatgandaan.

Selamat mengemban Amanat-Nya! Tuhan Yesus Memberkati!

Oleh : Johan Setiawan

Sumber : Renungan Harian Edisi Juni 2008

Previous
Next Post »